Pointer Khutbah Juma’t 1442 H (Seri 41)
Tema : Nishfu Sya’ban yang Sarat Makna
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA.
Khutbah I
الحمد لِلَّهِ الَّذِى فَضَّل شَهْرَ شَعْبَانَ وَرَمَضَان بِالْإِفْضَال مِنْ عِنْدِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ . أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ الصَّادِق الْوَعْد الْأَمِين . فَاللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى النَّبِيِّ الْأَمِين وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ أجْمَعِين
أما بَعْد فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah jum’ah rahimakumullah!
Marilah tiada henti kita bersyukur disayangi Allah dapat menyongsong tibanya tamu agung bulan Ramadhan 1442 H. Tinggal dua pekan kedepan. Semoga hari-hari Sya’ban yang tersisa Allah berkahi sehingga sampailah kita ke bulan Ramadhan
فَاللهم بَارِكْ لَنَا فِى شَعْبَانَ و بَلَغَنَا رَمَضَان صَائِمِين
Ya Allah berkahi kami di bulan Sya’ban dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan dalam kondisi berpuasa
Di beberapa negeri muslim lazim diadakan acara menghidupkan malam nishfu Sya’ban. Misalnya di Mesir, pusat madzhab serta negeri tempat hidup dan wafatnya Imam Syafi’i. Mata kegiatannya adalah muhadharah dan tausiah tentang keutamaan hari-hari bulan Sya’ban yang mengantarkan kaum muslimin memasuki Ramadhan. Juga memperbanyak shalat sunat dan tilawatil Quran, banyak beristigfar dan shalawat. Didukung dengan amalan sosial seperti berbagi kepada dhu’afa. Termasuk para pelajar dan mahasiswa yang datang dari luar Mesir.
Hal-hal tersebut dan lainnya sangat patut dilakukan karena beberapa alasan:
Pertama, secara implisit disebut dalam Alquran surat at-Taubah ayat 36. Serta secara khusus ditelateni oleh baginda Rasul saw sampai-sampai beliau mengingatkan umat agar jangan mengikuti orang kebanyakan yang kurang peduli terhadapnya. Justeru beliau mencontohkan maksimalisasi ibadah, khususnya shaum sunah yang hampir sebulan mengisi Sya’ban. Amalan sunah muakkadah seperti puasa senin dan kamis penting dijaga untuk mendapat poin tambahan jika pertengahan sya’ban bertepatan dengan hari senin atau kamis.
Selain itu terdapat nilai historis berupa terjadi peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram; kiblat yang beliau sukai dengan memperbanyak shalat sunat dan tilawatil quran yang panjang dalam qiyam. Beliau pun tidak lupa mengingatkan ibunda Aisyah akan kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan sebelum Ramadhan tiba. Seperti zakat dan terkhusus puasa qadha Ramadhan. Dari perspektif peningkatan iman takwa kita, penting dibuat program khusus yang aplikatif serta meningkat. Seiring dengan majunya umur kita mendekati batas usia.
Program persiapan khusus mengisi hari-hari Ramadhan sesuai nama-nama yang Rasulullah sebutkan. Yaitu; syahru shiyam sebulan penuh secara sempurna syarat, rukun dan akhlaknya. Syahrul qiyam dengan tidak bolong melaksanakann qiyamu ramadhan. Juga tahajjud di tengah atau penghujung malam. Dilengkapi banyak istigfar di waktu sahur. Dan pada syahrul Quran kita juga bermujahadah untuk tercatat sebagai ahlil Quran (keluarga Alquran) sebagai syarat untuk didaftar oleh malaikat yang bertugas sebagai ahullah (keluarga yang dirahmati Allah). Selanjutnya Ramadhan juga syahrul shadaqat. Selain shadaqatul fitri, sedekah atau zakat wajib afdhal ditunaikan pada bulan kelipatan pahala ini. Secara historis, khalifah Utsman ra menetapkan bulan kepedulian (muwasah) ini juga dengan bulan zakat. Lalu di bawah nama-nama Ramadhan lainnya, kitapun menyiapkan isi programnya.
Misalnya di bawah nama syahrul shabr. Kiranya situasi kemanusiaan dewasa ini secara nasional dan global berada dalam keprihatinan dan kepedihan yang meminta kesabaran ekstra. Dengan tuntutan tak terhindarkan. Harus sabar menjalani ketaatan ibadah kepada Allah, seraya menjauhi apapun perbuatan maksiat kepada-Nya.
Termasuk di dalamnya sabar dalam melawan ancaman covid-19 yang belum mereda. Dengan kesiapan menghadapi dampak ikutannya berupa kesulitan sosial dan ekonomi sambil memohon perlindungan Allah dari bencana alam yang diprediksi masih mengancam wilayah daratan dan lautan nusantara. Terlebih memohon dijauhkan dari konflik sosial politik apalagi sampai dan peperangan seperti yang terjadi di beberapa negara lain.
Ujian kesabaran berlapis digambarkan dalam Alquran,
وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْس اُولٰۤئكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَاُولٰۤئكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
Dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS al-Baqarah: 177)
Mereka diberi bonus bisysrah (kabar gembira)
اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Hanyasanya imbalan bagi mereka yang bersabar adalah pahala yang tak terhingga. (QS Az-Zumar: 10).
Pada puncak mujahadah, Ramadhan menyandang nama Syahrul jihad. Utamanya jihadun nafsi dalam menundukkan musuh seperti yang dirinci oleh al -Ghazali yaitu: almuharramat’, al syubuhat, almakruhat, dan fudhulul mubahat. Itu sesuai dengan yang disabdakan Rasul saw:
لاَ يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُوْنَ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ حَتَّى يَدَعَ مَا لاَ بَأْسَ بِهِ حَذَرًا لِمَا بِهِ الْبَأْسُ
Seorang hamba tidak mencapai derajat muttaqin sebelum meninggalkan sesuatu yang tidak berdosa demi menghindari sesuatu yang berdosa (HR at-Tirmidzi dan Ibn Majah).
Semoga dengan menggandakan kesabaran, semangat daya juang, dan daya selektif (‘iffah) kita telah memprogram diri menjadi muttaqin. Amin!
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَقّ حَمْدِه . وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَن وَالَاه شَهَادَةُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الَّذِي لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ
أَمَّا بَعْدُ . فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُم وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ .
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ .
وَاَللَّه سَلَّمْنَا وَالْمُسْلِمِين وَعَافِنَا وَالْمُسْلِمِين وَأَكْفِنَا وَإِيَّاهُم مِنْ شَرِّ مَصَائِب الدُّنْيَا وَالدِّينِ . وَجَنِّبْنَا وَإِيَّاهُم مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . وَحَبَّب إِلَيْنَا الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِى قُلُوبِنَا وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