Pointer Khutbah Juma’t 1442 H (Seri 44)
Tema : Menggandakan Kesabaran Meraih Takwa
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA.
KHUTBAH I
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي مَنَّ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ بِشَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرِ الصَّبْرِ وَتَرْكِ الْمَعَاصِي أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْعَرْشِ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ الثَّقَلَيْن
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى إمَامٍ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِه الْعَظِيم
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ بِطَاعَتِه وَتَرَك الْمَعَاصِي بِكَامِل الصَّبْرِ والْمُصَابَرَة عَلَى الرِّبَاطِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُون
Kaum muslimin sidang Jumat rahimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah dapat menunaikan ibadah shalat Jumat pertama dalam suasana puasa Ramadhan. Bulan yang disebut dalam hadis Nabi sallallahu alaihi wasallam
وَهوَ شهرُ الصَّبرِ ، والصَّبرُ ثَوابُهُ الجنَّةُ
Ia (Ramadhan) adalah bulan kesabaran. Dan balasan kesabaran adalah sorga (HR Ahmad, an-Nasai, dan al-Bayhaqi).
Ibadah puasa merupakan jalan utama untuk meraih ketakwaan dengan korelasi la’allakum tattaqun (semoga kalian bertakwa). Allah Swt memberikan kesempatan kepada kita dan membuat tantangan.
Semoga kita mampu mengisi sebaik-baiknya kesempatan ini dan menjalani dengan sempurna tantangan yang ada. Jika kita menjalaninya sepenuh ketaatan dan keikhlasan insya Allah akan mengantarkan pada ketakwaan dengan raihan pahala yang tidak terhingga.
Tantangan yang Allah Swt sediakan adalah untuk menguatkan dan menggandakan kesabaran. Kesabaran yang paling menantang adalah mengendalikan hawa nafsu yang selalu menggoda.
Terdapat tiga hawa nafsu penggoda, yaitu:
- Nafsu amarah syaitoniyah yang selalu mendorong pada keburukan melakukan maksiat sampai pada tingkat pembangkangan (syaathinun) terhadap kehendak-kehendak Allah Swt.
- Nafsu bahimiyah yang mendorong manusia berbuat rakus baik finansial ekonomi maupun kekuasaan yang tentunya mengabaikan baik yang halal maupun yang haram, apalagi etika kepatutan.
- Nafsu sabu’iyah yang menggoda manusia untuk melakukan kejahatan ingin mengalahkan, menghancurkan, dan mengahabisi lawan atau yang dianggap musuhnya.
Semua hal tersebut menantang kesabaran dalam rangka menjauhi maksiat baik yang langsung kepada Allah Swt maupun maksiat terhadap sesama manusia.
Tantangan kesabaran yang kedua adalah bersabar dalam ketaatan kepada Allah Swt, berupa menjalani paket kewajiban, paket sunah-sunah yang dikuatkan, paket sunah-sunah yang mutlak sesuai dengan pilihan, ketaatan dalam menuntaskan perintah-perintah Allah Swt dan meneladani Rasulullah saw dalam rangka bersyukur atas karunia Allah Swt dan untuk mendapatkan mahabbah-Nya. Dalam hadits qudsi digambarkan bahwa “Seorang hamba tiada henti bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunah hingga Aku mencintainya.” (HR al-Bukhari)
Kesabaran lain yang harus dipenuhi adalah bersabar dalam menjalani ujian demi ujian dan musibah demi musibah. Atas kehendak Allah Swt dalam dua Ramadhan tahun lalu dan tahun ini, Allah Swt memberikan cobaan ketabahan pada kita semua. Covid-19 telah memapar ke seluruh dunia, dengan ribuan orang berjatuhan antara yang wafat dan sakit. Di antara mereka adalah saudara kita, guru kita, dan orang kesayangan kita. Semoga Allah Swt mengangkat penyakit dari saudara kita yang sakit serta menerima iman, Islam, dan mengampuni dosa-dosa mereka yang wafat dengan husnul khatimah. Allahumma Ammin.
Musibah wabah bukanlah musibah tunggal sebab secara langsung menimbulkan musibah- musibah lain. Apakah secara sosial yang menyulitkan komunikasi langsung secara fisik, sehingga harus diganti dengan komunikasi virtual serta diadakan pen-jarak-an sosial dan fisik sesuai protokol kesehatan dari WHO. Di antara anggota masyarakat yang tidak disiplin dengan protokol kesehatan dipaksa untuk mengakui bahwa covid-19 itu benar adanya.
Dampak secara ekonomi jelas sekali meskipun ada hikmahnya, tetapi banyak kesulitan yang ditimbulkan. Ekonomi menjadi melemah dan masih sulit untuk menggeliat. Hal itu menyebabkan angka pengangguran bertambah dan penghasilan mayoritas masyarakat merosot dan tertekan. Sehingga pemerintah harus mengambil langkah emergency berupa pengurangan pajak dan retribusi disertai program bantuan langsung tunai covid-19. Akibat langsung dari wabah ini bukan rahasia lagi bahwa utang negara yang diwakili oleh pemerintah dan BUMN telah mencapai angka ribuan triliun. Semoga saja kesulitan sosial baik dari segi kesehatan dan ekonomi tersebut tidak mendorong terjadinya krisis politik.
Di dalam Alquran Allah Swt menyebutkan tangga kesabaran menuju ketakwaan dan kebahagiaan, Allah berfirman,
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَٱتَّقُوا ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Wahai orang-orang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu memperoleh kemenangan yang membahagiakan.” (QS Ali Imran: 200)
Bahwa menjalani dan menggandakan kesabaran atas perintah Allah Swt tidak ada ruginya. Justru setidaknya terdapat dua manfaat dan keberkahan besar bersama atau di ujung kesabaran itu. Selain merupakan energi dalam berproses menuju kemenangan yang membahagiakan adalah juga menambah kekuatan orang beriman dalam mengatasi tantangan dan kesulitan. Allah Swt memberikan imbalan dan bonus bagi orang-orang yang sabar sebagaimana firman-Nya
إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar niscaya disempurnakan pahala mereka tanpa batas dan hitungan ” (QS Az-Zumar:10)
Juga firman-Nya:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS al-Baqarah: 155-157)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
إن الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
أَشْهَدُ أَنَّ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّ الرَّحْمَةِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِه وَمَن اتَّبَعَ الْهُدَى إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فأوصيكم وَنَفْسِي بِطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنْ اتَّقَى
إنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ اغْفِرْ للمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ .
وَاللهُمّ اكْشِفْ عَنَّا الْبَلاَء وَالوَبَاء وَالفِتَن وَالْمِحَن مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن مِنْ بِلاَدِنَا خاَصَّة وَمِنْ بُلْدَانِ الْعَالَم عَامَّة
رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . وَآخِر دَعْوَانَا أَن الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