Khutbah Jum’at : Tiga Pesan Penting Untuk Orang Tua Terkait Pendidikan Anaknya

 

Khutbah Jum’at

Tiga Pesan Penting Untuk Orang Tua Terkait Pendidikan Anaknya

-Abdullah Haidir, Lc-

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلَى رسوله الأمين الرحمة الْمُهْدَاه سَيِّدَنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللّٰهِ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ ، أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. قَالَ اللّٰهُ عَزَّ  وجَلَّ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

Kaum muslimin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Taala.

Dunia Pendidikan di negeri kita hari-hari ini disibukkan oleh pelaksanaan wisuda di berbagai lembaga pendidikan dan kesibukan para orang tua mencarikan sekolah dan kampus bagi putera puteri mereka. Meskipun ini perkara rutin tahunan, namun setidaknya hal ini menggambarkan kesadaran orang tua tentang betapa pentingnya pendidikan bagi generasi yang sedang tumbuh. Memberikan pendidikan terbaik  adalah kewajiban orang tua bagi anak-anak mereka, selain bahwa fitrah manusia, setiap orang tua pastilah menginginkan anak-anaknya menjadi generasi yang kuat, bukan generasi yang lemah. Dan salah salah satu sumber kekuatan adalah ilmu pengetahuan yang dapat diraih dengan pendidikan.

Allah Taala berfirman;

 وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا (سورة  النساء: 9)

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.” (QS. An-Nisa: 9)

 

Ma’asyirol mu’minin rohimakumullah….

di Tengah kesibukan dan kesungguhan memperhatikan pendidikan bagi anak-anak kita, ada beberpa hal yang penting kita sadari sebagai orang tua  terkait dengan masalah pendidikan anak. Agar kesibukan dan kesungguhan kita berbanding lurus dengan hakekat dan makna pendikan itu sendiri,  juga berbanding lurus dengan hasil yang diinginkan, khususnya dalam kaca mata ajaran dan nilai Islam.

Pertama: Pihak yang paling bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita tak lain adalah kita sendiri sebagai orang tuanya. Maka kalaupun kita serahkan anak kita ke berbagai lembaga pendidikan untuk belajar di sana, jangan sampai orang tua lepas tangan secara total untuk mendidik anak-anaknya. Sesibuk apapun, hendaknya orang tua tetap memberikan perhatiannya, nasehatnya, peringatannya dan yang paling utama adalah memberikan teladan baik kepada anaknya, tentu saja semua itu dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Iringi pula anak-anak kita dengan doa yang tak putus untuk kebaikan mereka, perlindungan mereka dan kesuksesan mereka.

Dalam Al-Quran, kita dikenalkan pada sosok yang namanya diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Al-Quran, yaitu ‘Luqman’. Dia adalah figur seorang ayah yang dengan lembut namun tegas sering memberikan arahan dan didikan kepada anaknya. Di antaranya adalah firman Allah Taala;

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)

Insya Allah nasehat dan bimbingan yang tulus apalagi diiringi teladan yang baik akan berikan pengaruh yang sangat besar bagi sang anak sepanjang kehidupannya.

Kedua: Dalam konteks keimanan dan akidah kita, pencapaian tertinggi pendidikan bukan pada nilai dan gelar akademis yang disandang ataupun pencapaian materi dan kedudukan, tapi pada ketundukan kepada Allah Taala. Maka ilmu hanyalah sarana, bukan tujuan. Sarana bagi kita untuk semakin dekat dan tunduk kepada Allah. Karena idealnya, semakin bertambah ilmu, seseorang akan semakin mengetahui dan menyadari kebesaran Allah, kemudian hadir pengagungan dalam dirinya dan akhirnya membuat dia semakin tunduk kepada Allah. Maka Allah firmankan,

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ

“Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah orang-orang berilmu.” (QS. Fathir: 28)

Karena itu, seiring dengan perhatian besar setiap orang tua atas pendidikan anak-anaknya, jangan sekali-kali orang tua mengabaikan nilai-nilai keimanan, khususnya ajaran-ajaran dasar agama, baik Aqidah, ibadah maupun akhlak. Bahkan perkara ini seharusnya menjadi prioritas dalam pendidikan anak-anak kita. Sungguh ironis jika didapatkan ada orang yang memiliki prestasi akademis yang tinggi, namun tidak disiplin shalat, atau jauh dari Al-Qur’an atau memiliki penyimpangan dasar soal Aqidah. Ilmu pegetahuan dan kesalehan bukan sesuatu yang berbenturan, justeru seharusnya saling menguatkan dan melengkapi. Betapa banyak para ilmuwan tetap dapat menjaga kesalehan dan ketakwaannya bahkan justeru itu menjadi keistimewaannya tersendiri.

