Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 100)
Tema : Menghayati Bulan Haram dan Waktu Wafatnya Rosulullah SAW
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
الحمد لله الذي شرف المسلمين بخاتم المرسلين أشهد أن لا إله إلا الله شهادة تنجي قائلها في الدارين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للعالمين فاللهم صل وسلم عليه وعلى اله وأصحابه ومحبيه إلى يوم يبعثونز أما بعد فإني أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون. حيث قال جل شأنه : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Sidang Jum’at rahimakumullah !
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Pada hari jum’at ini tanggal 10 Juni 2022 merupakan pekan kedua bulan Dzulqa’dah. Bulan haram pertama dari empat bulan haram keseluruhannya. Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Selain kemuliaan Dzulqa’dah sebagai bulan haram, pada suatu tanggal di bulan Syamsiah yang bertepatan dengan 8 Juni 632 M, dilaporkan oleh para sejarawan Islam bahwasanya hari tersebut sebagai hari wafatnya Khairul barriyah, Nabi Muhammad bin Abdullah SAW di usia 63 tahun. Bertepatan dengan tahun 11 Hijriah. Shallalahu ‘alaihi wa salam.
Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, mayoritas sejarawan melaporkan hari wafatnya Nabi SAW adalah hari Senin tahun 11 Hijriah/ 632 Masehi. Titi-mangsa tanggal nya adalah 8 Juni menurut versi yang populer. Versi lain menyebutkan tanggal 6 Juni. Artinya, ada kesesuaian bahwa pekan pertama Juni dan Dzulqa’dah ini merupakan pekan wafatnya Rasulullah SAW. Alhamdulillah, untuk tahun ini bertepatan dengan bulan Dzulqa’dah sebagai bulan haram yang wajib dimuliakan dan dipetik makna serta pesan-pesan di dalamnya untuk meningkatkan derajat iman dan takwa kita.
Sidang Jum’at rahimakumullah!
Sebagaimana pesan dan pelajaran dari maulid nabi SAW selalu dipentingkan oleh jumhur umat Islam. Sejak pemerintahan Dinasti Utsmani hingga sekarang. Sejatinya, dari hari-hari pengantar wafat Nabi akhir zaman SAW banyak pesan yang penting kita ambil selaku pecinta Beliau yang berharap syafaatul ‘uzhma nya. Penulis sirah nabi SAW, Syeikh Muhammad al-Ghazali dan an-Nadawi melaporkan hal-hal yang luar biasa sebagai pusaka atau legasi akhlak kenabian. Antara lain sebagai berikut;
Sepekan terakhir Beliau SAW menderita sakit parah yang mengantarkan kepada ajalnya. Diduga akibat dari racun yang dibubuhkan oleh Wanita yahudi di atas hidangan kambing yang beliau saw santap bagian paha depannya. Seorang sahabat bernama Bisyir bin al-Barra’ pun meninggal pada saat kejadian yang sama. Kemudian si Yahudi tadi dilaporkan dan diqishas oleh keluarga al-Barra. Adapun terkait dengan Rasulullah SAW, diriwayatkan bahwa si Wanita Yahudi meminta maaf dan masuk Islam. Karena ternyata Beliau saw telah lebih dulu diberitahu oleh Jibril as, dan bahkan daging kambing tersebut pun memberi tahu Rasulullah bahwa ia telah ditaburi racun. Maka beliau SAW pun melepaskannya dari hukuman.
فَعَفْوَتُ عَنْهَا
“Maka aku memaafkannya” (HR Muslim)
Sidang Jum’at rahimakumullah!
