Pertanyaan
Apakah dianjurkan puasa di awal Dzulhijjah dan hari Tarwiyah?
Bismillah wal Hamdulillah …
Shaum di awal Dzulhijjah tidak ada keterangan khusus, TETAPI ada dalil umum agar kita melakulan ibadah di hari-hari itu, dan shaum adalah ibadah yang bisa dipilih dan anjurkan para ulama.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ . فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada amal shalih yang lebih dicintai Allah dibandingkan amal shalih yang dilakukan pada 10 hari itu.”
Mereka bertanya: “Bagaimana dibandingkan dengan jihad fi sabilillah?”
Beliau bersabda: “Tidak pula jihad, kecuali dia berangkat jihad dengan jiwa dan harta lalu pulang dari jihadnya tidak bawa apa pun dari semua itu. (HR. Bukhari, At Tirmidzi, dll)
Shaum tarwiyah yaitu shaum pd 8 dzulhijjah, hukumnya sunnah menurut kesepakatan semua ulama.
Tertulis dalam Al Mausu’ah:
اتفق الفقهاء على استحباب صوم الأيام الثمانية التي من أول ذي الحجة قبل يوم عرفة
Para ahli fiqih sepakat sunahnya puasa di hari-hari delapan di awal dzulhijjah sebelum hari arafah .. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 28/91)
Sebagian ulama seperti Malikiyah dan Syafiiyah mengatakan sunnah khusus jamaah haji saja. (Ibid).
Tapi, ulama lain mengatakan sunnah bagi jamaah haji dan bagi selainnya. Sebagaimana keterangan berikut:
ويسن صوم الثمانية أيام قبل يوم عرفة ، كما صرح به في “الروضة” سواء في ذلك الحاج وغيره , أما الحاج فلا يسن له صوم يوم عرفة بل يستحب له فطره ولو كان قويا ، اقتداءً بالرسول صلى الله عليه وسلم , وليقوى على الدعاء
Dianjurkan berpuasa 8 hari sebelum hari Arafah, sebagaimana nikah jelasan dalam kitab Ar Raudh, baik bagi jamaah haji atau selainnya.
Ada pun jamaah haji makruh shaum di hari arafah (9 Dzulhijjah), justru dianjurkan utk tidak puasa walau dia kuat sebab itulah yg dilakukan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, supaya lebih kuat untuk berdoa. (Nihayatul Muhtaj, 3/207)
Demikian. Wallahu A’lam.