Syarat Kemenangan

Oleh: KH. Iman Santoso, Lc, MEI

قالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم (لَتُفْتَحَنَّ القُسطَنْطِينِيَّةُ فلنعمَ الأميرُ أميرُها ولنعمَ الجيشُ ذلك الجيش) رواهُ أحمدُ والحاكم.

Rasulullah saw bersabda, “Konstantinopel akan dibebaskan, sebaik-baiknya amir, amir yang membebaskan kota itu dan sebaik-baiknya pasukan, pasukan yang membuka kota itu” (HR Ahmad dan Hakim).

Para ulama menyebutkan hadits ini tentang pembebasan kota Konstantinopel, dan ini bagian dari mu’jizat dan bisyaroh (kabar gembira) Rasulullah saw kepada umatnya, tentang kemenangan umat Islam pada masa yang akan datang. Padahal pada saat itu, Rasul saw di Madinah, sedangkan Parsia dan Romawi adalah dua super power dunia. Dan konstantinopel adalah ibukota Kerajaan Bizantium, Romawi Timur.

Baru pada abad 9 H, tepatnya tahun 857 H/1453 M pada masa kekhilafahan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan sultan muda Muhammad bin Murad II, kota itu berhasil dibebaskan oleh Sultan Muhammad dan pasukannya. Sehingga sultan Muhammad mendapat gelar Al-Fatih atau Sang Pembebas. Nama kota Konstantinopel dirubah menjadi kota Istanbul, Gereja Aya Sofiya dibeli oleh Sultan Muhammad Al-Fatih kemudian diwaqafkan menjadi masjid Aya Sofia.

Hadits di atas merupakan kesaksian Rasul Saw kepada amir atau pemimpin yang membebaskan kota Konstantinopel dengan sebutan ni’mal amir dan kesaksian terhadap pasukannya yang disebut ni’mal jaisy. Kesaksian yang membuktikan sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan dalam standar Islam.

Lebih jauh lagi, bahwa hadits tersebut mengisyaratkan tentang syarat kemenangan atau pembebasan dalam sebuah perjuangan, yaitu harus ada pemimpin teladan, dan harus ada pasukan atau tentara yang baik. Disamping syarat pertama yang sangat penting yaitu perjuangan yang dilakukan untuk memperjuangkan Islam atau dinullah.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad 7)

Dengan demikian 3 syarat utama kemenangan dalam perjuangan atau jihad, baik jihad qitali maupun jihad siyasi, adalah:
1. Jihad untuk memenangkan Islam
2. Adanya pemimpin muslim teladan.
3. Adanya pasukan khusus dari orang-orang beriman yang loyal dan taat.

Allah Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ حَسۡبُكَ ٱللَّهُ وَمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Wahai Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.”( QS Al-Anfaal 64).

Dibalik setiap kemenangan, ada syarat dan rahasianya. Demikian kemenangan yang yang diraih oleh Rasulullah saw, sahabatnya, dan generasi Islam berikutnya. Kemenangan dalam pembebasan Palestina oleh Sholahuddin Al-Ayyubi dan kemenangan dalam pembebasan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih. Rahasia kesuksesannya adalah adanya proses pembinaan atau tarbiyah Islam yang panjang, matang dan komprehensif, tarbiyah ruhiyah, fikriyah, jasadiyah, siyasiyah dan jihadiyah. Proses tarbiyah inilah yang melahirkan para pemimpin dan orang-orang beriman yang tangguh. Imam Hasan Al-Banna mengatakan, “Jika ada orang beriman yang benar, maka tersedia bersamanya sarana kesuksesan”. Wallahu a’lam.