Bagaimana Cara Meluluhkan Hati Suami?

Pertanyaan  

Assalamualaikum ustadzah, bagaimana cara meluluhkan suami yang tidak menghargai keluarga istri, suami yang tidak mau menolong keadaan orang tua istri?

Jawaban
Ustadzah Husna Hidayati, MHI.

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Hakikatnya hidup ini adalah ujian. Hidup berumah tangga pun pasti ada ujiannya. Kalau bukan kita (istri) yang menjadi ujian bagi suami. Bisa jadi suami juga adalah ujian bagi istrinya. Sebagaimana Allah Suratkan dalam Al-Qur’an

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taghabun: 14).

Inilah kehidupan pasutri di dunia, bahkan seseorang yang tidak menikah sekalipun pasti mendapat ujian dari Allah Subhanahu wa Taala di dunia ini. Hendaklah Saudari mencari penyebab sikap yang demikian dari suami anda. Boleh jadi istri yang salah. Kalau demikian, usahakan bisa menghindari penyebabnya. Boleh jadi sikap suami benar, misalnya karena keluarga kurang baik akhlaknya, suka berbicara usil, atau bukan ahli ibadah. Jika demikian kondisinya, maka keluarga saudari yang diinginkanlah untuk dinasihati, dan suami diminta untuk bersabar menghadapinya. Jika pasangan yang salah, maka nasihati dia dengan lembut, bahwa kita umat Islam wajib menjalin hubungan keluarga dengan baik.

Jika memang watak pasangan yang kurang baik dan memang tidak care terhadap orang lain dalam hal ini terhadap keluarga anda, nasihatilah bila memungkinkan. Jika tidak, maka mintalah bantuan orang lain atau orangtuanya, barangkali dia bisa disadarkan. Mohonlah kepada Allah agar diberi petunjuk sehingga menyadari kekeliruannya. Usahakan jangan mencari benar salah ketika berhadapan dengan orangtua. Kita hanya bisa sabar, dan mengalah serta memberikan masukan dengan santun tanpa kesan menggurui, demikianlah Islam mengajar kita bergaul dengan orang tua. Karena kita pun kelak akan menjadi Orangtua.

Ada nasihat dan tips sederhana, tetapi cukup mengenai sasaran dalam hidup berumah tangga agar tercipta hubungan yang harmonis antara elemen yang satu dan lainnya. Apakah itu istri dengan keluarga suami ataupun suami dengan keluarga sang istri.

إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

“…Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56).

Jika ingin rahmat Allah menghampiri, hendaknya kedua belah pihak saling berbagi kebaikan dan kasih sayang. Bentuk berbagi kebaikan itu bermacam- macam. Dari segi suami, berusahalah mengunjungi kedua orangtua. Tradisikan memberi hadiah untuk keduanya dan biasakan memberitahukan kepada mereka bahwa hadiah tersebut adalah ‘titipan’” atau permintaan istri Anda. Alokasikan pendapatan anda, bila mampu untuk kedua orang tua. Berterimakasihlah pada istri /suami anda atas pengertiannya untuk orangtua anda. Laksanakan ketentuan ini juga pada orang tua dan keluarga suami/istri anda.

Bagi istri, berilah contoh untuk bersikap dan berinteraksi kepada kedua orang tua suami anda, seperti kepada orang tua sendiri. Bersegeralah membantu mereka bila diperlukan. Tetap menjaga etika dan lemah lembut.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا

“Sesunggunya, mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.” (QS al-Kahfi [18]: 30).

Jika tak ada ucapan terima kasih terucap dari lisan mereka, biarlah amal anda membekas di hati mereka. Sekalipun tak ada bekas di hati, ketahuilah bahwa kebaikan yang anda lakukan tercatat sebagai amal saleh di akhirat. Seandainya mereka lebih dulu wafat daripada anda, setidaknya anda telah berbuat baik dan mengabdi selama mereka hidup. Bila anda wafat terlebih dahulu, kebaikan anda akan dikenang insya Allah. Semestinya setiap muslim memahami anjuran Islam ini secara menyeluruh.

Ada hak yang harus ditunaikan bagi sesama muslim. Termasuk kepada mertua, yang tentu menjadi kerabat kita. Dan kerabat memiliki hak yang semestinya lebih diutamakan. Sehingga jika seorang menantu merasa enggan membantu mertua, hendaklah ia menyadari ketimpangannya dalam memahamii syariat Islam yang mengajarkan kebaikan kepada sesama dan kaum kerabat. Bahkan jika menelusuri peran mertua, sebagai orangtua pasti memiliki jasa yang tidak sedikit.

Kalaupun menantu seakan mendapat beban karena diminta untuk membantunya, maka pertolongan yang diberikan menantu tersebut masuk dalam perbuatan yang baik dan berpahala. Walau bagaimana pun mertua adalah orang yang wajib dihormati, selain lebih tua, ia juga adalah orang tua istri /suami yang tidak dapat dipungkiri adalah bagian yang tidak dapat lepas dari istri /suami. Semestinya sang suami / istri menghormati mertuanya sebagaimana menghormati orang tuanya sendiri walaupun kedudukannya tentu dibawah orangtua sendiri. Namun, tidak boleh meremehkan dengan menyatakan tidak ada kewajiban taat kepada mertua. Ingatlah, istri /suami akan berbahagia bila orang tuanya dihormati dan dihargai serta ditempatkan pada posisinya yang benar.

Menghadapi sikap suami yang demikian, kewajiban anda sebagai istri tetaplah dilakukan secara baik, dan juga harus tetap bersabar. Berilah ia pengertian secara baik-baik dan jangan bosan untuk tetap memberi nasihat. Yakinlah Allah tidak akan pernah mensia-siakan apa yang diusahakan hambanya. Wallaahu alam.