Menyikapi Suami yang Tidak Mau Shalat

Pertanyaan  

Assalamualaikum Ustadzah bagaimana menyikapi suami yang tidak mau shalat? Sudah 3 tahun menikah dan suami bilang akan berubah menjadi lebih baik, nyatanya sudah 3 tahun rajin diingatkan sholat tetap sulit (tidak mau shalat).

Jawaban
Ustadzah Husna Hidayati, M.HI

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Shalat adalah sebuah kewajiban yang tidak akan gugur bagi seorang manusia selama dia hidup dan memiliki ingatan yang sehat, Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah dibacakan kepada Imran ibn Husain radhiallahu anhu :

صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ

“Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika anda tidak mampu maka dengan duduk, jika tidak mampu maka dengan (berbaring) di atas lambung.” (Al-Bukhari, 1006).

Oleh karena itu, jika ada seorang suami yang tidak menegakkan shalat, anggota keluarga seperti istri harus turut peduli. Bagaimana cara mengajaknya? Di dalam Al-Qur’an surat  ayat ke-125, dijelaskan:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…”

Dalam hal ini harus ada kesesuaian antara obyek yang diajak dan yang mengajak. Tahap pertama yang harus anda lakukan adalah membangun hubungan yang erat, harmonis dan terbuka kepada suami, omelan, cacian dan marah yang berlebihan bisa jadi membuat dia tidak nyaman, bahkan mungkin bisa menimbulkan konflik yang lebih besar, cobalah bangun komunikasi yang terbuka, suportif, lemah lembut dan penuh kasih sayang, kalau suami sudah merasa nyaman dan komunikasi terbangun baik, insya Allah masukan dan keinginan anda sebagai istri akan didengar.

Wajib bagi anda untuk menasehati, mendakwahi, mendoakan suami anda selalu tanpa putus agar Allah memberi taufik, hidayah dan inayah. Seorang istri dapat melakukan banyak hal untuk mendorong suami agar memiliki kesadaran dalam menunaikan shalat. Seorang istri hendaknya memperhatikan shalatnya sendiri terlebih dahulu. Sebaiknya istri harus menunjukkan betapa seriusnya ia memandang pelaksanaan shalat di waktu yang tepat. Dengan demikian, ia menunjukkan teladan melalui shalatnya sendiri. Dengan kata lain dakwah/mengajak dengan perbuatan.

Ketika suami berada di rumah, istri harus meminta suami menjadi imamnya saat shalat. Pada saat itulah, istri bisa melihat sesungguhnya alasan apa yang diberikan suami. Istri perlu menjawab alasan suami dengan jawaban yang tepat. Selain harus bersabar dengannya, istri harus memulai apa yang disebut “serangan daya pikat/tebar pesona”.

Istri harus sangat memperhatikan alasan suami. Secara bertahap istri harus mencoba meyakinkannya tentang pentingnya shalat dalam kehidupan seorang muslim. Jelaskan dan sampaikan padanya kewajiban shalat dan bahaya bagi orang yang meninggalkannya, hadirkan orang lain yang didengar nasihatnya, atau ustadz agar bisa menjelaskan dengan baik.

Kadang-kadang ada orang beralasan tidak shalat karena hati belum siap. Ini adalah was-was dari syetan, harus dia hilangkan. Apakah ketika ajal menjemput juga dia telah siap menghadapi kematian? Tentu dia akan menjawab bahwa dia belum siap. Kalau dia belum siap menghadapi kematian, apalagi ketika dia tak punya bekal ibadah, terutama shalat, tentu ini lebih membahayakan .

Ajaklah suami anda untuk shalat, semoga Allah SWT beri hidayah. Harapan anda mendapatkan suami yang sholeh boleh jadi perlu proses dan waktu, diperlukan kesabaran dan opitimisme menghadapi perilaku suami, bahwa suatu saat dia akan berubah. Dan seperti sudah diutarakan diatas, jangan lupa segala ikhtiyar itu tentunya harus senantiasa dibarengi dengan doa, karena hanya Allah lah yang mampu menggerakkan hati manusia untuk beriman pada-NYA. Wallaahu a’lam