Apakah Wanita Haid Boleh Menghafal Al Quran ?

Pertanyaan  

apakah wanita sedang haid boleh menghapal quran? Bagaimana caranya?

Jawaban
Ustadzah Nurhamidah, MA.

Dalam masalah polemik wanita haidh dan Alquran. Pembahasan dimulai dari penjelasan cara Allah menurunkan Al Quran, yaitu :

dengan dua cara (ini sesuai dengan

  1. Yasiin : 5 “

Sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah yangMaha Perkasa, Maha Penyayang) :

  1. Maksudnya Maha Perkasa, yaitu alQuran diturunkan keseluruhannya berupa 1 kitab sempurna oleh Allah kepada malaikat Jibril, yang oleh malaikat Jibril ditaruh di atas langit di lauhil mahfudz. Qs alburuj :

Jadi, Allah dengan keperkasaannya mampu membuat Al Quran yang isinya tentang hal2 yang belum terjadi saat itu, seperti kejadian Abu Lahab & nasib mereka kelak di surat Al Lahab.

  1. Maksudnya Maha penyayang. Yaitu :Al Quran diturunkan kembali secara berangsur melalui malaikat jibril kepada Rasulullah SAW yang disesuaikan dengan kejadian2 yang sedang terjadi saat itu. Contoh ketika pada kasus pemfitnahan Aisyah r.a, Allah saat itu membebaskan beliau dengan turunnya surat AnNur : 11. Proses ini tentunya akan semakin membuat Al Quran masuk di hati manusia, akan semakin mudah dihapalkan pula, karen turunnya tepat seperti menjawab suatu permasalahan saat itu.

Namun bukan berarti seakan Allah baru menuliskan ayat Al Quran ketika ada suatu permasalahan di bumi saat itu, karena memang Al Quran sudah diturunkan keseluruhannya di atas langit terlebih dahulu sesuai poin 1. Inilah maksud dari ayat pada surat yasiin pada kata Maha Penyayang. Cara Allah mengangsurkan turunnya Al Quran ini merupakan bentuk Allah sayang sama kita yang ga mungkin langsung bisa belajar total keseluruhan Al Quran sekaligus.

Nah atas penjelasan itu, disimpulkan bahwa keberadaan Al Quran itu ada dua : di atas langit dan yang di bumi.

 

Keterkaitan dengan topik utama tulisan ini adalah pembahasan mengenai Q.S Al Waqi’ah : 77-79 yang artinya :

  1. Dan ini sesungguhnya Al Quran yang sangat mulia
  2. Dalam kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfudz)
  3. Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.

 

ayat 79 inilah yang menjadi dasar perbedaan pendapat para ulama mengenai interaksi wanita haid terhadap Al Quran.

 

Pendapat 1 :

>> Al Quran tetap boleh disentuh dan dibaca.

karena Al Quran yang ada di bumi hanyalah lembaran kertas buatan manusia. Sedangkan Al Quran yang dimaksud di surat Al Waqi’ah di atas adalah al Quran yang ada di langit. Yang memang hanya bisa disentuh oleh hambanya yang suci yaitu malaikat. Lihat lagi pada surat di atas, ” tidak ada yang menyentuhnya”, kata nya menunjuk pada Al Quran yang merupakan kitab yang terpelihara di lauhul mahfudz (di atas langit).

 

Pendapat 2 :

>> Al Quran hanya boleh di baca tapi tidak boleh di sentuh.

pendapat ini yang mengartikan Al Quran pada ayat 77 adalah Al Quran yang ada di bumi. Sedangkan Al Quran yang di atas langit itu adalah kitab yang ada pada ayat 78. Dan katanya menunjuk pada Al Quran yang dimaksud pada ayat 77 alias yang ada di bumi. dan pendapat ini mengartikan hamba-hamba yang disucikan dengan manusia yang dalam kondisi suci, tidak sedang dalam masa hadas seperti wanita yang sedang haid.

 

Dari kedua pendapat di atas, titik permasalahannya adalah pada kata menyentuh, namun keduanya sepakat boleh membacanya. Permasalahan ini sebenarnya hanya dipermasalahkan oleh manusia jaman sekarang yang jarang menghapal Al Quran. Jaman dulu ketika banyak yang menghapal al Quran, hal itu bukan suatu masalah, mereka tetap bisa membaca Al Quran melalui hafalannya. Namun bagi yang memegang pendapat kedua, hal ini tetap bisa diselesaikan dengan media Al Quran MP3 dan Al Quran digital. Intinya, pada dasarnya kedua pendapat tersebut tetap sama-sama menyuruh kita selalu berinteraksi dengan Al Quran apapun kondisinya.

Konsultasi Terkait

Sepuluh Tanda Hati yang Keras

Narasumber: Ustadz Abdullah Haidir, Lc Diriwayatkan dari Tsufyan Ats-Tsauri; عَشْرَةُ أَشْيَاءَ مِنَ الْجَفَاءِ أَوَّلًهَا : رَجُلٌ أَوْ امْرَأَةٌ يَدْعُو لِنَفْسِهِ وَلاَ يَدْعُو لِوَالِدَيْهِ وَلِلْمُؤْمِنِين Pertama: Laki-laki atau perempuan yang hanya berdoa untuk kebaikan dirinya, tidak pernah berdoa untuk kebaikan orang tuanya dan orang-orang beriman وَالثَّانِي : رَجُلٌ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَ لاَ يَقْرَأُ فِي كُلِّ يَوْمٍ … Continued

Selengkapnya