Menyikapi Suami yang Belum Ingin Memiliki Anak

Pertanyaan  

Assalamualaikum Ustadzah saya sudah menikah selama empat tahun. Pada saat menikah suami saya tidak ada berbicara mengenai tidak ingin punya anak dan hanya bilang ingin menunda. Tapi setelah empat tahun menikah suami saya masih belum tahu ingin punya anak atau tidak, sementara saya sudah ingin punya anak. Ketika saya bertanya dan membujuk dia bilang jika ingin punya anak cepat tidak apa-apa pisah dari dia. Bagaimana saya menyikapi ini ustadzah?

Jawaban
Ustadzah Herlini Amran, MA.

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Pasangan suami istri biasanya mendambakan adanya keturunan yang menjadi pengikat hubungan cinta diantara mereka disamping penghibur dan sebagai investasi akhirat, doa dari anak yang sholih terus mengalir untuk orang tuanya yang telah tiada. Bicarakan dari hati kehati dengan suami anda, apa yang menyebabkannya belum berkeinginan memiliki momongan.

Beri pengertian pada suami bahwa usia seorang wanita untuk memiliki anak terbatas, ada rentang usia yang baik untuk hamil dan melahirkan, bila ditunda-tunda, khawatir nanti akan sulit memiliki keturunan. Beri pengertian pada suami bahwa usia akan terus bertambah dan akan menjadi tua, dengan kehadiran anak, hidup tidak lagi terasa sepi, ada teman dihari tua. Ajak juga suami berkunjung kekeluarga besar, atau keluarga teman-temannya yang sudah memiliki keturunan. Mintakan bantuan teman-temannya agar suami anda termotivasi untuk memiliki keturunan. Anda juga bisa bicarakan dengan ibu mertua dan ipar-ipar anda, mereka bisa memberikan pengertian arti pentingnya keturunan, kecuali bila hubungan mereka tidak harmonis yang menyebabkan suami anda trauma di masa lalunya dan tidak ingin memiliki keturunan.

Tentu anda perlu bersabar untuk mengkondisikan suami sampai dia benar-benar siap. Anda bisa menerangkan pada suami semua ketakutan-ketakutannya bila memiliki anak, namun jangan desak suami, berdoalah pada Allah SWT agar hatinya dilembutkan. Ajak suami mendengarkan pengajian-pengajian, yang membahas tentang keluarga, tujuan hidup manusia, hakikat kehidupan, anak yang sholih dllnya. Bila masih ada trauma dalam kehidupan masa lalunya, ajak suami berkonsultasi pada ahlinya. Wallohu a’lam.