Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 62)
Tema : Tetap Menjaga Hurumatillah
Penulis : KH. Dr Surahman Hidayat, MA.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الَّذِى مَنَّ حُرُمَاتِه عَلَى الْمُؤْمِنِينَ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ الصَّادِق الْوَعْد الْأَمِين . فاللّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِك عَلَى نَبِىّ الْمَرْحَمَة وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِه أَجْمَعِين بِاتِّبَاع سِيرَتِه فِى الْمَرْحَمَة وَالْمَلْحَمَة . أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ أُوصِيكُم وإيَّاي بِتَقْوَى اللَّهِ فِى كُلِّ أَحْيَان
Jamaah jumat rahimakukullah!
Kita bersyukur masih membersamai bulan muharram. Jumat ini adalah pekan terakhir dari bulan Muharram 1443 H. Namun ke-hurmat–an atau kemuliaan yang meniscayaan ta’zhim bagi semua hurumat Allah terus berjalan hingga hari kiamat. Hurumat atau kemuliaan yang Allah tetapkan meliputi ke-hurmat-an hari, bulan, tempat, tanah atau negeri. Lebih dari itu, kehurmatan manusia mukmin di atas segalanya.
Hal itu sebagaimana sabda Rasulullah saw saat melihat Ka’bah,
مَرْحَبًا بِكِ مِنْ بَيْتٍ مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ، وَلَلْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةَ عِنْدَ اللهِ مِنْكِ
“Selamat datang wahai Ka’bah. Betapa mulianya anda dan betapa istimewanya kehormatan anda. (Hanya ketahuilah), kehormatan seorang mukmin sungguh lebih mulia di sisi Allah, dari pada kehormatanmu.” (HR al-Baihaqi)
Ke-hurmat-an seorang muslim yang demikian tinggi, melampaui batas tempat dan waktu. Berlaku untuk seluruh eksistensi diri dan hidupnya
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah dan harta kalian, haram (begitu mulia) bagi sesama kalian. Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini, di negeri kalian ini…‘“ (HR. Muslim).
Artinya hurumatullah bagi seorang muslim dan mukmin yang permanen dan berkelanjutan sepanjang ketsabitan imannya dan akhlaknya keterpelihara. Apabila imannya terpapar wabah syirik spontan tercerabut hurmatullah darinya.
إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا
“Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini.” (QS at-Taubah: 28).
Jamaah jumat rahimakukullah!
Syirik adalah dosa paling besar karena berdusta, melecehkan, dan menista Allah Swt. Yaitu dengan menduakan atau lebih dalam kesetiaan ketundukan ubudiah kepada Allah dengan selain-Nya. Menisbahkan kepada Allah sesuatu yang tidak layak. Demikian halnya bersumpah palsu atas nama Allah tapi komitmennya bagi selain Allah merupakan pengkhianatan.
Seorang muslim selama menzhahirkan keimanannya dilindungi kehurmatan dan kemuliaannya. Era futuhat Islamiah mencatat komitmen para panglima perang muslim seperti Khalid bin Walid. Ketika terdengar suara adzan di suatu daerah sasaran operasi, seketika penyerangan distop tidak dilakukan. Bersautannya adzan mensyi’arkan negeri ini adalah salah satu bentuk darussalam (negeri kedamaian), negeri Islam, atau paling tidak negeri yang siap menerimanya. Begitupun orang yang dicurigai sebagai musuh, kalau mengucapkan “Assalamu’akaikum” tidak boleh diganggu apalagi dibunuh. Sebab hakekat dan subtansi “Salam” adalah تحية من عند الله مباركة طيبة
Ia tetap demikian agung di dunia hingga mendapat salam ahli surga.
Allah berfirman:
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ اَلْقٰى اِلَيْكُمُ السَّلٰمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُوْنَ عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فَعِنْدَ اللّٰهِ مَغَانِمُ كَثِيْرَةٌ
“Janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan ”salam” kepadamu, ” Kamu bukan seorang yang beriman,” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia, padahal di sisi Allah ada harta yang banyak.” (QS an-Nisa: 94).
