SPIRIT SATU, SEMBILAN DAN SEPULUH MUHARRAM
oleh (KH DR Surahman Hidayat MA) SCC Pusat
No Seri: 205/07/2024
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ».
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
KHUTBAH I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamduillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur hanya milik Allah Swt yang telah memberikan banyak nikmat dan rahmat-Nya kepada kita. Terutama nikmat Iman, Islam, dan Ihsan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan umat manusia, baginda Nabi Muhammad saw, kepada seluruh keluarga, para sahabat, serta seluruh ummatnya hingga akhir zaman.
Kedatangan bulan Muharram sebagai awal tahun baru Islam ditandai dengan peristiwa hijrah Nabi saw dan para sahabat. Satu momentum yang melahirkan begitu banyak perubahan besar dalam sejarah umat Islam. Karena itu, sangat pantas bila Umar bin al-Khattab ra menjadikan peristiwa hijrah sebagai awal penetapan tahun baru Islam.
Hijrah adalah Perubahan Menuju Hal Positif
Ia adalah titik tolak perubahan dan transformasi besar menuju peradaban luhur dan mulia. Perubahan menuju kebaikan dan perbaikan yang esensinya mengarah pada ridha Allah Swt. Begitulah hakikat hijrah. Ia tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Spirit hijrah harus terus mewarnai kehidupan muslim. Hijrah untuk berubah menjadi lebih baik. Hijrah adalah menuju hal posisitf yang diridhai oleh Allah Swt.
وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَىٰ رَبِّي ۖ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berhijrah menuju (apa yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS al-Ankabut: 26)
Hijrah bukan lari dari medan perjuangan. Ia justru persiapan untuk berjuang. Hijrah bukan karena takut dan menghindari bahaya. Ia justru langkah antisipasi untuk menangkal bahaya. Hijrah bukan sekedar berpindah tempat. Akan tetapi langkah untuk menuju harapan dan cita yang mulia dengan sungguh-sungguh.
Hijrah adalah Proses Evaluasi dan Pembersihan Diri
Sebuah perjuangan untuk menggapai kebaikan harus dimulai dengan kebersihan niat, tekad, dan jiwa. Hijrah menuju kebaikan tidak akan terwujud tanpa proses pembersihan diri dan evaluasi. Karena itu, saat berbicara tentang hakikat hijrah, Nabi saw bersabda,
المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Seorang muslim adalah yang orang lain selamat dari gangguan lisannya dan gangguan tangannya. Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR Bukhari)
Muslim yang baik adalah yang menjaga lisan dan perbuatannya. Lisannya dijaga dengan cara banyak berzikir dan mengucapkan hal yang baik. Demikian pula dengan tangannya. Lisan didahulukan daripada tangan karena bahaya dan dosa yang ditimbulkan oleh lisan kerapkali diremehkan padahal berdampak sangat besar dalam kehidupan. Karena itu, orang yang ingin berubah menjadi lebih baik dan mau melakukan perbaikan harus menjaga lisan dan tangannya serta berhijrah dari semua yang dilarang oleh Allah Swt.
Setelah dan saat proses pembersihan terhadap diri dilakukan, proses pembersihan dan perbaikan terhadap keluarga, masyarakat, dan negara dilakukan sesuai dengan kapasitas dan otoritas yang dimiliki. Sebab, bila dibiarkan dan tidak diperbaiki, kemungkaran dan kejahatan akan merajalela. Bila kemungkaran merajalela, maka petaka akan tiba.
Satu waktu Zainab binti Jahsy ra bertanya kepada Nabi saw, “Mungkinkah kita binasa padahal di tengah-tengah kita masih terdapat orang saleh?” Beliau menjawab, “Ya, bila kemaksiatan merajalela” (HR al-Bukhari)
Tahun Hijriyah Diawali dengan Puasa dan Hidup dalam Kondisi Mulia
Sejalan dengan keinginan untuk melakukan proses pembersihan dan perbaikan baik dalam skala pribadi maupun komunal, maka Nabi saw menjelaskan satu amal ibadah yang sangat mendukung proses tersebut. Yaitu puasa di bulan Muharram. Dalam sebuah riwayat, Nabi saw bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah (puasa) di bulan Allah (yaitu) Muharam. Sedangkan salat yang paling utama setelah (salat) fardu adalah salat malam. (HR Muslim)
Dari hadits di atas, sebagian ulama memahami keutamaan berpuasa di bulan Muharram selama sebulan penuh dari mulai tanggal satu. Sebagian lagi berpendapat bahwa maksud hadits di atas adalah berpuasa pada sebagian besar hari di bulan Muharram. Yang jelas puncak dari puasa bulan Muharram adalah puasa pada tanggal 10 Muharram yang disebut sebagai hari asyura.
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَه
Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) tahun sebelumnya. (HR Muslim)
Akan menjadi lebih baik bila puasa Asyura tersebut disertai dengan puasa satu hari sebelumnya. Yaitu berpuasa pada tanggal 9 Muharram. Sebab Nabi saw bersabda,
لَئِنْ بَقِيتُ أو لئِنْ عِشْتُ إلى قابلٍ لأصومَنَّ التاسِعَ
Seandainya umurku sampai tahun depan atau aku masih hidup, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan (tasyu’a). (HR Muslim)
Jadi puasa di bulan Muharram menjadi satu amal ibadah yang mendukung upaya untuk melakukan hijrah, perubahan, dan transformasi ke arah yang lebih baik.
Hijrah Membuahkan Berbagai Kemenangan dan Pertolongan
Tidak berlebihan bila peristiwa Hijrah Nabi saw disebut sebagai titik tolak berbagai kemenangan dan pertolongan Allah Swt. Apa yang dicapai oleh umat Islam pasca hijrah menjadi bukti yang sangat kuat. Setelah hijrah, terjadi perang badar yang dimenangkan oleh umat Islam disertai berbagai kemenangan berikutnya.
Di samping itu terjadi pula peristiwa Fathu Mekkah dan pembebasan sejumlah wilayah jazirah Arab dari bangsa Yahudi dan sisa-sisa kemusyrikan bangsa Arab. Manusia masuk ke dalam agama Allah secara berbondong-bondong. Romawi dan Persia berhasil dilemahkan. Islam sampai ke Cina dan Andalus. Semua itu dimulai dari peristiwa hijrah yang penuh berkah.
Semoga taufik dan inayah Allah membersamai kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً،
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر