Suami Ingkar dari Janji Saat Sebelum Menikah

Pertanyaan  

Assalamu’alaikum Waalaikumussalam Warahmatullah,

saya mau berkonsultasi mengenai keluarga. Sudah 2 tahun saya menikah, dan saya menikah dengan seorang ikhwan yg bekerja di bank. Saat ta’aruf beliau berjanji hanya akan menghabiskan masa kontraknya saja, jadi saat itu saya terima. Tapi setelah menjalaninya, ternyata suami saya belum keluar walaupun sudah habis kontraknya, dan sprti sdh nyaman di pekerjaannya, mungkin krn susahnya mencari pekerjaan baru. Selain itu suami saya suka sekali bermain game dan baca komik online, padahal setiap hari pulang dari kantornya sudah malam, jadi saya merasa sedikit sekali waktu untuk saya dan anak saya. Sehingga saya merasa lelah setiap hari seperti ini. Seringkali ada bisikan-bisikan agar saya pulang ke rumah orang tua saya saja. Pertanyaannya bagaimanakah seharusnya saya?

 

Jawaban
Ustadzah Herlini Amran, MA.

Waalaikumussalam Warahmatullah Wabarakatuh,

Pernikahan adalah ibadah yang terpanjang dalam kehidupan manusia, butuh kesabaran dalam menjalankan ibadah ini. Mba banyak bersabar, sebab Allah SWT akan selalu bersama mba, selama kesabaran tsb ada dalam kehidupan mba. Syukuri semua kebaikan-kebaikan dan nikmat yang telah Allah SWT berikan, terlebih nikmat anak . Banyak rumah tangga yang telah menikah sekian lama, belum memiliki keturunan. Jadikan anak pusat perhatian dalam pendidikan dan pengasuhan, karena dia adalah investasi terbesar.

 

Coba dievaluasi perjalanan rumah tangga mba yang baru 2 tahun. Apakah bermain game dan baca komik suami tsb karena tuntutan mba kepada suami untuk menagih janjinya yang bekerja di bank (konvensional). Sehingga dia menghindar dan melarikan dirinya dengan bermain game.

 

Bisikan-bisikan agar pulang kerumah orang tua itu adalah bisikan syetan. Bila suami tidak izin, maka istri tsb telah nusyuz (durhaka).

 

Memang tidak mudah utuk mencari pekerjaan yang baru, disaat situasi ekonomi sedang terpuruk saat ini, alangkah baiknya jika mba ikut juga memikirkan bersama suami, bagaimana agar suami mendapatkan pekerjaan ditempat yang halal,  jadikan ini permasalahan bersama, bukan hanya masalah suami, sehingga suami merasa terbantu secara moril, tidak lagi memiliki perasaan dikejar-kejar janji.

 

Lihat juga sisi positif/sisi baik suami, agar kita bisa menilai secara seimbang. Bicarakan hal ini dengan lembut, dari hati ke hati, jalin komunikasi dengan baik, seorang suami (apalagi ikhwan) dalam lubuk hatinya yang terdalam, tentu tidak akan rela menafkahi keluarganya dengan harta haram.

 

Semoga mba berhasil berdamai dengan perasaan mba, dan keluarga mb menjadi keluarga yang harmonis, sakinah, mawaddah wa rohmah.