Pertanyaan
Asalamualaikum ustadz, apakah ada istilah buang sial dalam Islam? Karena setiap hari ekonomi makin sulit dan hutang terus bertambah. Setiap planing yang sudah direncanakan dengan baik selalu gagal. Kalau ada cara sesuai syariat Islam tentang buang soal mohon penjelasannya.
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Dalam Islam, sial atau tidak, tidak dikaitkan pada benda, tempat, individu atau waktu tertentu. Maksudnya tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan yang dari segi zatnya membawa kesialan. Hal tersebut dalam Islam dinamakan thiyarah. Yaitu meyakini bahwa sesuatu membawa kesialan.
Hal ini pernah diungkapkan penduduk Anthoqiya yang menolak dakwah utusan Nabi Isa untuk beriman, lalu mereka menuduh utusan tersebut membawa kesialan, Allah kisahkan dalam surat Yasin;
قَالُوۤا۟ إِنَّا تَطَیَّرۡنَا بِكُمۡۖ لَىِٕن لَّمۡ تَنتَهُوا۟ لَنَرۡجُمَنَّكُمۡ وَلَیَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِیمࣱ
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” (QS. Yasin: 18)
Thiyarah atau tathayyur dilarang dalam Islam berdasarkan hadits Rasulullah Saw;
اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، اَلطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلاَّ، وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ.
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR. Tirmizi, no. 1614)
Terkait dengan kondisi ekonomi yang makin sulit dan proyek yang selalu gagal, dapat dilihat dari dua sisi;
1. Takdir Allah taala yang apabila Allah berkehendak, tidak ada satupun yang menolaknya, betapapun upaya dan ikhtiar seseorang.
2. Perkara sebab akibat yang dapat dinilai secara logika. Biasanya setiap usaha duniawi dapat ditelusuri dan dipelajari mengapa mengalami kegagalan atau kesuksesan.
Adapun istilah ‘membuang sial’ jika yang dimaksud adalah ritual khusus yang kadang di dalamnya mengandung penyimpangan, maka hal tersebut tidak ada ajarannya dalam Islam. Adapun jika yang dimaksud adalah tips dan kiat yang dapat dilakukan untuk menghindari kegagalan dan keburukan dalam setiap usaha, maka hal tersebut dibenarkan sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam, di antaranya;
1. Memperkuat keimanan, tawakkal dan ketaqwaan. Sebab Allah berjanji untuk memberikan solusi dan rizki bagi mereka yang bertakwa (QS. At-Thalaq: 2-3). Termasuk di dalamnya muhasabah (introspeksi) kalau-kalau ada kemaksiatan yang masih banyak dilakukan. Sebab kemaksiatan adalah salah satu sebab tertutupnya pintu rezeki.
2. Berusaha secara objektif dan ilmiah, baik dengan upaya sendiri atau minta masukan berbagai pihak terkait sebab-sebab yang dapat membuat sebuah usaha menjadi sukses atau gagal dari berbagai aspeknya. Lalu dari sana dibuat program dan segala antisipasinya.
3. Membangun mental usaha yang kuat, tidak mudah putus usaha, selalu optimis dan terus belajar dari pengalaman yang ada.
4. Bentengi diri dengan banyak berzikir dan berdoa. Ada zikir pagi sore yang sangat bagus sebagai perisai dan pelindung diri dari berbagai keburukan dan kejahatan. Banyak doa-doa yang juga dapat kita baca untuk mendapatkan keberuntungan dan keberhasilan usaha. Bisa dicari dari berbagai sumber atau tanya kepada orang yang dipercaya ilmu dan agamanya. Wallahu a’lam.