Menumbuhkan Kecerdasan Bangsa

Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 64)

Tema : Menumbuhkan Kecerdasan Bangsa

Penulis : KH. Dr Surahman Hidayat, MA.

الْحَمدُ للهِ الَّذِي أحلَّنَا محلَّةَ الْفَهم، وحلانَا حليةَ الْعلم، وزيننَا بزينةِ الْمنطق، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ   اللَّهُمَّ صَلِّ على الْمَبْعُوثِ بجوامعِ الْكَلم، إِلَى أَعقلِ الْأُمَم، وعَلى جَمِيعِ أَتْبَاعِه والسائرينَ فِي منهاجِ أَتْبَاعِه وَسلمَ تَسْلِيمًا كثيرًا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Khutbah I

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah

Setiap muslim harus menjadi pribadi yang semakin baik setiap harinya. Antara hari ini, kemarin dan esok hari mesti ada peningkatan positif dalam diri. Baik secara umum seperti kualitas kinerja dalam bekerja, kecakapan personal, keilmuan dan wawasan maupun secara khusus yang tidak lain adalah kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Sebuah motivasi yang luhur agar kita tetap semangat menggapai ridha Allah Swt.

Seorang muslim haruslah orang yang memiliki wawasan keilmuan. Kecerdasannya menjadi pengingat diri bahwa ia adalah seorang hamba yang harus beriman dan beribadah kepada Rabb-nya. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, kecerdasan dijadikan sebagai salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia. Dalam muqaddimah Undang-Undang Dasar alinea keempat disebutkan bahwa di antara tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan pun menjadi taujih qur’ani.  Dalam Alquran Allah berfirman,

وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ أُولَٰئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ

“ Allah menjadikan kamu senang kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. Al-Hujurat : 7).

Kata ar-rusyd memiliki arti lurus. Namun juga bisa diartikan dengan cerdas. Yang menjadi contoh kecerdasan adalah para sahabat. Terutama Khulafa ar-Rasyidun adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan sangat mengagumkan. Mereka dikaruniai berbagai kecerdasan dan menjadi teladan untuk kita semua.

Dalam doa pun kita sering memohon kepada Allah agar dikaruniai kecerdasan, pemahaman yang lurus dan kecintaan kepada iman.

ٱللَّهَمَّ حَبِّبَ إِلَيْنَا ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيِّنَهُۥ فِى قُلُوبِنَا وَكَرِّهَ إِلَيْنَا ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ

Jamaah jumat rahimakumullah

Kecerdasan berangkat dari ma’rifat (memahami sesuatu). Tidak hanya secara literasi tapi juga secara konsep bahkan sampai pada tingkat pengaplikasiannya. Kecerdasan akan menyampaikan kepada pemahaman yang lurus dan konsisten. Keimanan, akhlak, ilmu dan ma’rifah itu adalah contoh hal-hal yang akan mendapatkan nilai lebih karena kecerdasan.

Konstitusi negara memiliki visi kecerdasan, mencerdaskan kehidupan bangsa. Zainudin MZ mengistilahkan kecerdasan juga dengan kebenaran. Bukan hanya orang yang pintar, tapi orang yang benar. Sebab yang langka adalah orang benar, bukan orang pintar.

Jamaah jumat rahimakumullah

Kecerdasan menjadi tema penting dalam kehidupan manusia. Banyak ahli diantaranya Ary Ginanjar menjelaskan satu aspek dari kecerdasan, yaitu kecerdasan emosional, sebagai kemampuan untuk merasa dengan kejujuran hati sebagai pusat prinsip yang mampu melahirkan kebijaksanaan.

Dr. Salim Segaf Al-Jufri memaparkan ada beberapa bentuk kecerdasan yang perlu dimiliki setiap manusia. Di antaranya:

  1. Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan yang kaitannya dengan kemampuan seseorang dalam menalar, merencanakan, menangkap, memahami gagasan, dan belajar.  Inilah pengertian kecerdasan yang umum di pahami oleh masyarakat luas. Dengan kecerdasan intelektual ini kita bisa merumuskan dan memutuskan sebuah konsep serta memperdalam ilmu pengetahuan.

  1. Kecerdasan ruhiyah atau spiritual.

Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 7,

وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ  أُولَٰئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ

“ Allah menjadikan kamu senang kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS al-Hujurat: 7).

Dengan kecerdasan ruhiyah kita berusaha agar senantiasa berada di jalan yang lurus, agar memiliki akidah yang benar dan supaya kita mencintai keimanan. Setelah seseorang mencintai keimanan dengan berupaya selalu merasa dalam pengawasan Allah dan takut dengan azabnya maka tentu ia akan menjauhi segala bentuk maksiat dan dosa. Dari kecerdasan spiritual ini lahir rasa al-hadzar (kehati-hatian) dan al-khauf (takut kepada Allah). Sehingga kita tidak akan putus asa dan kehilangan harapan.

  1. Kecerdasan emosional dan sosial

Dr. Salim pernah menjelaskan bahwa kecerdasan intelektual saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan konflik yang ada disekitar kita. Kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk membuat orang saling menyayangi. Untuk itu diperlukan kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional seperti kepekaan hati supaya tercapai sebuah kesatuan dan persatuan.

Jamaah jumat rahimakumullah

Jenis dan ragam kecerdasan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita dalam menghadapi banyak problema. Seperti problem ekonomi karena dampak pandemic yang belum usai. Juga problem sosial yang muncul bersamaan dengan kondisi ekonomi yang sulit. Seperti diberitakan, berbagai problem tersebut membuat sebagian orang putus asa dan hilang harapan. Bahkan sampai memakan korban jiwa. Ada yang mengakhiri hidupnya sendiri, dan ada pula yang menghilangkan nyawa orang dan kerabat terdekat. Tentu ini sangat memprihatinkan.

Dalam konteks tersebut sangat penting untuk menghidupkan dan memunculkan kecerdasan dalam menghadapi kesulitan. Orang yang memiliki kecerdasan akan tampak berbeda dengan yang tidak memiliki kecerdasan saat diuji dengan masalah atau problem yang ada. Sebagai orang beriman kita harus memiliki kecerdasan. Kita beruntung karena negara berkewajiban untuk berpihak pada kecerdasan melalui program Pendidikan. Tujuannya agar tercipta manusia-manusia yang cerdas, benar, jujur dan berakhlak mulia.

بَارَكَ ٱللَّهَ لِي وَ لَكُمْ بِالْقُرْآنِ العَظِيْم وَ نَفَعْنِي وَ إِيَّاكُم بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ و الذِّكْرِ الحَكِيْم . فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمْ

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبّ الْخَلاَئِق فِي الأرْضِ وَفِي السَّمَاء

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه و رَسُولُه . فَصَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاهُم إلَى يَوْمِ لِقَائه.

أما بَعْد فَيَا أيُّهَا الْمُسْلِمُون اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِه باِمْتِثَال أوَامِرِه وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيه وَاعْلَمُوا أنَّ الله صَلَّى على نَبِيِّه قَدِيمًا فقال إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

‏‎ اَللَّهُمّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ 

اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِن بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ البُلْدَانِ عَامّة،إنَّكَ عَلَى كُلّ شَيئ قَدِير

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Unduh File PDF