Ketiga; Saat memperhatikan kualitas pendidikan anak-anak kita, jangan hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual, sebab ini bukan satu-satunya penentu keberkasilan sang anak. Apalagi jika kita menimbang dengan prinsip syariat Islam. Selain kecerdasan intelektual, penting diperhatikan kecerdasaan emosional dan sosialnya. Bahkan dalam banyak kondisi, kecerdasan emosional dan sosial seseorang lebih membuatnya berhasil ketimbang kecerdasan intelektual. Sebaliknya, kecerdasan intelektual tanpa diimbanngi oleh kecerdasan emosional dan sosial tak jarang menimbulkan problem kehidupan, baik bagi dirinya ataupun orang lain.

 

Kecerdasan emosional adalah kemampuan menata hati hingga stabil dengan sifat-sifat mulia, seperti jujur, amanah, sabar, Syukur, rendah hati, ridha, tawakkal dan semacamnya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda,

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati!” (Muttafaq alaih)

Mengajak anak untuk selalu dekat kepada Allah dengan ragam ibadah dan ketaatan, tilawah dan zikrullah, lalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup serta menciptakan suasan rumah tangga yang harmonis adalah hal-hal yan dapat dilakukan orang tua untuk membentuk Kesehatan mental anak.

Adapun kecerdasan sosial berkaitan dengan kualitas pergaulan di tengah ligkungannya. Pandai bergaul dan akrab namun bernilai positif, peka dan peduli terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Intinya dia memerankan perintah Rasulullah saw setelah perintah takwa dan berbuat Kebajikan. Nabi saw berpesan;

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. Tirmizi)

Alangkah baiknya jika putra putri kita, selain giat belajar, juga diarahkan untuk aktif dalam berbagai kegiatan positif, bergabung dalam komunitas dan organisasi yang baik. Baik di sekolah ataupun di luar sekola, agar mentalnya terlatih dan jiwa sosialnya terasah. Sehingga apabila kecerdasan intelektual diimbangi dengan kecerdasan emosional dan sosial, diharapkan melahirkan pribadi yang berkarakter baik dan tangguh. Selain kesibukan pada hal yang positif akan menutup celah masuknya ajakan negative dan keburukan pada anak.

Ma’asyirol mu’minin rohimakumullah….

Demikian, perkara-perkara yang harus kita perhatikan saat kita sebagai orang tua sedang mempersiapkan pendidikan terbaik untuk puteri puteri kita tercinta. Semoga Allah selalu bimbing anak keturunan kita, dimudahkan pendidikannya, diberikan ilmu yang bermanfaat serta dijauhkan dari segala fitnah, baik yang tampak maupun tersembunyi. Kita sebagai orang tua diberikan kekuatan untuk terus membina mereka dan ditolong dalam menghadapi segala kesulitan.

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ مَا تَسْمَعُونَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

(Khutbah kedua)

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَحْدَهُ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَىٰ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ.

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ. حَيْثُ قَالَ تَعَالَى:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بَدَأَ فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِالْمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ، حَيْثُ قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ والرِّبَا والزِّناَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيسِيَّا خَاصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً ، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ أَهْلَ فِلَسْطِينِ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ أَهْلَ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْهِمْ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِينَ فِي فِلَسْطِينِ اللهُمَّ َقَوِّ عَزَائِمَهُمْ وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَوَحِّدْ كَلِمَتَهُمْ، اَللَّهُمَّ يَا مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَيَا مُجْرِيَ السَّحَابِ وَيَا هَازِمَ الْأَحْزَابِ ، اهْزِمِ الْيَهُودَ الْغَاصِبِينَ الْمُعْتَدِينَ ، وَزَلْزِلِ الْأَرْضَ تَحْتَ أَقْدَامِهِمْ، اَللَّهُمَّ أَحْصِهِمْ عَدَدًا وَاقْتُلْهُمْ بَدَدًا يَا عَزِيزُ يَا جَبَّارُ.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ والله يعلم ما تَصْنَعُون

 

Unduh File PDF