Bolehkah Ruqyah Ditentukan Tarifnya?

Pertanyaan  

Apakah ruqyah dengan menentukan tarif itu bisa di bilang ruqyah syar’i?

Jawaban
Ustadz Farid Nu'man, SS

Bismillahirrahmanirrahim..

Ruqyah syar’iyyah itu ruqyah (jampi/mantera) yang berasal dari ayat-ayat Al Quran dan doa-doa dalam sunnah. Syar’iy atau tidak, bukan karena adanya tarif bayaran atau tidak. Itu terkait keikhlasan dan profesionalitas.

Upah ruqyah sendiri boleh menurut mayoritas ulama.

Dari Abu Sa’id Al Khudriy Radhiallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ

Sesungguhnya yang paling berhak kalian ambil upahnya adalah dari (mengajar) Kitabullah. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Imam An Nawawi Rahimahullah dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim memasukkan hadits ini dalam Bab:

 باب جواز أخذ الأجرة على الرقية بالقرآن والأذكار

“Bab Bolehnya Mengambil Upah dari Meruqyah dengan Al Quran dan Dzikir”

 

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

هذا تصريح بجواز أخذ الأجرة على الرقية ، بالفاتحة ، والذِّكر , وأنها حلال لا كراهة فيها , وكذا الأجرة على تعليم القرآن , وهذا مذهب الشافعي ، ومالك ، وأحمد ، وإسحاق ، وأبي ثور ، وآخرين من السلف , ومَن بعدهم .

“Ini merupakan penjelasan atas kebolehan mengambil upah dari meruqyah dengan Al Fatihah, dzikir, hal itu halal tidak makruh, begitu pula mengambil upah dari mengajarkan Al Quran, inilah madzhab Syafi’iy, Malik, Ahmad, Ishaq,  Abu Tsaur, dan kalangan salaf lainnya setelah mereka.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 14/188)

 

Sementara para ulama di Al Lajnah Ad Daimah, Kerajaan Arab Saudi:

“يجوز لك أن تأخذ أجراً على تعليم القرآن ؛ فإن النبي صلى الله عليه وسلم زوَّج رجلا امرأة بتعليمه إياها ما معه من القرآن ، وكان ذلك صداقها ، وأخذ الصحابي أجرة على شفاء مريض كافر بسبب رقيته إياه بفاتحة الكتاب ، وقال في ذلك النبي صلى الله عليه وسلم : ( إن أحق ما أخذتم عليه أجرا كتاب الله ) أخرجه البخاري ومسلم ، وإنما المحظور : أخذ الأجرة على نفس تلاوة القرآن ، وسؤال الناس بقراءته” انتهى .

Boleh bagimu mengambil upah dari mengajarkan Al Quran. Karena Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahkan seorang laki-laki dengan seorang wanita, laki-laki itu mengajarkan wanita tsb Al Quran yang dia hapal, dan itu sebagai maharnya. Para sahabat juga mengambil upah dari mengobati penyakit orang kafir dengan cara meruqyahnya dengan Al Fatihah. Dalam hal ini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: Sesungguhnya yang paling berhak kalian ambil upahnya adalah dari (mengajar) Kitabullah. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sesungguhnya yang terlarang itu hanyalah memgambil upah dari semata-mata membaca Al Quran, dan meminta-minta  kepada manusia dengan membacanya. (Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 15/96)

Ada pun membuat tarif, hal ini masih tabu dan tidak enak didengar. Ahsannya diberikan kebebasan kepada pasiennya. Walau dalam dunia profesi dan tuntutan profesionalitas  menentukan tarif itu hal biasa dan bukan tabu. Demikian.

Wallahu A’lam.