Pertanyaan
Assalamualaikum wr wb, sudah beberapa bulan rumah tangga saya sering cekcok, masalahnya karena istri sering tulis status di medsos (amarah ke orang lain) dan beberapa kali selalu menunjukan riya atau adanya sifat ain ketika beli barang baru, bagaimana solusinya?
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Sebagai seorang suami yang memiliki tanggungjawab (sebagai qowwam) bagi istri, tentu saja memiliki kewajiban untuk mengingatkan istri ketika dia berprilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al Bukhari :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ”
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasul bersabda “Wanita itu bagaikan tulang rusuk, bila kamu memaksa untuk meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya, dan jika kamu bersikap baik, maka kamu dapat berdekatan dengannya, meski padanya terdapat kebengkokan (ketidaksempurnaan).” (HR. Bukhari).
Dalam hadis diatas, Rasulullah saw mengingatkan para suami dalam menghadapi istrinya yang tercipta bagai tulang rusuk yang sangat rentan patah apabila dipaksa lurus. Itulah sebabnya Imam Al Bukhari menempatkan hadis diatas dalam bab bersikap lembut pada perempuan.
Artinya seorang suami mesti bersabar menghadapi kekeliruan istrinya, kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan istri tidak serta merta ditegur dengan keras. Apalagi bila diiringi dengan kemarahan dan luapan emosi yang menyalah-nyalahkan perbuatannya. Bisa saja dia tidak memahami larangan dalam Islam yang tidak membenarkan sifat/sikap riya’, atau belum memahami sepenuhnya bagaimana etika seorang muslim berinteraksi dengan media sosial, atau belum memahami apa yang disebutkan dengan penyakit ain, sebab dan akibat yang ditimbulkannya. Atau ilmu tentang Ikhlas belum sepenuhnya dipahami dan diamalkan. Sikap ikhlas itu butuh waktu untuk memahami dan mengamalkannya, ditanamkan dengan beramal dan beribadah untuk mencari Ridho Allah swt.
Semuanya butuh waktu untuk menjelaskan dan memahamkannya kepada istri. Butuh ilmu dan tentu saja perlu aktif mengikuti kajian-kajian keislaman. Paling tidak anda memfasilitasinya untuk menuntut ilmu agama, sehingga nantinya, tidak perlu lagi dilarang-larang, dengan sendirinya, dia yang akan menjauhinya.
Tentu saja apa yang anda pahami, belum tentu juga dipahami oleh istri. Itulah sebabnya seorang suami harus meluaskan kesabarannya dalam menghadapi istri, tidak bersikap keras apalagi kasar. Sikap keras dan kasar yang diterima istri akan membuat hatinya patah dan membalas dengan luapan emosi juga, sehingga terjadilah pertengkaran dan percekcokan, bila tidak segera diatasi dengan baik, bisa saja akan berujung perceraian.
Bersabar dengan keadaan istri, sembari mengingatkannya dengan kelembutan, mengajaknya ikut taklim dan mendengarkan kajian keislaman serta selalu mendoakannya, insya Allah suatu saat istri sholihah yang anda dambakan akan terwujud biiznillah. Wallohu a’lam.