Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 60)
Tema : Spiritualisasi Proklamasi 17 Agustus 1945
Penulis : KH. Dr Surahman Hidayat, MA.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَكْرَم بَنِي آدَمَ وأعَزّهُم بِالْعِبَادَة أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ الْبَرِيَّةِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَفْضَلُ خَلْقِهِ وَأَشْرَف عِبَادِه اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَكُلّ مَنْ اتَّبَعَ سُنَّتَه وَنَهْج نَهْجَه فِي الدَّعْوَةِ إلَى سَبِيلِ رَبِّهِ أَمَّا بَعْدُ فَأُوصِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بتقوي اللَّهِ حَقَّ تُقَاتِهِ
Jamaah Jumat rahimakumullah
Mari bersyukur atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, selaku anak bangsa yang beriman kita kembali memperingati proklamasi 17 Agustus 1945 yang ke-76 di tahun 2021 ini bertepatan dengan hari Selasa pekan depan serta berbarengan dengan 8 Muharram 1443 H. Sebuah peristiwa yang sarat makna sebab proklamasi kemerdekaan Indonesia terpaut dengan empat sumbu kehidupan bangsa.
Kesatu, sumbu spirit dan mental bangsa Indonesia yang sebagai pejuang tidak tahan lagi lebih lama berada dalam keterjajahan. Sejarah perjuangan mengusir para penjajah telah tersurat begitu lama dan panjang. Sumbu itu diekspresikan dalam Resolusi Jihad Hadratus Syaikh Hasyim Asyari yang mengantarkan meletusnya hari pahlawan 10 November 1945 dengan mempersembahkan banyak Suhada bangsa.
Kedua, modalitas historis bangsa pejuang yang didukung oleh seluruh suku. Diwakili oleh komponen bangsa yang paling heroik, yakni para pemuda. Mereka mendeklarasikan sumpah pemuda 28 Oktober 1928 di Yogyakarta. Selanjutnya ia diperingati, dihafal, dan dihayati sampai sekarang. Tiga butir sumpah pemuda mengkristal dalam upaya Juang kemerdekaan satu bangsa, satu budaya, dan satu bahasa Indonesia. Semuanya dalam wadah satu tanah air Indonesia. Bangsa Indonesia terlahir lewat sumpah pemuda yang menginspirasi lahirnya negara Proklamasi 17 Agustus 1945.
Ketiga, tautan yang kuat ke langit diformulasikan dalam rancangan teks proklamasi rumusan para pendiri bangsa tanggal 22 Juni 1945. Kemudian finalnya menjadi Mukaddimah Undang Undang Dasar 1945. Sumbu tautannya dalam kalimat “atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.” Maka, rakyat Indonesia mempunyai keinginan luhur heroisme Juang yang mengantarkan pada proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tulisan tangan teks Proklamasi 17 Agustus sendiri diketik oleh Sayuti Malik dan dibacakan oleh Ir Soekarno setelah ditunjukkan kepada Bung Hatta yang mempersilahkan Bung Karno membacanya dengan gagah berani.
Keempat, titimangsa proklamasi yang sangat heroik dan spiritual. Memilih 17 Agustus merupakan hasil Ijtihad politisi dan kiai; bukan 24 yang diajukan oleh pemerintah Belanda. Pilihan jatuh pada bulan Ramadhan, bulan Alquran yang penuh berkah di mana proklamator dan para asisten dalam suasana berpuasa. Harinya pun hari Jumat hari terbaik, tepatnya pukul 10 WIB jelang waktu sholat berjamaah.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Spritualitas Proklamasi 17 Agustus 1945 tersimpulkan dalam rahmat Allah. Yaitu berupa bulan turunnya Alquran bulan puasa, hari ibadah, dan sholat Jumat. Sampai kapanpun bangsa Indonesia memerlukan rahmat Allah yang sedemikian. Tinggal berpulang pada kita sebagai bangsa beriman, bagaimana tanpa putus mengakses jalan rahmat Allah tersebut untuk memajukan Indonesia di segala bidang kehidupan.
Wawasan dan Penghayatan atas turunnya Alquran adalah niscaya untuk menyinari kita yang masih dalam kepungan bahaya wabah dan lilitan beban masalah. Sebagai bangsa yang dipimpin para elitnya, sangatlah urgen melaksanakan puasa secara moral, korupsi, dan ketidakjujuran. Ketiganya menghidupkan kolektivisme penghayatan shalat. Yaitu rukuk sujud kepada apa yang Allah kehendaki; bukan yang pejabat apalagi yang penjahat inginkan.
Limpahan rahmat Allah tentu membawa berkah. Rahmat Iman dan takwalah yang mengundang keberkahan untuk semesta Allah berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٩٦)
“Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka“. (QS al-A’raf: 96).
Jamaah Jumat rahimakumullah
Implementasi Iman takwa semoga membawa berkah kebaikan di segala bidang. Antara lain: menurunnya ancaman wabah hingga berakhir, menggeliatnya perekonomian, serta adanya relaksasi sosial politik. Sebaliknya, kedurhakaan dan maksiat bisa memperparah keadaan sebagaimana kesimpulan induktif Imam Ali ra, “Tidak turun bala melainkan karena maksiat dan tidak diangkat kecuali dengan tobat.”
Maka itu dalam keprihatinan nasional bahkan internasional manusia diharapkan makin mengenal Tuhan semesta alam, makin sadar diri, serta makin mendekat kepada Allah Yang Maha Kuasa agar berkenan memberi rahmat (kasih sayang-Nya). Sebagai bangsa, semoga kita tetap survive, solid, dan mau berbagi bahkan mampu mendahulukan saudaranya yang lebih membutuhkan (itsar atau aktruis).
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ الآيات وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِني وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah II
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَسْتَعِينُه وَنَسْتَغْفِرُه وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ شَهَادَةَ الْعُبُودِيَّة وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ شَهَادَةَ الْإِطَاعَة وَالْمُتَابَعَة
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ دَعَا النَّاسَ بِدَعْوَتِه بِالِاسْتِقَامَة أَمَّا بَعْدُ فتزودوا بِوَصِيَّة التَّقْوَى فَإِنَّهُ خَيْرُ الزَّادِ
اَللَّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِن بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ البُلْدَانِ عَامّة، إنَّكَ عَلَى كُلّ شَيئ قَدِير رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