Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 76).
Tema : Menyikapi Tanda-Tanda Akhir Zaman.
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA.
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ المجاهدين سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وجنوده وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ».
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Jamaah Jumat rahimakumullah
Alhamdulillah atas nikmat-Nya yang tidak pernah berhenti mengalir kepada kita. Nikmat yang harus disambut dengan sikap syukur dengan cara memanfaatkannya untuk taat dan ibadah di samping menjauhi dosa dan maksiat yang dapat mendatangkan murka-Nya.
Di antara sikap dan perasaan yang membuat manusia mudah tergoda melakukan perbuatan dosa adalah perasaan dan anggapan bahwa kiamat masih jauh. Anggapan semacam ini biasanya muncul dari orang-orang kafir, fasik, dan jauh dari Allah. Bahkan mereka ingin kiamat tidak ada. Allah befirman,
لَآ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ وَلَا اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَه بَلٰى قَادِرِيْنَ عَلٰى اَنْ نُّسَوِّيَ بَنَانَه بَلْ يُرِيْدُ الْاِنْسَانُ لِيَفْجُرَ اَمَامَه يَسْأل اَيَّانَ يَوْمُ الْقِيٰمَةِ
Aku bersumpah demi hari kiamat. Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus. Ia berkata: “Bilakah hari kiamat itu?” (QS al-Qiyamah: 1-6)
Namun tidak demikian dengan orang beriman. Orang beriman telah dididik oleh Allah untuk meyakini keberadaan hari kiamat. Bahkan bukan hanya yakin akan keberadaannya. Akan tetapi orang beriman juga meyakini bahwa kiamat sudah sangat dekat. Sebab semua yang akan datang hakikatnya dekat dan pasti tiba. Hal itu seperti yang ditegaskan dalam banyak ayat Alquran. Di antaranya,
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُسْتَمِرّ
Telah dekat datangnya saat itu (kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”. (QS al-Qamar: 1-2).
Jamaah Jumat rahimakumullah
Tanda-tanda minor dari kiamat pun sudah banyak disebutkan dan akhir-akhir ini terlihat dengan sangat jelas. Di antaranya seperti yang disebutkan oleh Nabi saw
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
“Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, al haraj -yaitu pembunuhan- serta harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR al-Bukhari)
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُمْطَرَ النَّاسُ مَطَرًا عَامًّا وَلاَ تُنْبِتُ اْلأَرْضُ شَيْئًا
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga manusia dihujani dengan hujan secara merata, tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu.” (HR Ahmad).
Lalu bagaimana seorang mukmin menyikapi tanda-tanda kiamat tersebut? Tentu bukan dengan menyibukkan diri dalam menghitung dan memperkirakan datangnya kiamat. Sebab itu perkara gaib yang hanya diketahui oleh Allah. Namun sikap yang tepat dalam menghadapi kiamat adalah seperti yang ditanyakan oleh Nabi saw saat ada yang bertanya tentang kapan datangnya kiamat. Dalam hadits riwayat al-Bukhari beliau bertanya, “Apa yang telah kau persiapkan untuknya?”
Jadi yang paling penting dilakukan untuk menghadapi kiamat adalah persiapan diri untuk menghadapinya. Bagi seorang mukmin yang harus dilakukan adalah bertaqarrub kepada Allah lewat berbagai doa seraya berusaha keras menjauhi dosa dan maksiat. Itulah yang diajarkan oleh Nabi saw setiap kali menghadapi berbagai keadaan; apalagi keadaan yang mengarah kepada tanda kiamat.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Saat angin berhembus dengan kencang disertai petir dan badai, Nabi saw mengajarkan kita untuk membaca,
سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ
Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya.
اللهُمَّ اِنِّي اَسْاَلُكَ خَيْرَمَا فِيهَا وَخَيْرَمَا اُرْسِلَتْ بِهِ وَاَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا اُرْسِلَتْ به
‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan yang ada di dalamnya (hujan dan lain-lain), serta kebaikan yang dikirim bersamanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang dikirim bersamanya.’
Kemudian pada saat turun hujan, doa yang diajarkan Nabi saw,
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ
Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah
Selanjutnya saat hujan deras dianjurkan untuk berdoa,
اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Ya Allah semoga menjadi hujan yang bermanfaat
اللَّهُـمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا مَرِيعاً نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ عَاجِلاً غَيْرَ آجِلٍ
Ya Allah, berilah kami hujan yang merata, menyegarkan tubuh dan menyuburkan tanaman, bermanfaat, tidak membahayakan. Kami mohon hujan secepatnya, tidak ditunda-tunda (HR. Abu Dawud).
Ketika banjir datang, doa yang hendaknya dibaca,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.
Ketika hujan turun disertai badai dan petir, dianjurkan berdoa sebagai berikut,
اللّهُمَّ لاَ تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَ تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذلِكَ
Ya Allah, janganlah binasakan kami dengan murka-Mu, jangan hancurkan kami dengan siksa-Mu. Selamatkan dan ampunilah kami sebelum itu semua.
Sebelum itu, menjelang turun hujan hendaknya berdoa,
اللّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا وَأمْدِدْنَا بِأمْوَالٍ وَبَنِين وَاجْعَل لَنَا جَنَّاتٍ وَاجْعَل لَنَا أَنْهَارًا
Ya Allah aku memohon ampun pada-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun. Turunkan hujan yang lebah (dan bermanfaat) kepada kami, berikan kami harta dan anak-anak, berikan untuk kami kebun-kebun, serta hadirkan untuk kami sungai-sungai.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Demikianlah sejumlah doa yang diajarkan Nabi saw. Lewat doa, zikir, taqarrub, dan sikap takwa, tentu kebaikan, keselamatan, dan keberkahan akan didapatkan.
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَه فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung. (QS al-Ahzab: 70-71).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً،
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر