Sang Pemimpin Muda, Rasulullah SAW

Pointer Khutbah Juma’t 1444 H (Seri 119)

Tema : Sang Pemimpin Muda, Rasulullah SAW

Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA

إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

KHUTBAH I

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.

Sungguh terdapat banyak pelajaran dan hikmah dari kisah hidup Rasulullah saw. Sebelum kelahiran beliau, Allah swt telah memberikan tanda-tanda kemuliaan yang dapat dirasakan seluruh umat manusia dan alam semesta. Kelahiran baginda Nabi Muhammad saw merupakan sebuah peristiwa terbaik yang pernah dicatat oleh sejarah. Sebab, setelah lahirnya Rasulullah saw, seluruh dunia dan seisinya berubah. Dari yang awalnya diselimuti kegelapan kemudian berubah menjadi terang benderang dengan cahaya Islam. Peradaban manusia di bumi semakin baik berkat ajaran dan tuntunan Beliau. Rasulullah saw adalah rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah ta’ala dalam kitab-Nya;

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِين

Dan tidaklah kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya : 107)

Rasulullah saw tumbuh dengan sifat-sifat mulia. Masa muda beliau saw diisi dengan membantu perniagaan milik pamannya, Abu Thalib. Beliau tidak ingin membebani sang paman. Justru beliau ingin membantu meringankan. Bahkan sebelum itu beliau juga mengembala kambing dengan mendapat upah meski hanya beberapa sen.

Saat terlibat dalam muamalah perekonomian dengan menjadi seorang pengusaha, beliau tidak hanya menjadi pengusaha yang gigih dan bekerja keras. Akan tetapi beliau juga pengusaha yang jujur dan amanah. Sifat amanah baginda nabi diakui oleh seluruh masyaarakat Quraisy. Akhlak tersebut sudah melekat dalam karakter Rasulullah bahkan sebelum risalah nubuwah diterima.

Cara beliau berniaga menjadi contoh bagaimana melakukan muamalah dan bisnis yang terpuji, penuh dengan kejujuran dan kepercayaan. Tidak aneh bila kemudian Rasulullah saw diberi gelar al-amin oleh masyarakat Quraisy.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Suatu hari pernah Rasulullah saw berjumpa dengan Rukanah. Seorang penggembala dari bani Quraisy yang berperawakan sangar. Dia adalah salah seorang yang dengan terang-terangn memusuhi dakwah Rasulullah saw. Ketika melihat Rasulullah saw yang lewat dekat dari tempatnya, Rukanah segera menghampiri nabi dan mengajak baginda saw bergulat. Dengan angkuh dia mengatakan agar Rasulullah saw berdoa kepada Allah swt agar diselamatkan dari nya. Karena belum pernah ada yang berhasil mampu untuk mengalahkannya.

Rukanah akan memberi sepuluh kambing yang dia gembalakan jika Rasulullah saw menang. Atas izin dan pertolongan Allah swt Rukanah dengan mudah dikalahkan. Tanpa perlu waktu lama, Rasulullah saw mengangkat dan membantingnya. Namun karena kesombongan nya ia tidak terima dan meminta pertandingan ulang. Akan tetapi Rasulullah tetap dengan mudah membanting lalu mengalahkannya. Barulah setelah tiga kali mencoba dan kalah akhirnya Rukanah menyerah dan akan memberikan hewan gembalaan terbaiknya. Rasulullah saw menolak hal tersebut dan justru menawari Rukanah untuk masuk Islam agar ia selamat. Kemudian Rukanah pun bersyahadat. Sebuah kemenangan yang gagah.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Rasulullah saw juga sosok yang disegani dan dicintai kaumnya. Pada satu waktu, Ka’bah sedang dalam tahap akhir renovasi karena rusak akibat banjir yang melanda Mekkah. Ketika tiba waktu peletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya, terjadi perselisihan di kalangan Quraisy siapakah yang berhak menempatkan kembali Hajar Aswad tersebut. Perselisihan yang tak kunjung usai membuat salah seorang dari mereka, yakni Abu Umayyah al-Makhzum berdiri mengemukakan pendapatnya. Ia sampaikan di hadapan para petinggi Quraisy lainnya agar sepakat untuk menyelesaikan permasalahan kepada siapapun orang yang pertama masuk ke masjid. Mereka pun sepakat. Lalu kemudian atas kehendak Allah swt, Rasulullah saw adalah orang yang pertama masuk ke dalam masjid.

