Pembicaraan Mengarah ke Ghibah

Pertanyaan  

Assalamualaikum ustadzah saya sering mengobrol dengan ibu saya, tapi lama kelamaan obrolan ibu saya mengarah pada ghibah. Apa yang harus saya lakukan? Jika saya tiba-tiba memotong dan mengganti pembicaraan atau pergi meninggalkan ibu secara tiba-tiba apakah terkesan tidak sopan?

Jawaban
Ustadzah Nur Hamidah, Lc, M.Ag

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

بسم الله الرحمن الرحيم

Ghibah memang berdosa bahkan diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri, sebagaimana dalam firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).

Hanya saja ketika pelakunya adalah orangtua kita, maka perlu bijak menghadapinya karena orangtua sangat sensitif ketika ditegur anaknya. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu kita ikhtiarkan agar bisa memberi solusi.

1. Adakalanya orangtua melakukan tersebut awalnya untuk mengambil pelajaran, maka sebagai anak kita perlu memberikan jalannya. Ghibah yang diperbolehkan ketika kondisi mencari solusi ataupun menegakkan hukum efek jera atas kesalahan orang ini yang pernah terjadi di zaman Rasulullah Saw pengaduan permasalahan diperbolehkan untuk efek jera dan solusi, sebagaimana kisah turunnya surat al-Mujadilah. Jadi, sebagai anak arahkan kepada orangtua agar mencari orang yang tepat untuk mendengarkan permasalahan dan memberi solusi terhadap kasus yang diperbincangkannya.

2. Adakalanya orangtua melakukan tersebut hanya sekedar teman curhat karena di kondisi kesendirian sebab anak anak sudah besar dan keterbatasan berkumpul maka gejolak hati untuk bertemu dan curhat menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Jika demikian hanya sekedar curhat, maka siapkan diri kita untuk senang mendengar curhatan mereka atau pilihkan orang yang sekedar mendengar, bukan tipe ember suka menceritakan lagi apa yang dia dengar kepada orang lain, nanti berujung ghibah dosa. Wallahu alam.