Pertanyaan
- Sudah menjadi kebiasaan sebelum tidur Berwudhu.
Gimana klu disaat Haid, apakah tetep bisa diamalkan dan apakah tetep bernilai ibadah dan sah wudhunya? Karena sedang haid itu
- Apakah selama masa haid bisa mengamalkan :
– Membaca surat al-ikhlas 3x
– membaca sholawat
– beristigfar
– bertasbih, tahmid, tahlil, takbir
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah semoga Allah swt senantiasa menjaga keistiqomahan amal kebaikan kita.
Dalam kasus wanita haidh ada beberapa yang ingin kami sampaikan :
- Rosulullah berwudhu tidak hanya untuk sholat, beliau pun gemar berwudhu sebelum tidur padalah orang tidur akan batal wudhunya. Wudhu Rosul ini bertujuan agar meraih cinta Allah swt karena Allah suka dengan orang yang bertaubat dan bersuci. Jadi, Bagi wanita yang haidh tidak dilarang untuk berwudhu bukan untuk mensucikan dirinya dari hadats besar, tapi berwudhu untuk meraih cinta Nya Allah swt.
Qs 2 : 222
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah (2) : 222)
- Bagi wanita haidh tidak dilarang berdzikir dengan tasbih, tahmid, TAHLIL. Adapun tilawah alquran ada beberapa pendapat.
Dalam masalah polemik wanita haidh dan Alquran. Pembahasan dimulai dari penjelasan cara Allah menurunkan Al Quran, yaitu :
dengan dua cara ini sesuai dengan, QS. Yasiin : 5 ”
Sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah yangMaha Perkasa, Maha Penyayang :
- Maksudnya Maha Perkasa, yaitu alQuran diturunkan keseluruhannya berupa 1 kitab sempurna oleh Allah kepada malaikat Jibril, yang oleh malaikat Jibril ditaruh di atas langit di lauhil mahfudz. Qs Al-Buruj : 22
Jadi, Allah dengan keperkasaannya mampu membuat Al Quran yang isinya tentang hal-hal yang belum terjadi saat itu, seperti kejadian Abu Lahab & nasib mereka kelak di surat Al Lahab.
- Maksudnya Maha penyayang. Yaitu : Al-Quran diturunkan kembali secara berangsur melalui malaikat jibril kepada Rasulullah SAW yang disesuaikan dengan kejadian-kejadian yang sedang terjadi saat itu. Contoh ketika pada kasus pemfitnahan Aisyah r.a, Allah saat itu membebaskan beliau dengan turunnya surat An-Nur : 11. Proses ini tentunya akan semakin membuat Al Quran masuk di hati manusia, akan semakin mudah dihapalkan pula, karen turunnya tepat seperti menjawab suatu permasalahan saat itu.
Namun bukan berarti seakan Allah baru menuliskan ayat Al Quran ketika ada suatu permasalahan di bumi saat itu, karena memang Al Quran sudah diturunkan keseluruhannya di atas langit terlebih dahulu sesuai poin 1. Inilah maksud dari ayat pada surat yasiin pada kata Maha Penyayang. Cara Allah mengangsurkan turunnya Al Quran ini merupakan bentuk Allah sayang sama kita yang ga mungkin langsung bisa belajar total keseluruhan Al Quran sekaligus.
Nah atas penjelasan itu, disimpulkan bahwa keberadaan Al Quran itu ada dua : di atas langit dan yang di bumi.
Keterkaitan dengan topik utama tulisan ini adalah pembahasan mengenai Q.S Al Waqi’ah : 77-79 yang artinya :
- Dan ini sesungguhnya Al Quran yang sangat mulia
- Dalam kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfudz)
- Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.
ayat 79 inilah yang menjadi dasar perbedaan pendapat para ulama mengenai interaksi wanita haid terhadap Al Quran.
Pendapat 1 :
>> Al Quran tetap boleh disentuh dan dibaca.
karena Al Quran yang ada di bumi hanyalah lembaran kertas buatan manusia. Sedangkan Al Quran yang dimaksud di surat Al Waqi’ah di atas adalah al Quran yang ada di langit. Yang memang hanya bisa disentuh oleh hambanya yang suci yaitu malaikat. Lihat lagi pada surat di atas, ” tidak ada yang menyentuhnya”, kata nya menunjuk pada Al Quran yang merupakan kitab yang terpelihara di lauhul mahfudz (di atas langit).
Pendapat 2 :
>> Al Quran hanya boleh di baca tapi tidak boleh di sentuh.
pendapat ini yang mengartikan Al Quran pada ayat 77 adalah Al Quran yang ada di bumi. Sedangkan Al Quran yang di atas langit itu adalah kitab yang ada pada ayat 78. Dan katanya menunjuk pada Al Quran yang dimaksud pada ayat 77 alias yang ada di bumi. dan pendapat ini mengartikan hamba-hamba yang disucikan dengan manusia yang dalam kondisi suci, tidak sedang dalam masa hadas seperti wanita yang sedang haid.
Dari kedua pendapat di atas, titik permasalahannya adalah pada kata menyentuh, namun keduanya sepakat boleh membacanya. Permasalahan ini sebenarnya hanya dipermasalahkan oleh manusia jaman sekarang yang jarang menghapal Al Quran. Jaman dulu ketika banyak yang menghapal al Quran, hal itu bukan suatu masalah, mereka tetap bisa membaca Al Quran melalui hafalannya. Namun bagi yang memegang pendapat kedua, hal ini tetap bisa diselesaikan dengan media Al Quran MP3 dan Al Quran digital. Intinya, pada dasarnya kedua pendapat tersebut tetap sama-sama menyuruh kita selalu berinteraksi dengan Al Quran apapun kondisinya.
Waallahu A’lam.