Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 63)
Tema : Menyambut Hari Literasi Internasional
Penulis : KH. Dr Surahman Hidayat, MA.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الذي علَّمَ بالقلم علَّم الإنسانَ ما لم يعلَم أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Kaum muslimin rahimakumullah.
Mari senantiasa bersyukur sebab atas hidayah Allah kita memeluk dinul Islam. Islam adalah sebuah agama yang sempurna. Karenanya kita wajib menguatkan ketakwaan dengan mematuhi ajaran agama-Nya. Agama yang memberi kemaslahatan kepada seluruh umat manusia.
Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Ia sempurna secara kualitatif dan sempurna secara kuantitatif. Kualitatif artinya nilai daripada ajaran Islam, sedangkan kuantitatif maknanya adalah kandungan ajarannya. Sebagaimana Firman Allah ta’ala;
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam menjadi agamamu.” (QS al-Maidah: 3)
Al-kamal adalah kesempurnaan kualitatif. Sedangkan at-tamam adalah kesempurnaan kuantitatif. Oleh karenanya, dalam beribadah hendaknya tidak hanya memenuhi syurutus shihhah (syarat sah) saja. Tapi juga harus mengupayakan terpenuhinya syurutul kamal; yaitu syarat kesempurnaan. Karena visi Islam mengarah kepada kesempurnaan. Sehingga ibadah tidak hanya diterima; akan tetapi juga diridhai Allah Swt. Secara vertikal diterima dan diridhai Allah SWT dan secara horizontal dapat bermanfaat terhadap sesama.
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, baik berupa peristiwa penting maupun yang lainnya bisa diposisikan dengan baik dan dijelaskan juga secara baik. Misalnya peristiwa yang akan kita hadapi dalam waktu dekat ini. Dunia menyebutnya dengan Hari Literasi Internasional. UNESCO atau PBB memperingatinya setiap tanggal 8 September sejak tahun 1966. Dalam istilah kita biasa disebut dengan Mahwul Ummiyah: membebaskan manusia dari buta huruf atau kegagapan aksara dan angka (membaca, menulis dan berhitung).
Dalam konteks Islam terdapat surat literasi yaitu surat Iqra. Ayat pertama yang Allah turunkan pada malam 17 Ramadhan yang kita kenal dengan malam Nuzulul Qur’an. Demikian pula Alquran disebut dengan kitab literasi sebab secara etimologi Alquran itu bermakna bacaan. Kesempurnaan kebaikan seseorang itu berdasarkan dari banyaknya ia membaca Alquran. Bukan hanya membaca secara tekstual akan tetapi juga membaca secara kontekstual. Dalam hadits disebutkan;
اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ ، كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا ، فَإِنَّ مَنْزِلَتكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Bacalah, dan naiklah (pada derajat-derajat surga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil saat di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca” (HR Ahmad)
Maka menjadi penting bagi kita selaku umat Islam untuk ikut serta memperingati Hari Literasi Internasional yang diserukan oleh PBB. Karena tingkat literasi yang baik bisa meningkatkan kemampuan calistung (membaca, menulis dan berhitung) seseorang.
Dalam surat Al-‘Alaq, kata Iqra diulang sebanyak dua kali. Perintah ini menunjukan betapa pentingnya membaca. Adapun berhitung juga diterangkan dalam ajaran Islam. Amalan ibadah yang berkaitan dengan hitungan dan bilangan seperti shalat, puasa Ramadhan dan lainnya dijelaskan dengan rinci.
Dalam sirah nabawiyah, Rasulullah saw setelah perang Badar memberikan syarat kepada para tawanan perang dari bangsa Yahudi dan kaum musyrik jika mereka ingin bebas dengan mengajari anak-anak kaum Anshar membaca, menulis dan berhitung. Setiap orang tawanan mengajari sepuluh orang anak. Jika selesai mengerjakan syarat tersebut barulah ia bisa bebas. Sungguh Islam sangat memerhatikan dan mementingkan literasi.
