Muslim tapi Keturunan Bani Israel

Pertanyaan  

Assalamualaikum ustadz, kakek buyut saya seorang yahudi mizrahi beliau berasal dari Yaman. Beliau memeluk Islam sebelum menikah namun masih mengajarkan mengenai budaya Bani Israel ke anak cucu nya hingga beliau wafat. Dan sampai detik ini kami masih turut memperingati yom kippur yakni hari raya Bani Israel. Bagaimana hukumnya dengan tradisi keluarga kami tersebut? Apakah benar keturunan Bani Israel adalah orang orang yang akan menjadi pengikut dajjal?

 

Jawaban
Ustadz Farid Nu'man, SS

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Semoga Allah Ta’ala memberikan keistiqamahan kepada kita semua

Tentang bagaimana menyikapi masalah hari raya Bani Israel, yang tentunya di dalamnya ada unsur ideologi tertentu dari mereka, maka Islam melarangnya kita ikut-ikutan melakukannya.

Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berikut:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ: ” إِنَّ اللهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْفِطْرِ، وَيَوْمَ النَّحْرِ

Anas bercerita: Saat Rasulullah  ﷺ sampai ke Madinah orang-orang Madinah punya dua hari (raya) yang biasa mereka bersenang-senang di masa Jahiliyah. Maka, Rasulullah bersabda: “Allah telah ganti untuk kalian dengan hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari Idul Fitri dan hari Penyembelihan (Idul Adha).”

(HR. Ahmad no. 12006, Syaikh Syu’aib al Arnauth: shahih. Ta’liq Musnad Ahmad, 19/65)

Nah, masing masing kaum, umat beragama, ada hari rayanya masing-masing maka cukuplah umat Islam dengan hari rayanya yang begitu banyak.

Dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا، وَإِنَّ عِيدَنَا هَذَا اليَوْمُ

Sesungguhnya setiap kaum ada hari rayanya, dan sesungguhnya hari raya kita adalah hari ini.

(HR. Bukhari no. 3931. Aisyah Radhiallahu Anha menceritakan bahwa ucapan nabi ini terjadi saat Idul Fitri atau Idul Adha)

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah tentang mengucapkan selamat hari raya agama lain:

وأما التهنئة بشعائر الكفر المختصة به فحرام بالاتفاق مثل أن يهنئهم بأعيادهم وصومهم فيقول عيد مبارك عليك أو تهنأ بهذا العيد ونحوه فهذا إن سلم قائله من الكفر فهو من المحرمات وهو بمنزلة أن يهنئه بسجوده للصليب بل ذلك أعظم إثما عند الله وأشد مقتا من التهنئة بشرب الخمر وقتل النفس وارتكاب الفرج الحرام ونحوه. وكثير ممن لا قدر للدين عنده يقع في ذلك ولا يدري قبح ما فعل فمن هنأ عبدا بمعصية أو بدعة أو كفر فقد تعرض لمقت الله وسخطه

“Adapun memberi ucapan selamat (tahniah) pada syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, imlek, waisak, dll. pen) adalah  hal  yang diharamkan berdasarkan  kesepakatan  kaum muslimin.  Misalnya memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan yang semacamnya.  Jika memang orang yang mengucapkan itu bisa selamat dari kekafiran, namun  itu termasuk dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan itu lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dimurkai   Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut, dan dia tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia  layak mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.” (Imam Ibnul Qayyim, Ahkam Ahlu Adz Dzimmah, Hal. 162)

Ada pun Bani Israel yang menjadi pengikut Dajjal adalah yang bukan lagi ahlut tauhid (Islam), di mana mereka masih mengikuti agama lama mereka. Ada pun yang sudah Islam maka dia menjadi muslim sebagaimana muslim lainnya.

Demikian. Wallahu a’lam