Mengetahui hal tersebut, para pemuka Quraisy senang dan percaya bahwa Nabi Muhammad saw akan menjadi problem solver dari permasalahan mereka. Setelah mendengar perkara yang sedang dihadapi, Rasulullah saw kemudian meminta sebuah kain. Dibentangkanlah kain tersebut. Lalu meminta kepada para pemimpin suku agar memegang masing-masing ujung kain dan hajar aswad pun diletakkan ditengahnya. Kain tersebut kemudian diangkat bersamaan dan di bawa ke tempatnya. Setibanya di tempat peletakkan, Nabi Muhammad saw lalu mengangkat dan menaruh kembali hajar aswad dengan kedua tangannya sendiri. Sebuah penyelesaian masalah yang bijak yang Rasulullah saw tunjukkan dan diterima dengan senang oleh seluruh kaum.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Sifat shiddiq dan amanah Rasulullah saw sangat diakui oleh seluruh penduduk Mekah. Akan tetapi mereka telah dibutakan oleh kesombongan dan keangkuhan tatkala mendengar risalah nabi Muhammad saw. Mereka menolak mentah-mentah sampai memusuhi baginda nabi saw. Pada Isra’ dan mi’raj, kaum Quraisy kesulitan untuk menolak kebenaran akan peristiwa tersebut. Mereka sesungguhnya mengetahui bahwa Nabi Muhammad saw tidak mungkin berbohong dan mengada-ada. Bahkan telah mereka uji kebenaran ucapan Rasulullah saw dengan menanyakan kondisi Masjidil Aqsa. Namun mereka tetap ragu walaupun benar. Sungguh kesombongan sudah mengisi dan menutup hati orang-orang Quraisy Mekah.

Di samping itu, berkat karakter shiddiq dan amanah beliau, Rasulullah saw banyak mendapatkan dukungan dalam dakwahnya. Dukungan yang begitu kuat dan nyata diberikan oleh lingkungan sosial terdekatnya. Para sahabat terdekat dan keluarga menjadi penyemangat dakwah ketika banyak kafir Quraisy yang menunjukkan penolakan.

Khadijah radiyallahu ‘anha sebagai istri Rasulullah saw saw tercinta senantiasa berada di sisi beliau. Hartanya rela dikeluarkan untuk kemaslahatan dakwah           baginda. Beberapa sahabat lain pun demikian. Dengan penuh keikhlasan lillahi ta’ala dan sebagai bentuk support kepada Rasulullah, mereka menginfakkan harta mereka setengahnya bahkan seluruhnya. Seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar ash-shidiq, khalifah pertama dalam Islam.

Paman beliau saw, Abu Thalib, meskipun tidak beriman, namun menjadi pelindung dakwah Nabi saw. Adapun Hamzah ra menjadi yang terdepan dalam mendukung dakwah Islam. Kedudukannya yang terpandang dikalangan Quraisy mendukung dan menguatkan posisi Rasulullah saw secara politik. Siapapun orang Quraisy yang berani mengusik baginda nabi Muhammad saw akan berhadapang langsung dengan Hamzah ra dan juga Abu       Thalib.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Pada masa dakwah di Mekah, Rasulullah saw pernah didatangi utusan Quraisy untuk bernegoisasi agar berhenti dari dakwahnya. Sebagai gantinya, Quraisy akan menyediakan apapun permintaan dari rasulullah saw. Beliau saw ditawari kekuasaan, harta kekayaan dan bahkan pengobatan. Namun rasulullah saw dengan tegas menolak kesemua hal tersebut. Rasulullah saw bersabda dengan sebuah perkataan yang sangat menginspirasi dan memotivasi;

لَوْ وَضَعُوْا الشَّمْسَ فِيْ يَمِيْنِي، وَ القَمَرَ فِيْ يَسَارِيْ عَلَى أَنْ أَتْرُكَ هَذَا الأَمْرَ حَتَّى يُظْهِرَهُ اللهَ أَوْ أَهْلِكَ فِيْهِ مَا تَرَكْتُهُ

“Seandainya matahari diletakkan di tangan kananku, dan bulan berada di tangan kiriku, agar aku meninggalkan perkara ini (dakwah), sehingga Allah memenangkannya atau aku binasakan, pastilah aku tidak akan meninggalkannya.”

Pada hari ini di negara kita tercinta, Indonesia, bertepatan dengan Hari Peringatan Sumpah Pemuda. Sebuah momen sejarah dengan nilai luhur dan cita mulia. Pada hari ini di tahun 1928, para pemuda berkumpul mendeklarasikan narasi nya yang akhirnya menjadi motivasi semangat untuk segera meraih kemerdekaan. Para pemuda bersumpah menyatakan bahwa tanah tumpah darah mereka yang satu, yaitu tanah Indonesia. Kemudian berbangsa satu, bangsa Indonesia. Dan berbahasa satu bahasa Indonesia. Semangat para pemuda Indonesia dalam peristiwa ini adalah potongan semangat yang sama ketika rasulullah saw berbicara demi menegakkan kebenaran. Lalu, dalam perjalanan dakwah rasulullah saw Islam menjadi agama yang berhasil memfutuhkan kembali Mekah dan terus bersinar hingga saat ini. Pun Indonesia, perjuangan para pejuang bangsa telah menyampaikan Indonesia hingga pintu kemerdekaan sehingga menjadi negara yang berkedaulatan dan diakui dunia.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Sungguh dalam diri Rasulullah saw terdapat suri tauladan bagi kita semua. Dengan demikian, menjadi sebuah keharusan bagi kita untuk senantiasa berakhlak baik sebagaimana akhlak nabi Muhammad saw serta mengerjakan amalan sunah sebagaimana telah Rasulullah saw contohkan pada kita. Semoga Allah swt menjadikan kita hamba-Nya yang bertakwa yang senantiasa berlaku jujur dan amanah serta berhiaskan akhlak mulia..

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً

اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر  

Unduh File PDF