Pertanyaan
Ketika kita menyadari telah melakukan suatu dosa besar, timbul rasa ingin bertaubat dan berubah menjadi lebih baik. Namun terkadang, kita takut ketika telah berkomitmen untuk bertaubat, kita mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Menanggapi hal tsb, manakah yang lebih baik, berubah dulu baru taubat, atau taubat dulu baru berubah?
Bismillahirrahmanirrahim…
Allah Ta’ala menciptakan manusia memang dgn potensi berbuat salah, sebagaimana adanya potensi berbuat baik. Sebagaimana firmanNya:
فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا
maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.
(QS. Asy-Syams, Ayat 8)
Dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Semua anak cucu Adam banyak salah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat.” (HR. At Tirmidzi no. 2499, shahih)
Salah satu karakter agama Islam adalah at tawazun (seimbang). Di antaranya adalah seimbang dalam hal khauf (takut) dan rajaa’ (harap). Khauf terhadap balasan amal-amal kita yang telah lalu, yang diisi maksiat. Tapi, kita juga mesti seimbang dengan adanya sikap rajaa’, agar tidak putus asa dari rahmat Allah Ta’ala.
Maka, Allah Ta’ala berfirman:
۞قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(QS. Az-Zumar, Ayat 53)
Maka, bersegeralah bertaubat lalu istiqamahlah. Sebab taubat itu wajib. Ada pun perubahan adalah ekses dari pertaubatan. Keduanya bukanlah hal yang mesti dipertentangkan.
Allah Ta’ala berfirman:
۞وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
(QS. Ali ‘Imran, Ayat 133)
Demikian. Wallahu a’lam.