Cara Taubat Dari Dosa

Pertanyaan  

Ust mau nanya cara taubat dari harta curian misal si A mengambil uang sebesar Rp 5.000 dari si B, lalu si A bertaubat dan ingin mengembalikan uang hasil curiannya kepada si B, setelah si A menemui si B, si B malah mengikhlaskan uang yang dicuri oleh si A, apakah si A tetap harus memaksa mengembalikan kepada si B ? Solusi terbaiknya gimana ust?

Jawaban
Ustadz Farid Nu'man, SS

Bismillahirrahmanirrahim..

Cara bertobat itu ada dua jenis;

1. Dari dosa kepada Allah,

2. Dosa kepada manusia.

Imam an Nawawi Rahimahullah mengatakan:

قال العلماء: التوبة واجبة من كل ذنب, فإن كانت المعصية بين العبد وبين الله تعالى لا تتعلق بحق آدمي, فلها ثلاثة شروط:
أحدها: أن يقلع عن المعصية.
والثاني: أن يندم على فعلها.
والثالث: أن يعزم أن لا يعود إليها أبداً. فإن فقد أحد الثلاثة لم تصح توبته.
وإن كانت المعصية تتعلق بآدمي فشروطها أربعة: هذه الثلاثة, وأن يبرأ من حق صاحبها, فإن كانت مالاً أو نحوه رده إليه, وإن كانت حد قذف ونحوه مكنه منه أو طلب عفوه, وإن كانت غيبة استحله منها. ويجب أن يتوب من جميع الذنوب, فإن تاب من بعضها صحت توبته عند أهل الحق من ذلك الذنب, وبقي عليه الباقي

Para ulama mengatakan: taubat itu wajib pada setiap dosa. Jika maksiatnya adalah antara manusia dengan Allah Ta’ala, tidak kaitan dengan manusia lain, maka ada syarat taubat:

Pertama. Dia meninggalkan maksiatnya itu.

Kedua. Menyesali perbuatannya

Ketiga. Dia bertekad tidak mengulangi lagi selamanya. Jika satu saja luput dari tiga syarat ini maka tidak sah taubatnya.

Jika maksiatnya terkait kesalahan kepada sesama manusia, maka syaratnya empat; yaitu tiga yang di atas, dan membersihkan kesalahannya itu kepada saudaranya. Jika terkait harta atau semisalnya maka kembalikan kepadanya harta tersebut, kalau kesalahannya berupa “menuduh” maka minta maaf kepadanya, jika dosanya berupa ghibah maka minta dihalalkan kepadanya, dan wajib bertaubat dari semua dosa, jika dia bertaubat dari sebagian dosa maka taubatnya tetap sah menurut ahlul haq, dan dia tinggal menyempurnakan taubat yang sisanya.

(Riyadhushshalihin, Hal. 33-34)

Dalam penjelasan Imam an Nawawi Rahimahullah di atas, maka apa yang Anda lakukan dengan minta maaf dan mengembalikannya sudah tepat dan benar.

Ada pun jika si pemilik uang itu mengikhlaskan, maka berarti itu sudah selesai dan tidak ada lagi kewajiban apa pun atas Anda kepada orang itu, dan itu menjadi amal shalih bagi orang tersebut.

Demikian. Wallahu a’lam