Benarkah Abai Ke Orangtua, Jadi Penyebab Rezeki Tak Berkah?

Pertanyaan  

Pernah mendengar kajian jika rezki erat kaitannya dengan silaturahim. Baik rezeki bersifat materi maupun non materi. Apabila seorang anak laki-laki tidak mempunyai perhatian yg spesial/sikap acuh tak acuh kepada ibu kandung dan ibu mertuanya apakah sikap tsb akan menghilangkan keberkahan dari rezki yg didapat? mohon nasehatnya ustazah ๐Ÿ™๐Ÿป Jazakumullahu khoir.

Jawaban
Ustadzah Herlini Amran, MA.

Banyak sekali hadis2 Nabi SAW yang menjelaskan tentang keutamaan silaturrahim (menjaga hubungan silaturrahim terhadap orang-orang terdekat, baik dari kalangan orang-orang yang bertautan nasab ataupun terhadap kerabat yang disebabkan karena pernikahan). Diantaranya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh ra:

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ โ€“ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู โ€“ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ: ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุจู’ุณูŽุทูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูููŠ ุฑูุฒู’ู‚ูู‡ู, ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูู†ู’ุณูŽุฃูŽ ู„ูŽู‡ู ูููŠ ุฃูŽุซูŽุฑูู‡ู, ููŽู„ู’ูŠูŽุตูู„ู’ ุฑูŽุญูู…ูŽู‡ู

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata, โ€œRasรปlullรขh Shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda, โ€˜Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim). HR. Al-Bukhรขri, no. 5985

Tentu saja keberkahan, kemudahan dan terbukanya pintu rezeki akan diperoleh seseorang apabila dia senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtuanya, terlebih kepada ibu yang haknya tigakali lebih banyak dari pada seorang ayah disebabkan dia telah mengandung dalam keadaan susah payah, melahirkan dan menyusui anaknya (termasuk dalam ini adalah mertua ).

Islam mewajibkan pemeluknya untuk memuliakan orang tua (apa lagi terhadap ibu), bahkan Islam membenarkan orangtua mengambil harta anaknya ketika orangtuanya membutuhkan.
Ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah saw mengadukan ayahnya yang mengambil hartanya tanpa seizin anaknya. Rasulullah kemudian menjawab:

ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽู…ูŽุงู„ููƒูŽ ู„ููˆูŽุงู„ูุฏููƒูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽูˆู’ู„ุงูŽุฏูŽูƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุทู’ูŠูŽุจู ูƒูŽุณู’ุจููƒูู…ู’ ููŽูƒูู„ููˆุง ู…ูู†ู’ ูƒูŽุณู’ุจู ุฃูŽูˆู’ู„ุงูŽุฏููƒูู…ู’

โ€œEngkau dan hartamu milik orang tuamu. Sesungguhnya anak-anakmu adalah sebaik-baik hasil usahamu. Makanlah dari hasil usaha anak-anakmu.โ€ (HR. Abu Daud, no. 3530; Ahmad, 2: 214. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Syuโ€™aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi, sanad haditsnya hasan)

Demikianlah tuntunan mulia dan agung dalam Islam. Bahkan terbukti dalam kehidupan sehari-hari pengusaha yang sukses mengatakan, Jika engkau mau mendapatkan rezeki Raja, maka jadikanlah orangtuamu sebagai Raja.

Maka mumpung ibu/mertua masih ada, kesempatan emas untuk berbakti kepada mereka diakhir usianya. Mereka adalah kunci surga kita, manfaatkan kesempatan terbaik ini untuk memuliakan, memperhatikan dan menyayangi mereka dengan segenap harta, jiwa dan raga.