Dikarenakan parahnya sakitnya, nabi saw beberapa hari tidak kuat untuk berjalan ke masjid guna mengimami shalat berjamaah. Abu bakar ra pun maju menjadi imam shalat atas pesan Rasulullah saw. Pada dua hari terakhir menjelang wafat, dengan dipapah oleh Fadhal bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib. Rasulullah saw seakan memaksakan diri untuk berjamaah di masjid. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan pesan-pesan terakhir dengan posisi duduk di mimbar. Kemudian Beliau saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Fadhal bin Abbas;
أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا النَّاسُ ، فَإِنِّي أَحْمَدُ إِلَيْكُمُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ ، وَإِنَّهُ دَنَا مِنِّي خُلُوفٌ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ ، فَمَنْ كُنْتُ جَلَدْتُ لَهُ ظَهْرًا فَهَذَا ظَهْرِي فَلْيَسْتَقِدْ مِنْهُ ، وَمَنْ كُنْتُ شَتَمْتُ لَهُ عِرْضًا فَهَذَا عِرْضِي فَلْيَسْتَقِدْ مِنْهُ ، وَمَنْ كُنْتُ أَخَذْتُ لَهُ مَالًا فَهَذَا مَالِي فَلْيَأْخُذْ مِنْهُ ، وَلَا يَقُولَنَّ رَجُلٌ : إِنِّي أَخْشَى الشَّحْنَاءَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَلَا وَإِنَّ الشَّحْنَاءَ لَيْسَ مِنْ طَبِيعَتِي وَلَا شَأْنِي ، أَلَا وَإِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ مَنْ أَخَذَ حَقًّا إِنْ كَانَ لَهُ ، أَوْ حَلَّلَنِي فَلَقِيتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَنَا طَيِّبُ النَّفْسِ ، وَإِنِّي أُرَانِي أَنَّ هَذَا غَيْرُ مُغْنٍ عَنِي حَتَّى أَقُومَ فِيكُمْ مِرَارًا
“Wahai sekalian, sesungguhnya aku memuji-Mu, Allah yang tiada tuhan selain-Nya. Dan sesungguhnya Ia mendekat kepadaku dari punggung-punggung kalian. Maka barangsiapa yang pernah aku cambuk punggungnya, maka ini punggungku, lakukanlah apa yang setimpal. Dan siapa yang pernah aku rendahkan dirinya, maka ini diriku perlakukanlah sebagaimana aku pernah melakukannya. Dan siapa yang pernah aku ambil hartanya, maka ini hartaku, ambillah milik kalian darinya. Dan jangan lah ada seseorang yang berkata; sesungguhnya aku takut kalau Rasulullah saw nanti akan dendam. Sungguh, dendam itu bukanlah dari kebiasaanku dan kepribadianku. Sungguh, yang paling mencintaiku dari kalian adalah yang mengambil haknya jika ia memilikinya. Atau membebaskanku atas haknya, sehingga aku dapat berjumpa dengan Allah azza wa jalla dengan jiwaku yang telah bersih. Sungguh aku melihat bahwa urusan ini tidak bisa ku abaikan begitu saja sampai aku menyelesaikannya dengan kalian berkali-kali.”
Sebelumnya, masih pada bulan wafatnya Rasulullah saw. Beliau saw berpesan;
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا, فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ, عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ, وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ, فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةً ضَلاَلَةٌ
(رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ)
“Dan sesungguhnya siapa diantara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku da sunnah para khulafaaur rasyidin yang mendapatkan petunujk. Gigitlah sunnah tersebut dengan geraham kalian, dan hait-hatilah kalian dengan perkara yang diada-adakan, karena setiap bid’ah adalah sesat” (HR Tirmidzi)
Sidang Jum’at rahimakumullah !
Menghayati pesan-pesan terkahir dari baginda Nabi saw di akhir hayatnya tentu akan menambah kemuliaan dan semangat kita dalam beramal shaleh di bulan haram ini. Karena menghidupkan sunnah Rasulullah saw dengan memperbanyak shalawat kepadanya, menggebyarkan dzikrayat, ingatan tentang prestasi dakwanya dan bahkan mensosialisasikan syamail (keindahan jasmaniah) beliau saw adalah bentuk ibadah dan qurbah kepada Allah swt. Terlebih ketika dilakukan pada hari-hari asyhuril hurum. Semua itu betapa gamblang, mudah serta muhabbabah. Pada akhirnya akan memberi ketenangan dan insyirahu shudur , istinaaratil ‘uqul, waftitahi sabilin najah. Fii dunya wa as-sa’adati fiil akhirah. Laksana buah pohon ketakwaan yang ranum dan warna-warni. Makanan anjuran yang sehat dan lezat lagi di dunia, dan lebih spesial lagi di surga kelak. Allah ta’ala berfirman untuk di dunia;
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ٢ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.(2) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (3)”(QS at-Thalaq : 2 – 3)
Kemudian pada akhir ayat ke 4 dan ke 5 di surat At-thalaq. Firman Allah ta’ala;
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا ٤
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.”
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا ٥
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.”
Dan di Akhirat;
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ١٥ ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ مُحۡسِنِينَ ١٦
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air (15) sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan (16)” (QS adz-Dzariyat : 15-16)
بَارَكَ الله لِي وَ لَكُمْ بِالْقُرْآنَ العَظِيْمِ وَ نَفَعْنِيْ وَ إِيَّاكُمْ تِلَاوَتِهِ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَ حِيْن إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
الْحَمْدُ لِلّٰهِ حق حَمْده لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيه وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ. أَمَّا بَعْدُ فَا تقوالله فيما أمر من الإكثار بالاستغفار والصلاة على سيد البشر. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ و حَبِّبْ إلَينَا الإيمَانَ، وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوبِنَا، وَكَرِّهْ إلَينَا الكُفْرَ وَالفُسُوقَ وَالعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ والحمد لله رب العالمين