Jamaah jumat rahimakukullah!
Mengganggu keamanan keselamatan orang yang menyatakan janji “keselamatan bagi anda sekalian” adalah merupakan pengkhianatan dan kezaliman yang serius. Ia mengakibatkan tercabutnya hurumatillah dari dirinya. Sejalan dengan ini, orang yang berkhianat terhadap kepercayaan yang diterimanya dari publik tak ubahnya seperti agresor terhadap amanah masyarakat sehingga tidak merasa aman lagi terhadap aset-asetnya. Padahal “orang mukmin itu adalah yang mampu menjamin rasa aman manusia”
الْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ
“Seorang mukmin adalah orang yang orang lain merasa aman dari gangguannya terhadap harta dan jiwanya.” (HR Ibn Majah)
Ketika faktor penjamin ke-hurmat-annya (rasa aman masyarakat) gagal dijaga, maka ke-hurmat-annya menjadi roboh.
Iman yang melindungi seorang mukmin di dunia dan akhirat, diaktualisasikan dengan tashdiq (pembuktian) shalat secara vertikal dan salam dalam kejujuran (al-shidq). Karenanya berdusta dan berbuat zhalim terhadap sesama akan membatalkan ke-hurmat-an yang bersangkutan. Rasulullah saw bersabda terkait kezaliman muamalah mikro,
لَىُّ الْوَاجِدِ يُحِلُّ عِرْضَهُ وَعُقُوبَتَهُ
“Penundaan hutang oleh seorang yang mampu membayar hutang menghalalkan kehormatan (harga diri) dan pemberian hukuman padanya.” (HR Ahmad)
Poinnya, kezaliman dalam bentuk dan pada derajat apapun adalah perbuatan melawan perintah Allah; Zat Yang memerintahkan berbuat adil dan ihsan.
Maka, syirik terhadap Allah sebagai kezaliman terbesar dengan sendirinya menggugurkan ke-hurmat-an si musyrik.
Berikutnya, mendurhakai orang tua (uququl walidaini). Lalu disusul dengan kezaliman atau pengkhianatan terhadap publik. Setelahnya adalah kezaliman terhadap warga masyarakat yang lain. Tingkat keseriusannya sebanding dengan tingkat kedekatan hamba yang dizalimi tersebut kepada Allah. Menzalimi sesama muslim terlebih seorang ulama tentu lebih besar dosanya. Seperti halnya menzalimi tetangga dekat.
Perbuatan zalim hanya akan mendatangkan rangkaian kegelapan (zhulumat).
اِتَّقُوا اَلظُّلْمَ فَإِنَّ اَلظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ
“Takutlah berbuat zalim, sebab kezaliman adalah kegelapan pada Hari Kiamat.” (HR Muslim)
Gelap pikir, gelap penghidupan, gelap di alam kubur. Dilanjutkan dengan kegelapan di atas shirath hari kiamat. Na’udzu billahi min dzalik.
Semoga Allah menerangi hati kita dengan iman dan Alquran.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ الآيات وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِني وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah II
الحمد لِلَّهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْه تُرجَعُون
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ تَخْلدة حُرُمَاتِه لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِى إلَى دِينٍ قَوِيمٍ و إلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ الثقلبن نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَعَلَى السَّالِكِين مَسْلَكَه إلَى يَوْمِ الدِّينِ .
فاللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ . وَاهْدِناَ فِي مَنْ هَدَيْتَ وَاصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَا قَضَيْتَ وَاكْشِف وَادْفَع عَنَّا الْبَلَاء وَالْوَبَاء وكورونا بِسُلْطَانِك عَلَى الْكَائِنَات طَوْعًا أَوْ كُرْهًا . وَنَعُوذُ بِك مِنْ زَوَالِ نِعْمَتَك وَتَحَوُّل عَافِيَتِك وَجَمِيع سَخَطِك . يَارَبّ الْعَالَمِين .
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