Menjadikan Agama sebagai Bahan Bercanda, Bagaimana Hukumnya?

Narasumber Ustadz Farid Nu’man Hasan, SS.
(Konsultan Ahli Syaria Consulting Center / SCC)

➖➖➖➖➖➖➖➖
Pertanyaan
Assalamu’alaikum wr. wb.

saya baru-baru ini mendalami agama islam dan menekuninya seperti sholat 5 waktu ke masjid dan lain lain. Baru baru ini saya mengetahui menghina agama walaupun bercanda akan keluar dari islam. Pada saat itu saya teringat ketika beberapa tahun lalu ketika sholat saya mungkin masih ada yang bolong dan masih malas sholat ke masjid dan teringat dulu saya pernah bercanda ketika main game dengan teman ketika ada sesuatu mekanisme game seperti meledakan bom saya mengucapkan takbir pak ustad seolah-olah berjihad melawan musuh musuh dalam game seperti menjadi teroris yang melabeli diri mereka beragama islam padahal saya tahu betul itu bukan ajaran islam. Kedua saya pernah memberi donasi seorang youtuber pada saat itu banyak penonton youtuber itu menggunakan nama nama asli terus digabung dengan sesuatu yang ada di game contohnya udin viridicent. Saat itu saya lagi satu discord sama temen saya seperti telponan gitu sama temen saya dan dia menyarankan saya untuk mencoba donasi pakai nama muhamad noblesse karena dulu saya mungkin kurang iman pak ustadz jadi nama itu saya anggap seperti nama temen contoh nya muhammad ilham begitu cuma ilhamnya diganti dengan istilah di game pak ustadz tetapi saya cari tahu sekarang noblesse artinya bangsawan dan tidaklah arti yang buruk. Dalam melakukan 2 hal tersebut saya tidak ada niatan menghina pak ustadz hanya terbawa suasana dan saya tidak menyadari tindakan saya bisa jadi penghinaan atau tidak. 2 hal diatas yang baru saya ingat saya tidak tahu mungkin saja saya pernah bercanda hal lain yang bisa jadi memungkinkan itu terjadi nya penghinaan terhadap agama. Saya sekarang was was pak ustadz apakah dari beberapa tahun tersebut saya murtad dan bukan muslim. Pertanyaan saya pak ustadz :
1. Apakah yang saya lakukan itu penghinaan dan tanpa saya sadari saya murtad saat itu ?
2. Apakah amalan saya hilang dan amalan saya selama ini tidak terhitung mulai saat itu ?
3. Apa yang harus saya lakukan pak ustadz jika memang saya terhitung murtad saat itu cukup bertaubat nasuha apa harus membaca syahadat ulang karena saya didalam sholat pada saat itu saya juga membacanya walaupun bacaan syahadat nya berbeda dengan syahadat masuk islam ?Terimakasih pak ustadz wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

Jawaban
Wa’alaikumussalam wr. wb.

Bismillahirrahmanirrahim..

Salah satu misi Rasulullah ﷺ adalah menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana haditsnya:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ ».

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.”

(HR. Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra no. 21301)

Salah satu akhlak yang perlu diarahkan dan disempurnakan adalah akhlak saat bergurau. Bergurau dengan menjadikan agama; Al Quran, Sunnah, Allah, Rasul, para sahabat, dan semua muatan Islam, sebagai bahan candaan adalah tidak dibenarkan bahkan salah satu bentuk kekufuran jika memang tujuannya ihanah (merendahkan agama).

Firman Allah ﷻ:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… (QS. At Taubah : 65-66).

Maka, jika Sdr penanya dahulu bergurau seperti yang diceritakan di atas; di dasari oleh ketidaktahuan, tidak ada maksud menghina, murni error-nya anak-anak muda yang saat itu masih jauh dari agama, maka itu tentu tidak dinilai sebagai kekafiran atau murtad, namun tetap sebuah kesalahan besar.

Maka, bertobatlah kepada Allah ﷻ dengan cara;

– Segara tinggalkan perbuatan itu
-Menyesal atas kesalahan itu
– Bertekad tidak lagi mengulangi selamanya

Semoga Allah ﷻ memberikan jalan keselamatan kepada kita semua, sebagaimana sabdanya:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا النَّجَاةُ قَالَ أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir berkata, Aku bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana supaya selamat? beliau menjawab:

1. Jagalah lisanmu

2. Hendaklah rumahmu membuatmu lapang

3. Tangisilah dosa dosamu.

(HR. At Tirmidzi no. 2406, hasan)

Demikian. Wallahu A’lam