Pertanyaan
Anak saya laki-laki nikah pindah agama lain, anak saya minta maaf dengan saya dan saya bilang ‘ia saya maafin tapi kalau kau nikah pindah agama lain mamak gak akan ridho dunia akhirat.’ yang saya tanyakan apa salah dengan jawaban saya?
Salah satu kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya adalah mendidik anaknya sejak kecil dengan keimanan yang kuat dan akidah yang kokoh. Sebab setiap anak terlahir suci tanpa dosa. Rasulullah saw bersabda :
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Semua bayi dilahirkan di atas fitrah. Kemudian kedua orang tuanya mengajarkan agama Yahudi kepadanya, atau mengajarkan agama Nashrani kepadanya, atau mengajarkan agama Majusi kepadanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Membina dan mendidik anak merupakah amanah dan tanggung jawab yang kelak akan ditanya dan dihisab Allah swt. Orang tua berdosa apabila tidak memberikan pendidikan keimanan pada anaknya sehingga anaknya setelah dewasa berpindah agama.
Hadits sahih riwayat Bukhari Muslim (muttafaq alaih):
كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيته، فالأمير الذي على الناس راع، وهو مسئول عن رعيته، والرجل راع على أهل بيته، وهو مسئول عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده، وهي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده، وهو مسئول عنه، ألا فكلكم راع مسئول عن رعيته
Artinya: Setiap orang adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Kepala negara bertanggung jawab pada rakyat. Suami adalah pemimpin bagi istri dan anaknya dan ia bertanggjung jawab atas yang dipimpinnya…
Bahkan kewajiban orang tua ( ayah) adalah menjaga keluarganya dari api neraka, dalam surat At Tahrim ayat 6 :
﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Bila orangtuanya sudah mendidik dan mengajarkan anaknya nilai-nilai keimanan sejak kecil, kemudian setelah dewasa terpengaruh dengan lingkungan dan pergaulan sehingga menyebabkan anak tsb murtad, maka hal tersebut diluar tanggung jawab orangtuanya.
Sebagaimana Nabi Nuh as yang telah mendidik dan mengajak anaknya untuk beriman kepada Allah swt, dengan penuh kesabaran siang dan malam tanpa kenal putus asa, namun anaknya tidak mentaati bapaknya. Tentu saja Nabi Nuh as tidak berdosa bahkan hubungan nasab terputus karena beda aqidah. Dalam surat Hud ayat 46 :
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ ۖ
Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik.
Upayakan semaksimal mungkin untuk menasehati anak dan mengajak kembali kedalam Islam. Hadirkan ustadz yang paham dengan agama yang dianut anak ibu tsb untuk berdialog dengannya, untuk membuktikan bahwa pilihan anak tsb salah dan keliru. Upayakan semaksimal mungkin menarik kembali anak ibu tsb kedalam pangkuan Islam, Doa kan tak putus2nya kepada Allah swt agar anak ibu diberikan HidayahNya, sebab Hidayah itu milik Allah swt.
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]
Jadi apa yang anda sampaikan kepada anak anda tsb tidak salah, namun lebih baik lagi ank tsb diajak diaolog, kenapa sampai pindah agama, apa yang terjadi pada dirinya, yakinkan dia dengan kebenaran islam dan Al Quran, bila anda belum mampu menyampaikan kebenaran Islam, ajak dan hadirkan ustadz atau orang yang paham tentang Islam dan juga menguasai kitab suci agama lain tsb, sehingga anak ibu mendapatkan pencerahan bahwa keputusannya pindah agama tersebut adalah keputusan yang salah. Semoga Allah swt berikan petunjuk kepada anak ibu. Wallahua’lam.