Istri Minta Cerai Karena Kekurangan Suami

Pertanyaan  

Assalamualaikum ustadz, Sikap seperti apa yang harus saya lakukan. ?

Sy menikah 2009, alhamdulillah dikaruniai 2 putri.

Sebelum nikah sy tdk mengetahui aqidah suami karena saat itu saya juga belum paham sekali mengenai agama.

Sampai dgn usia pernikahan sy sekarang saya tidak mendapati perbaikan dari suami. Adapun kondisi suami yg menjadi ganjalan hati saya adalah:beraliran tareqat naqsabandiyah,pecandu rokok,tdk berpenghasilan tetap (untuk bantu ekonomi kel sy dl berkantor skrg ada usaha dagang online),emosional,masih terlibat riba. Selain itu kami memiliki masalah dlm berkomunikasi. Sy spt tdk dpt menyelaraskan pikiran dgn nya.dn sy dlm kondisi sdh tdk bs menerima kondisi nya yg tdk mau berubah.sy letih. Sy ingin kehidupan yg lebih baik. Bagaimana hukum nya jika saya ingin bercerai dgn suami saya.

Jawaban
Ustadz Arwani Amin, Lc

Wa’alaikumussalam wr wb.

Bismillah. Alhamdulillah, mahligai rumah tangga telah terbangun sembilan tahun lebih, dan Allah telah anygerahi dua anak putri. Tentu banyak kenangan indah bersama yang selalu terkenang. Ada masalah dan kekurangan, itu pasti dialami oleh setiap orang. Tinggal bagaimana cara menghadapi dan mencari jalan keluar yang membawa kebaikan untuk semua.

Dari pertanyaan yang disampaikan, ada 3 hal yang dipersoalkan. Thariqah Naqsyabandiyah, akhlak dan penghasilan.

Kalau yang dimaksud dengan Thariqah Naqsyabandiyah adalah janji kepada mursyid (guru) untuk menjaga shalat berjamaah di masjid dan memperbanyak bacaan dzikir kepada Allah, maka yang demikian itu bukanlah kesesatan. Hal yang perlu ditekankan adalah agar tidak berhenti bersama-sama menimba ilmu tentang apa-apa yang diajarkan oleh rasulullah saw dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan menyucikan diri. Ilmu penting supaya tidak terpeleset, dan amal juga penting suapaya ilmu bermanfaat.

Soal akhlaknya, sekiranya istri bisa menjadi sebab perbaikannya dengan upaya yang tulus, sabar dan bertahap, serta doa yang selalu mengiringinya, tentu itu sangat mulia dan sangat besar pahalanya. Sikap emosional seseorang bisa juga disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti sikap orang-orang yang ada di sekitarnya yang kurang bersahabat atau kurang sabar menerima kekurangannya. Bisa juga disebabkan tuntutan ekonomi yang menjadi tekanan baginya.

Nasehat saya, saat menghadapi kesulitan, janganlah saling mencari kesalahan pasangan, karena hal itu akan menambah masalah menjadi rumit. Banyak-banyaklah beristighfar kepada Allah, periksalah kekurangan diri untuk diperbaiki, dan lihatlah kelebihan yang ada pada suami untuk dipupuk terus supaya mengikis kekurangannya secara bertahap. Ambillah air wudhu, ajaklah suami untuk shalat sunnah dua rakaat dengan berjamaah. Lalu berdoalah untuk kebaikan dunia dan akhirat, masuk surga bersama keluarga. Saling memaafkan dan berusaha bersama-sama untuk menjadi lebih baik.

Allah swt berfirman:

وَلَا تَنْسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ

“Dan janganlah kalian lupa kebaikan diantara kalian” (QS. Al-baqarah/2: 237). Ya, mengingat kebaikan adalah kunci kesetiaan.

Semoga Allah bukakan sebaik-baik jalan keluar, tanpa ada pihak yang terzhalimi. Amin.