Pointer Khutbah Juma’t 1444 H (Seri 127)
Tema : Menyambut Desember dan Tahun Baru dengan Sikap Istikamah
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
KHUTBAH I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.
Memasuki akhir bulan Desember dan tahun baru masehi, sudah selayaknya umat Islam memiliki sikap yang tepat untuk menyambutnya. Sikap yang sesuai dengan tuntunan ajaran agama. Sikap yang menunjukkan jati diri sebagai muslim yang memiliki kepribadian istimewa, tidak larut dan tidak mengikuti apa yang dilakukan oleh kebanyakan manusia. Namun konsisten dan istikamah dengan prinsip ajaran Islam yang mulia.
Allah Swt befirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ كَفَرُوا
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (QS Ali Imran: 156)
Dalam hadits Nabi saw juga bersabda,
لَا تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا
Janganlah kalian menjadi orang yang suka mengekor orang lain dengan berkata, “Jika manusia menjadi baik, maka kami juga berbuat baik. Dan jika mereka berbuat zhalim, maka kami juga akan berbuat zhalim.” Akan tetapi mantapkanlah hati kalian, jika manusia berbuat baik kalian juga berbuat baik. Namun jika mereka berlaku buruk, janganlah kalian berbuat zhalim. (HR at-Tirmidzi)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Umat Islam harus menunjukkan sikap istikamah dengan konsisten dalam beragama. Itulah yang Allah perintahkan dalam Alquran,
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Maka istikamahlah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS Hud: 112).
Dalam Tafsir al-Wasith, Syekh Ali ath-Thantawi menegaskan bahwa ayat di atas merupakan perintah Allah kepada Rasul saw dan umatnya untuk komitmen di atas jalan yang lurus. Yakni dengan konsisten berada dalam satu arah tanpa condong ke kanan atau ke kiri. Tentu tidak disertai sikap berlebihan ataupun meremehkan. Tidak boleh melampaui batas baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Ibn Katsir berkata, “Itulah yang akan membantu datangnya kemenangan.”
Sikap istikamah tersebut terutama harus tampak dalam masalah akidah. Keyakinan terhadap lâ ilâha illallâh bahwa tiada Tuhan selain Allah merupakan prinsip yang tidak bisa ditawar. Ia adalah harga mati bagi seorang muslim. Dengan kalimat itulah ia hidup. Dengan kalimat itu pula ia mati. Serta dengan kalimat itu pula insya Allah ia dibangkitkan.
Sikap istikamah juga harus tampak dalam hal ibadah. Bahwa seorang muslim hanya menyembah Allah semata dengan cara dan petunjuk yang diajarkan oleh Nabi saw. Tidak mengikuti tata cara dan ritual ibadah umat lain. Hal ini seperti yang Allah sebutkan dalam surat al-Kafirun yang ditutup dengan ayat
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (QS al-Kafirun: 6)
Sikap istikamah harus tampak pula dalam akhlak dan muamalah. Dalam hal ini prinsip tasamuh (toleran), murah hati, lapang dada, dan suka memberikan kemudahan menjadi landasan yang penting untuk dikembangkan agar tercipta kerukunan, keharmonisan, dan kedamaian. Itulah yang senantiasa diajarkan oleh Nabi saw. Beliau bersabda,
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى
Semoga Allah merahmati orang yang memberikan kemudahan ketika menjual, ketika membeli dan ketika meminta haknya. (HR al-Bukhari)
Demikian pula dalam memberi maaf kepada pihak yang melakukan kekeliruan dan kesalahan. Di samping menunjukkan kebesaran jiwa dan kemuliaan akhlak. Ia juga mendatangkan ampunan dari Allah Swt. Sebagaimana saat Abu Bakar ra memberikan maaf kepada Misthah ra, sahabat yang selama ini mendapat bantuan darinya namun justru ikut menyebarkan fitnah tentang putrinya (Aisyah ra). Meski pada awalnya sempat kecewa dengan sikap Misthah ra dan berniat untuk memutuskan bantuan kepadanya, namun Abu Bakar ra kemudian lebih memilih untuk memaafkan agar mendapat ampunan dari Allah Swt.
وَلَا يَأْتَلِ أُو۟لُوا۟ ٱلْفَضْلِ مِنكُمْ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤْتُوٓا۟ أُو۟لِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱلْمُهَٰجِرِينَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا۟ وَلْيَصْفَحُوٓا۟ ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS an-Nur: 22)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Sikap istikamah juga hendaknya tampak dalam tampilan, sikap, pergaulan, dan dalam menampilkan syiar-syiar agama agar jelas identitas dan jati diri sebagai muslim. Tentu tidak dengan cara berlebihan dan melampaui batas. Akan tetapi dalam balutan sikap tasamuh dan rahmah bagi semesta alam.
Semoga dengan memasuki akhir bulan Desember ini dan sekaligus menyambut tahun baru 2023 nanti, Allah menurunkan rahmat-Nya kepada kita semua disertai keberkahan dan limpahan anugerah-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُفَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
