Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 99)
Tema : Menyambut Bulan Haram
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ المجاهدين سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وجنوده وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga hari akhir.
Dalam hidup seorang mu’min setiap langkahnya harus menjadi nilai yang mampu meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Setiap detik, menit, dan jam yang berlalu adalah kesempatan menambah pundi pundi amal kebaikan. Hari berganti hari ialah peluang untuk menghapus kesalahan yang pernah dilakukan. Pekan berulang pekan, bulan bertukar bulan hingga tahun bertambah tahun menjadi semakin lebih baik dalam keimanan dan ketakwaan adalah cita yang perlu diwujudkan.
Telah Allah jadikan pergantian dan perubahan waktu sebagai tanda keagungan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang mau berfikir. Dengan demikian tentu tanda-tanda tersebut akan senantiasa menjaga kita berada dalam lingkup muraqabatullah. Secara otomatis kita akan menta’zhim atau memuliakan ayat-ayat kauniyah Allah Swt. Termasuk diantaranya adalah bulan-bulan haram. Sepantasnya kita memuliakan bulan bulan haram tersebut dengan penuh keimanan. Dari mulai bulan Dzulqa’dah hingga bulan Muharram sebagai syiar Allah taa’la. Sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an;
ذَٰلِكَۖ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS al-Hajj : 32)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Bulan haram yang akan datang ini harus kita sambut dengan berbahagia. Kita tunjukkan dalam menyambutnya sikap takwa. Bertadayun yang lurus dan tidak zhalim dalam beragama. Bersama kita tadabburi lagi firman Allah dalam al-Qur’an;
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,” (QS at-Taubah : 36)
Perlu kewaspadaan dan kehati-hatian dalam diri seorang muslim agar ia selamat dari berbuat zhalim. Kezhaliman yang paling mudah dan murah adalah kegagalan menjauhi neraka lewat kata-kata. Dampak dari lisan yang tidak terjaga. Ungkapan hingga umpatan yang berbanding terbalik dari tuntunan agama. Hal yang terkesan ringan namun sebenarnya yang demikian itu bukanlah urusan sederhana.
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi diterangkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah orang yang gagal dalam menjaga lisannya.
سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ – صلى الله عليه و سلم – عَنْ أَكْثَر مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الجَنَّةَ فَقَالَ : (تَقْوَى اللهِ وَ حُسْنُ الخُلُقِ) . وَ سُئِلَ عَنْ أَكْثَر مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ : (الفَمُ وَ الفّرَجِ)
“Rasulullah saw ditanya mengenai perkara yang paling banyak memasukkan seseorang kedalam surga, beliau saw menjawab, (Takwa kepada Allah swt dan berakhlak yang baik). Beliau ditanya pula mengenai perkara yang paling banyak memasukkan seseorang kedalam neraka, jawab beliau, (perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan)” (HR Tirmidzi)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Terdapat beberapa tingkatan zhalim dalam maksiat kata-kata. Diantaranya ialah sebagai berikut;
Pertama, ghibah atau menggunjing. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ghibah sudah menjadi penyakit yang merebak di masyarakat kita. Sadar atau pun tidak, kebanyakan kita sering melakukan kesalahan ini sebab sudah seperti hal yang biasa menggunjing orang lain. Padahal agama jelas melarangnya.
Kedua, zuurun wa buhtan. Perkataan dusta dan fitnah. berbicara dengan tanpa bukti dan data. Juga hoax yang banyak menjadi sumber sumber misinformasi dan berakhir dengan kebohongan-kebohongan selanjutnya.
Ketiga, perang kata-kata dengan berdebat yang membawa pada konflik politik dan sosial.
Keempat, adalah ucapan-ucapan syirik kecil hingga kufur. Seperti bersumpah dengan selain Allah dan lain sebagainya.
Kesemua hal tersebut harus dengan semaksimal mungkin kita hindari. Senantiasa memohon petunjuk dan pertolongan Allah serta memikirkan sejenak apa yang akan kita ucapkan sebelum bicara. Menjaga lisan dengan menghindari kata-kata yang buruk dan memilih kalimah thayyibah. Kata-kata yang baik dan bermutu. Kita bisa mengambil pelajaran dari firman Allah ta’ala;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,” (QS al-Ahzab : 70)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Dari ayat tersebut apabila mengamalkannya dengan benar maka kita akan mendapati hasil yang positif yang Allah jelaskan pada ayat selanjutnya.
يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا
“Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”(QS al-Ahzab : 71).
Allah akan memberikan balasan yang sangat besar yaitu surga. Akan tetapi, jika kita tidak mampu menjaga lisan kita dari keburukan maka hal yang akan terjadi adalah terputusnya tali silaturahim. Sebab lisan yang tidak baik menjadikan orang orang disekitarnya menjauhinya. Tidak akan ada yang merasa nyaman dan aman berada di dekat orang yang lisan nya buruk. Dalam salah satu hadits Rasulullah saw pernah menjelaskan;
لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعُ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silatirahim” (HR Muslim)
Semoga kita bisa senantiasa menjadi orang yang menjaga lisannya. Berbicara dengan santun dan baik. Sampai ucapan kita menjadi wasilah untuk menegakkan panji kalimatullah di muka bumi dan tersebarnya kebaikan serta kemanfaatan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر