Meneladani Nabi Ibrahim As Menyempurnakan Tugas Umat dan Imam

Khutbah Idul Adha 1443 H

Tema : Meneladani Nabi Ibrahim As Menyempurnakan Tugas Umat dan Imam

Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA

الله أّكْبَرُ الله أّكْبَرُ الله أّكْبَرُ الله أّكْبَرُ وَ للهِ الحَمْدُ

Sidang shalat Idul Qurban rahimakumullah !

Kembali kita dikaruniai kesempatan dan Kesehatan dalam membersamai berjuta hujjaj, para haji di Makah al-Mukarramah. Merayakan Idul Adha atau Idul Qurban 1443 H, meski belum terbebas dari pandemi covid-19 dan munculnya varian baru juga di saat yang sama pada saat ini menjangkit penyakit PMK yang menyerang ribuan lembu dan kerbau yang disiapkan untuk mensyiarkan Idul Qurban kita. Betapapun mari kita tingkatkan rasa syukur sebagai implementasi iman dan taqwa.

Momentum Idul Adha bagi kaum Muslimin secara umum adalah merespon perintah Allah swt;

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” (QS. Al-Kautsar : 2)

Sebagai bentuk

مَنَٰفِعَ لَهُمۡ

“berbagai manfaat bagi mereka” (QS. Al-Hajj : 28)

Syukur atas karunia Allah swt

إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kautsar : 1)

Dan firman-Nya;

وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَظَلُومٞ كَفَّارٞ

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 34)

Sedangkan bagi para hujjaj adalah merespon panggilan nabi Ibrahim as, sebagaimana pada ayat;

وَأَذِّن فِي ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ يَأۡتُوكَ رِجَالٗا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٖ يَأۡتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٖ  (27)  لِّيَشۡهَدُواْ مَنَٰفِعَ لَهُمۡ  

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (27) supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka (28)” (QS. Al-Hajj : 27 – 28)

Jamaah Idul Adha rahimakumullah !

Hari ini adalah momentum untuk kita semakin meningkatkan standar keimanan dan taqwa. Yang  berlangsung dalam manasik haji dan Idul Qurban di luar tanah suci. Hal tersebut dilakukan dengan dua hal;

Pertama, mengamalkan Surah Al-Kautsar. Sebegai bentuk syukur atas pemberian Allah swt dan pemberian-Nya yang banyak.

Kedua, meneladani betapa nabiyullah Ibrahim as menyempurnakan semua perintah Allah swt dalam dua posisi. Yakni sebagai umat dan sebagai Imam.

Baik bagi seluruh umat muslim dalam melaksanakan ibadah terkhusus ibadah haji. Dimana setiap rangkaiannya adalah mengajarkan kita akan keteladanan nabi Ibrahim as.

Keteladanan nabi Ibrahim as sebagai umat tergambar dalam firman allah ta’ala pada ayat berikut;

إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةٗ قَانِتٗا لِّلَّهِ حَنِيفٗا وَلَمۡ يَكُ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ  (120)  شَاكِرٗا لِّأَنۡعُمِهِۚ ٱجۡتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ (121)

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),  (120) (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.(121)  (QS. An-Nahl : 120 – 121)

Nabi Ibrahim as adalah sosok pribadi umat yang tamam, sempurna. Menjadi tauladan bagi kita dalam aqidah, kepatuhan dan syukur. Beliau as merupakan sosok penganut tauhid sejati. Beliau as menunjukan tauhid nya tatkala Rabb nya berfirman;

إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”. (QS. Al-Baqarah : 131)

Dengan imannya kepada tauhid Allah swt, nabi Ibrahim as juga mentarbiyah dengan berwasiat kepada anak cucunya. Sehingga banyak dari keturunan nya lahir menjadi orang-orang shaleh yakni para nabi dan rasul. Yang kemudian meneruskan perjuangan dakwahnya. Dapat kita pelajari dalam firman Allah swt;

وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al-Baqarah : 132)

Jamaah Idul Adha rahimakumullah !

Saat dengan lantang memberi contoh ketegasan menolak semua bentuk syirik, justru yang menjadi pembuat berhala adalah bapaknya sendiri. Di kalangan nya, Azar, bapak nabi Ibrahim as adalah pengrajin toapekong atau patung. Pada masa itu, masyarakat umum menyembah banyak berhala seperti patung, fenomena alam, bintang dan matahari. Al-qur’an mengabadikan;

۞وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصۡنَامًا ءَالِهَةً إِنِّيٓ أَرَىٰكَ وَقَوۡمَكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ

“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al-An’am : 74)

قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ (78)  إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ (79)

“dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. (78) Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.(79)” (QS. Al-An’am : 78 – 79)

Terdapat klaim dari kaum Yahudi dan Nashara bahwa mereka adalah pengikut Ibrahim. Campuran ajaran Yudaisme dan Kristianisme mereka sebut dengan agama Ibrahim (Abraham religion). Persekongkolan politik untuk mengusir bangsa Palestina dari tanahnya sendiri dinamai dengan Perjanjian Abraham. Akan tetapi, Allah swt menolak mentah-mentah semua kebohongan tersebut. Firman-Nya;

مَا كَانَ إِبۡرَٰهِيمُ يَهُودِيّٗا وَلَا نَصۡرَانِيّٗا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفٗا مُّسۡلِمٗا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran : 67)

Pengakuan mereka sebagai pengikut ajaran Ibrahim pun Allah swt tolak dengan pasti.

