Hukum Memproduksi Makanan Untuk Babi

Pertanyaan  

Assalamau alaikum, bagaimana hukum memproduksi makanan untuk babi. Boleh tidak?

Jawaban
Ustadz Farid Nu'man, SS

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan janganlah saling bantu dalam dosa dan pelanggaran.

(QS. Al Maidah: 2)

Ayat ini melarang kita bekerjsama dalam dosa dan pelanggaran. Salah satunya adalah menyuburkan produksi makanan, minuman, yang Allah Ta’ala haramkan. Babi tentu salah satunya. Maka, sengaja memasok makanan buat babi sama juga kita menyuburkan usaha itu.

Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan:

إذا أعان الرجل على معصية الله كان آثما ؛ لأنه أعان على الإثم والعدوان ، ولهذا لعن النبي صلى الله عليه وسلم الخمر وعاصرها ومعتصرها ، وحاملها والمحمولة إليه ، وبائعها ومشتريها وساقيها وشاربها وآكل ثمنها ، وأكثر هؤلاء كالعاصر والحامل والساقي إنما هم يعاونون على شربها ؛ ولهذا ينهى عن بيع السلاح لمن يقاتل به قتالا محرما كقتال المسلمين والقتال في الفتنة

Jika seseorg membantu orang lain dalam maksiat kepada Allah maka dia berdosa, sebab dia membantu dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ melaknat minuman keras, pembuatnya, orang yang dibuatkan, pengantarnya, orang yang menerima, yang membeli, yang menjual, yang menuangkan, yang meminum, dan yang menikmati uang hasil jual belinya. Yang paling banyak mereka adalah pembuatnya, pembawa (pengirimnya), dan penuangnya, mereka saling bantu diminumnya khamr tersebut. Oleh karena itu, terlarang pula menjual senjata kepada orang yang akan melakukan pembunuhan yang terlarang seperti memerangi kaum muslimin atau membunuh karena fitnah.

(Majmu’ Al Fatawa, 22/141)

Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:

وعليه، فلا يجوز لك العمل في ما يعين على تناول الخنزير من تقطيع أو تهيئته أو صناعة، لما في ذلك من التعاون على الإثم والعدوان

Atas dasar itu, maka tidak boleh bagi Anda bekerja pada sektor yang menyediakan Babi, baik berupa pemotongan, packaging, atau industrinya, sebab hal itu termasuk perwujudan menolong dosa dan pelanggaran. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 64809)

Demikian. Wallahu a’lam