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Saat ini literasi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Literasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa poin:
Pertama, literasi keilmuan. Seperti membaca, menulis dan menghitung. Saat ini tingkat literasi suatu bangsa sangat berpengaruh dengan tingkat kuelaitas pendidikan dan keilmuan. Dengan ilmu yang bermanfaat bisa mengangkat derajat manusia. Maka, literasi adalah bagian dari ilmu. Allah befirman,
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dari kalian dan orang orang yang menuntut ilmu beberapa derajat.” (QS al-Mujadalah : 11)
Ilmu bisa diperoleh melalui literasi, baik membaca, menulis maupun berhitung. Juga bahasa adalah sarana ilmu. Saat ini literasi juga mengikuti bahasa apapun guna memperluas akses keilmuan dan sosialisasi ilmu. Bukan hanya bahasa dalam pergaulan sehari-hari atau bahasa sosial namun juga bahasa ibadah.
Kedua adalah literasi yang dipakai dalam komunikasi antar sesama manusia. Kecakapan bahasa yang santun dan baik dalam bermuamalah. Interaksi hubungan manusia sebagai makhluk sosial juga butuh literasi yang perlu dipelajari dengan seksama. Sehingga bisa tercipta kesepahaman yang mampu menyatukan kita. Di samping mengangkat martabat bangsa dan negara serta mengokohkan ummat.
Ketiga, Literasi Ibadah. Karena masih banyak dari umat muslim yang belum memahami literasi ibadahnya: Misalnya terkait makna yang dibacanya ketika shalat serta makna kandungan dari Alquran. Literasi komunikasi ibadah ini tidak hanya berhenti di dunia tapi juga akan berefek ke akhirat. Rasulullah saw bersabda,
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya” (HR Bukhari)
Selain itu, kemuliaan seseorang di akhirat sebanding dengan akhir ayat Alquran yang dibaca dan dipahaminya sebagaimana disebutkan dalam hadits Bukhari.
Keempat, Literasi Digital. Perkembangan saat ini untuk mempelajari dan mengajarkan Alquran dan bahkan ilmu pengetahuan lainnya sudah banyak dilakukan melalui media digital. Terdapat ribuan buku dan referensi serta ceramah ceramah keagamaan
disebar di ranah digital. Semuanya memudahkan kita untuk bisa belajar. Seorang dai atau ustadz dapat berkhidmah kepada agama dengan baik melalui digital. Cakupan dakwahnya menjadi semakin luas dan cepat. Tentu Islam mendukung segala bentuk hal yang bisa bermanfaat bagi manusia. Literasi digital kini menjadi tren dunia. Tentu kita harus bisa menjadikannya sebuah tren positif untuk kebaikan seperti dakwah internasional dan menjadikan kita sebagai umat yang senantiasa berada di posisi terdepan.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Seorang muslim tidak boleh tidak berilmu. Karena kelak di akhirat tentu akan dihisab. Syeikh Mohammad al-Ghazali pernah mengatakan bahwa dosa seorang yang jahil (bodoh) bisa jadi lebih besar dibandingkan dengan orang yang meninggalkan shalat dan zakat. Karena dengan kejahilan seseorang bisa terperosok kepada kemusyrikan dan kekufuran. Maka Islam sangat memperhatikan literasi dan ilmu agar umat manusia tidak terjerumus kedalam lembah kejahilan dan kebodohan atau literasi.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ الآيات وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِني وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبّ الْخَلاَئِق فِي الأرْضِ وَفِي السَّمَاء
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه و رَسُولُه . فَصَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاهُم إلَى يَوْمِ لِقَائه.
أما بَعْد فَيَا أيُّهَا الْمُسْلِمُون اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِه باِمْتِثَال أوَامِرِه وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيه
وَاعْلَمُوا أنَّ الله صَلَّى على نَبِيِّه قَدِيمًا فقال
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِن بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ البُلْدَانِ عَامّة،إنَّكَ عَلَى كُلّ شَيئ قَدِير
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