إِنَّ أَوۡلَى ٱلنَّاسِ بِإِبۡرَٰهِيمَ لَلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ وَهَٰذَا ٱلنَّبِيُّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۗ وَٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 68)

Al-qur’an menyebutkan bahwa ajaran Yudaisme dan Kristianisme adalah syirik. Kedua paham tersebut meyakini bahwa Allah swt mempunyai anak. Yakni Uzair bagi penganut Yahudi, dan Isa bagi pengikut Nashrani.

وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ عُزَيۡرٌ ٱبۡنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَى ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ ٱللَّهِۖ  

“Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. (QS. At-Taubah : 30)

Maka Allah swt tegaskan ‘telah kafir’ لّقّدْ كَفَرَ.

لَّقَدۡ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ ثَالِثُ ثَلَٰثَةٖۘ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّآ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۚ

“Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa” (QS. Al-Maidah : 73)

Nabi Ibrahim as penganut tauhid sejati dan menolak syirik tanpa kompromi. Meski resikonya adalah hukuman mati. Keteguhan tauhid Ibrahim as melakukan dakwah naahi ‘anil munkar terhadap penyembahan berhala secara nasional atas perintah raja yang pada saat itu berkuasa, Raja Namrudh harus berujung dengan penangkapannya. Drama pengadilan yang memvonis hukuman mati atas nabi Ibrahim dengan cara dibakar. Perintah Namrudh pada saat itu; “Bakar dia dan bela tuhan-tuhan kalian” kepada kaumnya memprovokasi. Namun, atas kuasa Allah Pemilik Api, di hari hukuman Nabi Ibrahim, api yang membakarnya dijadikan-Nya dingin dan menyelamatkan.

قُلۡنَا يَٰنَارُ كُونِي بَرۡدٗا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ

“Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim,” (QS. Al-Anbiya : 69)

Jamaah Idul Adha rahimakumullah !

Nabi Ibrahim as merupakan teladan sebagai seorang Imam. Tidaklah beragam cobaan dan ujian yang datang padanya kecuali akan menambahkan keteguhan iman nabi Ibrahim as. Kemudian Allah swt jadikan beliau as menjadi imam sebagai balasan dari keteguhan iman dan taqwa nya. Telah dijelaskan dalam firman-Nya;

۞وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٖ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامٗاۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِيۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي ٱلظَّٰلِمِينَ

“Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) Janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (QS. Al-Baqarah : 124)

Allah ta’ala memberikan beberapa otoritas penting kepada nabi Ibrahim supaya kita bisa semakin mengambil pelajaran dan meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita. Adapun beberapa poin otoritas tersebut ialah sebagai berikut;

  1. Ibrahim dan Ismail membangun Ka’bah sebagai infrastruktur manasik haji.
  2. Perintah melalui mimpi untuk menyembelih Ismail. Yang menjadi syariat untuk berqurban.
  3. Perintah berkhitan. Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah tersebut di usia nya yang sudah masuk 80 tahun. Menggunakan sebilah benda tajam dari kayu yang biasa digunakan untuk melukis.
  4. Menyeru manusia berhaji. Syariat yang merupakan salah satu dari rukun Islam.

Demikian Nabi Ibrahim menjadi tauladan bagi kita sebagai umat dan imam. Nabi Muhammad saw pun diperintahkan untuk mengikuti milah Ibrahim. Ambillah pelajaran dari Ibrahim as. Seorang ayah yang shaleh dan penuh ketaqwaan. Yang mengajari anak nya makna cinta dari sudut pandang keimanan. Hingga banyak dari keturunan nya adalah penyeru kebenaran dan jadi orang-orang pilihan.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ وباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ  وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Disambung dengan doa

_________

Khutbah    II

(bagi yang mempraktekkan dua khutbah ied)

7x اللَّهُ أَكْبَرُ

 لاَ إلهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى مَنَّ عَلَيْنَا بِدِيْن الْفِطْرَة وَحَضّنَا عَلَى التَّضْحِيَة كَطَرِيق لِنَيْل السَّعَادَة وإشَاعَتِهَا لِلبَرِيَّة . أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ شَهَادَة الطَّائِعِين الْمُقْتَدِين بِسُنَّتِه الرَّاجِين حُصُول شَفَاعَتِه .

فاللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إلَى قِيَامِ السَّاعَةِ . أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اقْتَدَوْا بِسُنَّتِه فِى تَعْظِيمِ شَعَائِرِ الْأَضْحَى بِالصَّلَاة وَالنَّحْر ضَحَّى

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُم صَلَاتَنَا وأضْحِيَّاتِكم وَجَعَلنَا مِنْ الْمُتَّقِينَ

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Unduh File PDF