Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 71)
Tema : Menjadi Pemuda Harapan Umat dan Bangsa
Penulis : KH. Abdullah Haidir, Lc.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْنِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Kaum muslimin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah Taala.
Masa muda adalah masa terbaik dalam kehidupan manusia. Karena di usia ini Allah memberikan kekuatan melebihi fase sebelum dan sesudahnya, sebagaimana Allah nyatakan dalam ayat-Nya.
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa. (QS ar-Rum: 54)
Kelebihan yang Allah berikan ini semestinya berbanding lurus dengan hasil dan prestasi yang diberikan. Maka berbeda dengan apa yang dipahami sebagian orang, bahwa masa muda harus dimanfaatkan untuk sekedar bersenang-senang menghabiskan masa mudanya, justeru semestinya masa muda digunakan semaksimal mungkin melahirkan berbagai kebaikan. Sungguh sangat besar kebaikan jika potensi yang Allah berikan kepada para pemuda digunakan untuk perkara-perkara kebaikan. Sebaliknya, jika kekuatan yang diberikan kepada para pemuda disalurkan untuk keburukan, maka diapun akan memberikan daya rusak yang sangat besar.
Memang harus disadari pula, bahwa para pemuda selain menyimpan potensi kekuatan yang besar, mereka juga rentan dengan berbagai godaan dan ajakan-ajakan yang mengalihkannya dari jalan-jalan kebaikan.
Karenanya perkara penting yang harus dimiliki bagi seorang pemuda adalah pedoman kehidupan yang kokoh dan kuat sehingga tak mudah terombang ambing oleh arus dan tawaran-tawaran yang dapat merusak kehidupannya. Dalam perspektif Islam, pedoman kehidupan itu adalah keimanannya yang kepada Allah.
Keimanan inilah yang akan membuat hidup seorang pemuda menjadi terbimbing di jalan kebaikan. Sehingga betatapun besarnya arus dan godaan yang ada dia tidak kehilangan jatidirinya dan dengan jernih dapat membedakan mana ajakan dan tawaran positif yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat untuk dia ikuti dan mana tawaran dan ajakan merusak yang mengundang celaka dan sengsara agar dia hindari.
Dalam Al-Quran, Allah mengajak kita untuk meneladani Ashabul Kahfi, yaitu pada pemuda yang kokoh dengan keimanannya, sehingga tidak begitu saja terseret kebatilan dan kekufuran walau arusnya sangat deras.
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka. (QS Al-Kahfi: 13)
Penting bagi para pemuda menyadari hal ini, bahwa keimanannya kepada Allah adalah perkara mendasar. Jangan sampai terlambat menyadari hal ini. Teruslah lakukan upaya-upaya penguatan keimanan dengan hadir di majelis-majelis ilmu atau melakukan pendalaman terhadap ayat-ayat Allah Taala. Semakin dini hal ini kita sadari dan kita tekuni, semakin memberikan buah yang baik bagi kehidupan.
Para orang tua atau pihak-pihak terkait dengan berbagai wewenang dan kapasitasnya hendaknya memberikan support kepada para pemuda agar mereka lebih dekat kepada Allah Taala. Sebab jika keimanan kuat tertanam, akan melahirkan banyak langkah-langkah kebaikan.
Para hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah.
Perkara berikutnya yang tak kalah pentingnya dari para pemuda adalah menumbuhkan kesadaran bahwa potensi dan kekuatan pada dirinya dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain, masyarakat luas, bahkan bangsa dan negara.
Para pemuda selain Allah berikan berbagai kekuatan, merekapun diberikan sifat heroik, penuh semangat dan bergairah. Sangat disayangkan kalau potensi ini hanya dihabiskan untuk memenuhi kesenangan dirinya saja. Seandainya hal ini diarahkan dan ditujukan untuk sesuatu yang mendatangkan manfaat, maka akan lahirlah langkah-langkah besar dan bermanfaat. Masing-masing sesuai bidang dan kecenderungannya, apakah Pendidikan, sosial, seni budaya, ekonomi dll. Sehingga gambaran para pemuda yang sering dikesankan sebagai ‘sumber masalah’ dapat dirubah menjadi ‘pemecah masalah’, membantu masyarakat untuk mengatasi berbagai problematika yang dihadapinya.
Dalam hal ini kita dapat berkaca kepada para pemuda di masa perjuangan kemerdekaan negara kita, bagaimana para pemuda saat itu dengan penuh semangat mereka ikut berjuang dan memikirkan nasib bangsanya bahkan rela berkorban untuk itu. Di antara terobosan perjuangan mereka yang sangat fenomenal adalah kongres para pemuda yang diadakan pada tanggal 28 Oktober 1828 dan kemudian melahirkan apa yang hingga kini dikenal sebagai sumpah pemuda yang menyatakan kesatuan tanah air, kesatuan bangsa dan kesatuan Bahasa. Dan karenanya tanggal ini oleh pemerintah ditetapkan sebagai hari sumpah pemuda.
Ini teladan yang sangat bagus bahwa para pemuda semestinya berperan, berkiprah dan ikut andil dalam berbagai tantangan dan problematika masyarakat yang ada. Setiap zaman pasti ada problematikanya masing-masing, maka disinilah peran pemuda dituntut untuk ambil bagian mengatasi berbagai problematika yang ada sesuai dengan bidang dan kapasitas masing.
Di sisi lain, ketika para pemuda disibukkan oleh peran dan kiprahnya masing-masing, maka dengan sendirinya ini menjadi jurus sangat ampuh untuk menghindarkan mereka dari berbagai tawaran keburukan dan kerusakan.
Demikianlah sejatinya seorang pemuda, esksistensinya dibuktikan oleh kiprahnya dan andilnya dalam langkah langkah kebaikan, tidak hanya membanggakan masa mudanya, apalagi sekedar membangga-banggakan nenek moyangnya.
لَيْسَ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أبيْ، وَلـٰكِنَّ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ هٰـأَنَاذَا
Bukanlah pemuda yang mengatakan inilah bapakku
Akan tetapi, pemuda adalah orang yang mengatakan inilah (prestasi)-ku
Kepada para pemuda, perkuat terus keimanan kepada Allah dan ketundukan kepada-Nya, teruslah semangat belajar dan berkarya yang dapat menghasilkan manfaat.
Kepada para orang tua dan pihak berwenang, bantulah para pemuda, ayomilah mereka dan berikan mereka peluang yang layak untuk berkiprah dan berperan positif dalam kehidupan masyarakat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، اللهُمَ حَررْ بَيْتَ المقْدس إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر