Bolehkah Sholat Ashar Qashar di Jamak Taqdim Sholat Jumat

Pertanyaan  

Hari jum’at posisi kita di madinah, setelah solat jum’at kita mau berangkat ke makkah. Yang menjadi pertanyaan, 1. Bolehkah solat asar qosor di jamak taqdim sama solat jum’at? Pada hal solat qosor tidak boleh bermakmum sama solat itmam. 2.kalo pun ada yang memperbolehkan niatnya bagaimana?

Jawaban
Ustadz Farid Nu'man, SS

🍃🌷 Menjamak Shalat Jum’at dan Ashar 🌷🍃

Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah.

Hal ini diperselisihkan ulama kebolehannya. Para ulama Hambaliyah mengatakan tidak sah, tidak boleh.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata:

لا يجوز جمع العصر إلى الجمعة في الحال التي يجوز فيها الجمع بين الظهر والعصر.
فلو مر المسافر ببلد وصلى معهم الجمعة لم يجز أن يجمع العصر إليها

Tidak menjamak ashar dengan shalat Jumat di waktu shalat Jumat, yang dibolehkan adalah menjamak antara zhuhut dan ashar.

Maka, seandainya seorang musafir melewati daerah yang sedang shalat Jumat dan dia shalat bersama mereka, maka dia tidak boleh menjamaknya dengan ashar.
(Majmu’ Al Fatawa, 15/371)

Ada pun pihak yang membolehkan adalah seperti golongan Syafi’iyah dan Malikiyah, dengan alasan qiyas. Di mana shalat Jumat memiliki waktu yang sama dengan zhuhur, maka sah menjamaknya dengan ashar sebagaima menjamak zhuhur dan ashar di hari lain.

Imam Malik berkata:

ويجوز الجمع بين كل صلاتين مشتركتا الوقت في السفر في وقت أيتهما شاء إذا جد به السير

Dibolehkan menjamak antara semua dua shalat yang waktunya bersamaan dalam safar terserah di waktu shalat apa saja pada dua shalat itu.
(Al Mudawanah Al Kubra, 1/117)

Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah menguatkan pendapat yang membolehkan jamak antara shalat Jum’at dan Ashar, beliau berkata;

لأن الجمعة ما دامت بدلاً من الظهر فلها حكمه وإن اختصت بالحضر

Karena shalat Jumat selalu menjadi pengganti shalat zhuhur maka hukum shalat Jumat sama dengan zhuhur, walau dia dikhususkan bagi yang sedang mukim (tidak safar).
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, no. 2708)

Perbedaan ini karena perbedaan dalam menyikapi qiyas dalam ibadah, pihak yang menyatakan tidak sah, karena mereka menolak qiyas dalam ibadah, bagi mereka qiyas hanya boleh dalam urusan muamalah dunia. Sementara pihak yang membolehkan tidak mempermasalahkan qiyas dalam ibadah.

Demikian. Wallahu A’lam