Pertanyaan
Assalamualaikum ustadz, bagaimana cara kita mempelajari tafsir Al-Qur’an, karena tidak ada syarah Al-Qur’an, apa cukup dengan satu pengarang saja, misal : tafsir ibnu katsir, atau perlu dikombinasi dengan pengarang tafsir lainnya agar lebih lengkap?
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Dalam memahami tafsir Al Quran, maka terbagi menjadi dua bagian manusia.
Pertama. Orang Awam
Bagi mereka hendaknya bertanya kepada para ulama, kepada pakarnya Al Quran. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah kepada ahludz dzikri (orang yang mempunyai pengetahuan) jika kamu tidak mengetahui. (Qs. An Nahl: 43)
Berkata Imam Al-Qurthubi Rahimahullah dalam kitab tafsirnya:
وقال ابن عباس: أهل الذكر أهل القرآن وقيل: أهل العلم، والمعنى متقارب
Berkata Ibnu ‘Abbas: “Ahludz Dzikri adalah Ahlul Quran (Ahlinya Al Quran), dan dikatakan: Ahli Ilmu (ulama), makna keduanya berdekatan.”
(Imam Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkamil Quran, Juz. 10, Hal. 108)
Bisa juga dengan membaca buku-buku tafsir terpercaya yang telah direkomendasikan para ulama, seperti tafsir Ibnu Katsir, Al Qurthubi, dan semisalnya. Di mana satu sama lain saling melengkapi.
Kedua. Bagi kalangan penuntut ilmu dan terpelajar
Ini adalah kalangan yang ingin memperdalam, bukan sekedar ingin tahu tapi juga menguasai. Maka, ada perbekalan yang perlu disediakan seperti seluk beluk bahasa Arab, pengetahuan tentang asbabun nuzul ayat, nasikh mansukh, manthuq (tersurat) dan mafhum (tersurat), khash dan ‘aam, muthlaq dan muqayyad, dan ilmu alat lainnya yang biasa ada dalam ilmu tafsir.
Kemudian metode terbaik menafsirkan Al Quran, seperti yang diterangkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam muqadimah tafsirnya adalah:
– Menafsirkan Al Quran dengan ayat Al Quran lainnya.
– Jika tidak ada, maka menafsirkan Al Quran dengan sunnah nabi.
– Jika tidak ada, maka menafsirkan Al Quran dengan penjelasan para sahabat karena mereka murid Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, seperti tafsir Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Ibnu Umar.
– Jika tidak ada, maka dengan tafsir para tabi’in seperti Mujahid, Ikrimah, Hasan al Bashri, Abul ‘Aliyah, Qatadah, dan lainnya.
Begitulah yang ditempuh para ulama terdahulu.
Ada pun zaman ini juga bisa yang dilakukan ulama modern, yaitu tafsir ayat Al Quran pada tema-tema tertentu dengan meramu dari berbagai ayat-ayat setema di berbagai surat lalu dikaitkan menjadi satu kesatuan makna yang menyeluruh, istilahnya tafsir tematik (Maudhu’i).
Demikian. Wallahu a’lam.