Vaksinasi Demi Tujuan Syariah

Pointer Khutbah Juma’t 1442 H (Seri 31)

Tema : Vaksinasi Demi Tujuan Syariah 

Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA.

Khutbah  I

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى هَدَى الْمُسْلِمِينَ إلَى الْأَقْوَم طَرِيقًا وَسَبِيْلاً . أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الَّذِى يُبَشّر الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

فَصَلَوَاتُ اللَّهِ وتَسْلِيْمَاتُهُ عَلَى نَبِىِّ الرَّحْمَةِ مُحَمَدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِى الْفَضْلِ وَالكَرَمَات 

أمَّا بَعْدُ فَأُوصِي نَفْسِي وَإيَّاكُمْ بِتَقْوَي الله فِي السِّرِّ وَالْعَلَن فَقَد فَازَ الْمُتَّقُون

 Jamaah jumu’ah rahimakumullah.

Perlu diketahui bahwa nilai dan makna setiap perbuatan ditentukan oleh beberapa faktor.

Pertama ditentukan oleh niat. Hal ini sesuai bunyi hadits:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى ( متفق عليه)

“Sesungguhnya segala amalan itu bergantung pada niat; dan tiap-tiap orang akan memperoleh balasan dari apa yang diniatkannya. (HR Bukhari Muslim)

Ibnul Mubarak berkata,

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ 

Bisa jadi sebuah amalan kecil menjadi besar karena niat pelakunya

Dalam konteks ini tindakan mengikuti vaksinasi bila diniatkan untuk melaksanakan perintah Allah, seperti menjaga diri dan lingkungan dari wabah, maka tindakan mengikuti vaksinasi tersebut menjadi bernilai ibadah.

Kedua, maksud yang dituju. Mengikuti vaksinasi suatu wabah seperti cacar adalah untuk membentuk imunitas individual yang mengarah kepada tercapainya imunitas komunal. Berbanding dengan capaian manfaat dan eleminasi mudarat wabah, di sana terdapat kalkulasi pahala dan ridha Allah. Rasul saw bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Siapa yang melapangkan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan dunia, niscaya Allah akan melapangkan kesulitannya dari berbagai kesulitan di hari kiamat (HR Bukhari Muslim)

Seseorang yang terpapar covid-19, berhari-hari berada dalam “karb” situasi sulit meskipun barangkali tidak berujung kepada wafat. Bayangkan seorang suami yang terpapar selama beberapa hari berada dalam kondisi yang tidak mudah dengan dibantu oleh isterinya. Namun qadarullah sang isteri juga terkena sehingga harus diisolasi dan dirawat. Selanjutnya, qadarullah ia dipanggil Khaliknya lebih dulu sementara suami masih dirawat. Ini tentu merupakan bentuk karb (kesulitan) di dunia.

Ketiga dampak mudharat  ataupun manfaat sebagaimana sabda Nabi saw,

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Siapa mencontohkan hal yang baik, ia mendapat pahala dan pahala orang lain yang mengerjakannya hingga hari kiamat. (HR Bukhari Muslim)

Alhamdulillah dengan vaksinasi  cacar serempak, Indonesia kini sudah terbebas dari wabah cacar. Begitu pula dengan vaksinasi malaria dan  DBD. Memang terdapat kasus ketidakberhasilan. Akan tetapi prosentasenya sangat kecil. Dalam fiqh syar’i kemaslahatan yang lebih besar  tetap diterima meski terdapat kemudaratan minimal.

Sebab demikianlah karakter kehidupan di dunia. Tidak ada kemaslahatan yang sempurna (100 %). Yang sempurna itu hanya di akhirat, entah kenikmatan surgawi  ataukah kemudaratan azab di neraka.  Na’udzu billahi min dzalik!

Dengan mencermati faktor niat, tujuan, dan manfaat di atas, kita dapat memposisikan isu vaksinasi untuk imunisasi dari wabah covid-19 sekarang ini. Ketiga hal tersebut termasuk perbuatan “al-birru“. Untuk efektivitas dan suksesnya program al-birru (kebaikan), maka Allah memerintahkan :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىوَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS al-Maidah: 2) 

Goal dari vaksinasi adalah imunisasi. Tujuan utamanya adalah melindungi nyawa (hifzun nafsi). Dengan terselamatkannya nyawa atau jiwa,  tujuan syariat yang lain juga tercapai. Yaitu memelihara agama dengan dakwah, memelihara akal dengan pendidikan, memelihara keturunan lalu harta benda dengan kualitas kesehatan dan kemajuan ekonomi.

Allah menyeru kepada jalan keselamatan serta memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki.  Bagi yang mampu dan tidak termasuk dzawil a’dzar (orang yang memiliki udzur) secara medis, boleh jadi ini kesempatan seumur dalam hidup untuk vaksinasi guna melindungi kehidupan.

وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا

“Siapa yang memelihara kehidupan satu jiwa, seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (QS al-Maidah: 32)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

أَنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ وَنُصَلِّي وَنُسَلِّم عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ وَالاَه

أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ اتَّبَعَ هُدَاهُم إلَى قِيَامِ السَّاعَةِ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُو اللَّه حَقَّ تَقْوَاه فَقَدْ فَازَ مَنْ اتَّقَى

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ سَلِمْنَا وَعَافِنَا وَإيَّاهُم مِنَ الأمْرَاضِ وَالوَبَاء وَالْفِتَن مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

والحمد لله رب العالمين

 

Unduh File PDF