Pointer Khutbah Juma’t 1442 H (Seri 45)
Tema : Selalu Bersamanya Supaya Bersama Kita
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى جَعَلَ الْقُرْآنَ كِتَابًا مُبَارَكًا شَفِيعًا لِأَصْحَابِه
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ شَهَادَةُ التَّوحِيْد وَالْعُبُودِيَّة الْمُطْلَقَة . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِجَمِيع خَلْقِ اللَّه . فَاللّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَكُلّ مَنْ اتَّبَعَهُ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ رُؤْيَةِ اللَّهِ لِلحَاصِلِين عَلَى رِضْوَانَه .
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ بِمُلَازَمَة كِتَابِه فِى الدُّنْيَا كَى يُلاَزِمُنَا فِى الآخِرَةِ
Jama’ah jum’ah rahimakumullah..
Alhamdu lillah. Allah SWT telah memadukan shiyam dengan Al quran. Bahwa Ramadhan itu syahrul shiyam wa syahrul Quran. Keduanya berpadu terus melampaui akhir zaman. Di akhirat pun tetap bersama. Alquran dan shiyam men-syafa’ati para shaimin dan pembaca Alquran. Alquran dihadirkan bersama kita sebagai keniscayaan untuk penguatan ketakwaan.
Adalah pribadi dan kehidupan Rasulullah saw menyatu bersama Alquran. Firman Allah,
سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰ
“Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad), maka kamu tidak akan lupa.” (QS al-A’la: 6).
Alquran tidak hanya terdapat di mulut dan di otak. Tapi sudah terhunjam dalam dada sehingga selu diingat. “Meski mataku tertidur, tapi kalbuku tidak.” Alquran menjadi akhlak keseharian. Sayyidah Aisyah ra melaporkan,
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak beliau adalah Alquran.” (HR Ahmad).
Jika dibandingkan dengan kita sebagai umat beliau jelas tidak imbang dan tidak sepadan. (qiyas adna). Memang ayat bismillahirrahmanirrahim, bahkan 7 ayat di surah al-Fatihah sudah jadi milik hafalan kita. Itu akibat “matsaani” (diulang-ulang) sehingga jadi melekat. Berkat mujahadah sering membacanya, seolah telah dibacakan oleh Allah kepada kita jadi melekat. Adapun keistimewaan Rasulullah saw, Allah yang langsung menghandlenya.
إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ
“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu mampu) membacanya.” (QS al-Qiyamah: 17)
Kita adalah ummat Alquran dan ummat Nabi Muhammad saw. Allah memberi kemudahan untuk menyatu dengan Alquran. Sebagaimana firman-Nya di tiga ayat surat al-Qamar,
وَلَقَد يَسَّرنَا القُراٰنَ لِلذِّكرِ فَهَل مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Alquran untuk peringatan. Maka, adakah orang mau mengambil pelajaran?” (QS al-Qamar: 17, 22, 32, 40)
Itu merupakan jaminan dari Allah yang pasti benar. Tinggal sebagai umat Alqquran kita bernujahadah untuk menggapainya.
Terdapat empat langkah yang harus ditempuh dengan mantap. Pertama, membacanya sesering mungkin dengan tartil (QS al-Muzzammil: 5). Kedua, mentadabburi ayat dan surat yang dibaca (QS Shad: 29 dan QS Muhammad: 24). Ketiga, mengamalkan perintah dan menjauhi larangannya (QS al-Maidah: 91 dan QS Ali Imran: 133).
Membersamai Alquran secara fisik dengan membawa, menatap, dan membacanya. Membersamainya secara fikir dengan mentadabburi menghayati pesan-pesannya. Serta memasukkannya ke dalam hati sanubari sebagaimana Rasulullah saw menerimanya dari malaikat Jibril. (QS al-Syu’ara: 194)
Keempat, banyak ber-mujalasah dan muraja’ah kepada alim dan hafizh Alquran. Rasulullah saw sendiri pernah bermujalasah dan memuraja’ah Alquran dua kali bersama malaikat Jibril.
Alquran adalah kitab keberkahan. Bahkan satu surah al-Furqan dimulai dengan menegaskan keberkahan ini. Berkah dari pelbagai sisinya: Pahala membacanya perhuruf dikali sepuluh kebaikan; menolak bala dan terapi dengan surah dan ayat-ayat ruqyah; mengundang kemudahan rezeki dalam usaha dengan mendawamkan surah-surah anjuran seperti surah Yasin dan al-Waqi’ah; dimudahkan dalam menghadapi sakaratul maut dan husnul khatimah; dilapangkan dan disenangkan di alam kubur; kemudian di hari kiamat dltolong dari kepanikan dan diberikan naungan serta pendamping menuju surga. Kedudukannya sesuai kuantitas dan kualitas bacaan Alquran yang ia bawa.
Lebih spesial lagi bagi yang hafal (al-hafizh). Di samping surga berbintang sesuai ujung ayat yang dibaca, seorang anak yang disediakan semacam voucher, sepuluh buah boleh diberikan ke siapa saja dari orang tua, keluarga dan sahabatnya untuk masuk surga. Masya Allah!
Mari selagi masih ada waktu, bersamai terus Alquran. Atau setidaknya para penghafal Alquran. Tentunya juga lembaga-lembaga tahfizh Alquran untuk didukung dimajukan. Itulah jalan kebahagiaan.
Allah SWT berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (QS Fathir: 29)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الشَّاكِرِين الْمُنْعَمِين أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الَّذِى أَنْزَلَ الْقُرْآنَ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍ مُبِيْن . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ إلَى يَوْمِ الدِّينِ .
فَاَللَّهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ الْعَالَمِينَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِينَ عَاشُوا فِى خِدْمَة الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ . أَمَّا بَعْدُ فَأُوْصِى نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِمُعَايَشَةِ الْقُرْآن تِلَاوَةً وَتَدَبُّرًا وَحِفْظًا . فَقَدْ فَازَ أَهْلُ الْقُرْآنِ فِى الدَّارَيْن.
فَاللّهُمّ ارْحَمْنَا بِالْقُرْآن وَاجْعَلْه حُجَّةٌ لَنَا بِيَوْم الْمَسْأَلَة
وَاَللَّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُم سَلَّمْنَا وَالْمُسْلِمِين وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِين وَاكْفِنَا وَإِيَّاهُم مِنْ شَرِّ مَصَائِب الدُّنْيَا وَالدِّينِ
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . وَآخِر دَعْوَانَا أَن الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