Menyikapi Pernikahan Yang Mulai Tidak Harmonis

Pertanyaan  

Assalamu’alaikum, Ustadz. Jika pernikahan bertujuan litasquunu ilaiha. Namun Hal itu tidak didapat dan hanya bertahan (pernikahan itu) atas azas tanggungjawab saja, maka bagaimana menyikapinya? apakah ada semacam keterpaksaan.

Jawaban
Ustadzah Nurhamidah, MA.

1.kata sakinah dalam Alquran menggunakan kata perintah menunjukkan sebuah kewajiban yang bisa jadi melalui proses latihan untuk mewujudkannya, maka hadiah dari Allah swt nanti dari perjuangan sakinahnya suami istri maka akan Allah swt jadikan cinta kasid dalam rumah tangga tsb

2.Makna sakinah yang lain terdapat dalam Qs 7 : 18, yaitu tinggal bersama seperti dulu nabi adam dan istrinya diperintahkan ” uskun” tinggal bersama di sorga.

3. Makna berikutnya RT Sakinah, jika kita belajar dari ilmu tajwid yaitu  berarti ” tanda sukun”. Berawal sblm menikah 2 huruf yg tadinya berharokat masing-masing, maka setelah ijab qobul maka huruf kedua diberi tanda sukun & dibaca  melebur / diwaqofkan dgn huruf sebelumnya.

Itulah sakinah dlm Rumah tangga, suami istri harus menempel & melakat tak terpisahkan dalam suka dan duka, dalam kekurangan dan kelebihan hingga kembali masuk ke dalam sorga.

Untuk itu pertanggung jawaban sebagai suami tidak hanya menunaikan nafkah tetapi juga membangun keluarga yang harmonis.

Maka masing-masing pasangan harus tahu beberpa prinsip yang diajarkan dalam islam, yaitu :

pernikahan diantaranya sebagai berikut :

  1. – Dimulai, dibangun dan diikat selamanya dengan ketaqwaan. Qs 66 :6

-Taqwa yaitu kepedulian menjaga diri dan keluarga agar tidak ada yg masuk neraka tapi masuk sorga bersama-sama ( tak tertinggal seorangpun diantara suami/i istri dan anak-anak kita). Mengajak suami dan anak utk melakukan kebaikan dan mencegah kemaksiatan adl karakter taqwa yg mengikat selama hayat di kandung badan. Itulah yg dilakukan Nabi Nuh dan Nabi Luth. Allah SWT hanya melihat proses bukan hasil.

-Egois dan cuek adl musuh ketaqwaan.

-Jadikan masalah di Rumah tangga adl ujian belajar bertaqwa tidak egois dgn lari dari masalah.

  1. Tidak boleh ada rahasia dlm kehidupan suami istri. Masa lalu harus sdh di kubur tapi masa depan harus bergandengan tangan. Qs 30:21

– Istri harus menjadi garda depan dlm asam manis kehidupan suami, begitupun sebaliknya.

-Jangan jadi ” tukang sampah” bagi suami/ istri, yaitu hanya melihat sampah-sampah (keburukan dan kekurangan) pasangan. Tapi bagaimana dibersihkan sehingga kita akan dapat pahala sabar dgn kekurangan nya

– Jangan jadi ” pemulung” bagi pasangan nya, yaitu masa lalu suami/ istri selalu diungkit-ungkit sehingga jadi potensi keretakan. Biarkan masa lalu itu menjadi sebuah pelajaran, masa lalu tidak boleh merusak masa kini hingga masa depan. ”

– Keterbukaan & kesepakatan” itulah kuncinya.