Pertanyaan
Aѕѕalamu’alaikum pak ust Mau tanya Jika ada yang WA / chat dengan menulis ASS atau Mikum. Hukum nya apa ustadz kalau kita tidak jawab karena menurut saya itu bukan salam karena penulisan nya salah.
Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh
Bismillahirrahmanirrahim..
Tulisan ass, aslmkm, askum, secara harfiyah tidak memiliki arti apa-apa. Ini bukan salam.
Tapi, jika penulis memaksudkan sebagai salam, dan maksud itu sudah dimengerti oleh pembacanya, maka tetaplah menjawabnya. Hal ini juga biasa tertera dalam surat resmi misalnya: Assalamualaikum Wr Wb. Ini sudah dipahami apa maksudnya.
Hanya saja bagi orang menuliskan, itu makruh menurut sebagian ulama. Sebab, salam dan shalawat, adalah doa. Tidak etis menuliskannya dengan inisial atau disingkat-singkat.
Imam As Suyuthi dalam Tadrib Ar Rawiy berkata:
ويكره الاقتصار على الصلاة أو التسليم هنا وفي كل موضع شرعت فيه الصلاة كما في شرح مسلم وغيره لقوله تعالى : ( صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ) إلى أن قال : ويكره الرمز إليهما في الكتابة بحرف أو حرفين كمن يكتب ( صلعم ) بل يكتبهما بكمالها ) انتهى
Dimakruhkan memendekkan Shalawat dan Salam di tempat yg disyariatkan padanya shalawat sebagaimana dijelaskan dalam Syarh Muslim, sebab Allah Ta’ala berfirman:
Bershalawatlah atasnya dan salamlah dengan sebenar-benarnya salam
Sampai-sampai ada yang mengatakan makruhnya membuat huruf simbol pada keduanya dlm bentuk tulisan baik, baik satu atau dua huruf seperti yang orang tulis (صلعم), tetapi hendaknya dia menulis dengan utuh dan sempurna. (selesai)
Imam As Sakhawiy dalam Fathul Mughits mengatakan:
واجتنب أيها الكاتب ( الرمز لها ) أي الصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم في خطك بأن تقتصر منها على حرفين ونحو ذلك فتكون منقوصة – صورة – كما يفعله ( الكتاني ) والجهلة من أبناء العجم غالبا وعوام الطلبة ، فيكتبون بدلا من صلى الله عليه وسلم ( ص ) أو ( صم ) أو ( صلعم ) فذلك لما فيه من نقص الأجر لنقص الكتابة خلاف الأولى
Wahai penulis, jauhilah (membuat simbol) yaitu dalam shalawat dan salam kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pada tulisanmu dengan meringkasnya menjadi satu atau dua huruf saja, dan semisalnya. Sebab itu bisa mengurangi gambaran Shalawat seperti yang dilakukan oleh Al Kataniy, dan bisa mengelabui orang-orang ‘ajam (non Arab), dan kebanyakan penuntut ilmu.
Maka, mereka mengganti tulisan Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan ص, atau صم, atau صلعم, yang seperti itu dapat mengurangi pahala karena penulisan seperti itu bertentangan dengan yang lebih utama. (selesai)
Demikian. Wallahu a’lam