Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 89)
Tema : Mendukung PBB Memerangi Islamophobia
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ المجاهدين سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وجنوده وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ
:فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga yang terus tercurah kepada kita. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga hari akhir.
Ada satu hal yang sangat positif dan menggembirakan bagi kita terkait dengan pandangan dunia Barat terhadap Islam dan kaum muslimin. Barat, dalam hal ini Eropa dan Amerika, kita kenal sebagai pihak yang kurang bersahabat terhadap ajaran Islam. Sebagian besar kalangan mereka berpandangan bahwa ajaran Islam dan kaum Muslimin adalah satu ancaman besar yang membahayakan bagi kehidupan mereka. Sikap yang berlebihan seperti inilah yang disebut dengan Islamophobia. Namun justru pada tanggal 15 Maret 2022, PBB menetapkan tanggal tersebut sebagai hari Anti Islamophobia seluruh dunia. Melalui resolusi yang diajukan Pakistan dan mendapat dukungan dari mayoritas anggota PBB bahkan termasuk Rusia dan Tiongkok China.
Islamophobia adalah istilah kontroversial untuk menggambarkan rasa cemas dan takut terhadap Islam dan kaum muslimin secara tidak masuk akal dan tidak cerdas. Islamophobia yang diawali dari prasangka buruk yang melanda berbagai negeri, utamanya Barat yang materialistis, egois dan liberalis tidak lagi sebatas pada wacana namun sudah merambah pada sikap kebencian dan diskrimnasi terhadap Islam dan umatnya. Masih hangat di benak kita berbagai peristiwa yang menggambarkan hal itu. Misalnya pada tahun 1988 terbit novel ‘Ayat-Ayat Setan’ nya Salman Rusdi. Pada tahun 2001 terjadi penyerangan gedung World Trade Center di New York yang menjadi justifikasi bagi dunia Barat bahwa Islam dan kaum muslimin adalah momok besar yang menakutkan. Sejak peristiwa tersebut arus Islamophobia menjadi tidak terbendung dan menjalar ke seluruh dunia termasuk ke negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Namun Allah SWT adalah Dzat yang Maha Berkuasa dan sebaik-baik Pembela agama-Nya. Penetapan Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memutuskan tanggal 15 Maret sebagai hari internasional Anti Islamophobia menjadi bukti nyata ayat ini:
وَمَكَرُوْا وَمَكَرَ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ
“Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (QS Ali Imran: 54)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Masalah Islamophobia ini sebenarnya sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an jauh-jauh hari, saat Firaun dan para pembesarnya mengambil keputusan politik untuk membunuh Nabi Musa as Keputusan ini diambil karena perasaan takut yang berlebihan terhadap dakwah Nabi Musa as. Allah berfirman:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُوْنِيْٓ اَقْتُلْ مُوْسٰى وَلْيَدْعُ رَبَّه ۚاِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يُّبَدِّلَ دِيْنَكُمْ اَوْ اَنْ يُّظْهِرَ فِى الْاَرْضِ الْفَسَادَ
“Dan Fir‘aun berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.” (QS al-Mukmin: 26)
Demikan juga halnya saat Rasulullah saw mendakwahi kaumnya. Penolakan dan pengingkaran para pembesar kaum Quraisy juga dilandasi oleh rasa ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan. Pada saat Rasulullah saw mendakwahi mereka, Abu Lahab menolak dakwah sambil berkata: “Ya Muhammad celakalah engkau, hanya untuk masalah inikah (tauhid Allah dan tauhid rasul) engkau mengumpulkan kami? Sesungguhnya ini adalah urusan yang dibenci oleh para raja dan penguasa dan engkau akan diperangi oleh orang-orang Arab dan ‘Ajam.”
Dari prasangka dan ketakutan yang tidak berdasar inilah, akhirnya kaum kafir Quraisy menolak dakwah Islam, membenci, memusuhi, memerangi bahkan hendak membunuh Nabi saw. Merekapun membuat perencanaan untuk melakukan itu semua. Firman Allah Ta’ala,
وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya” (QS. Al-Anfal: 30)
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Ada dua sebab munculnya islamophobia, sebab ekternal dan internal. Sebab eksternal adalah sikap orang-orang Yahudi dan Nasrani yang tidak pernah suka dan redho terhadap ajaran Islam dan umatnya. Karena itulah mereka selalu mencari jalan untuk menggangu, menghambat bahkan menghilangkan ajaran Islam dari atas muka bumi ini. Di antaranya adalah dengan membangun image buruk tentang Islam dan kaum muslimin serta memberikan stigma sebagai radikal dan teroris. Allah SWT berfirman,
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah” (QS al-Baqarah: 120)
Dari ayat ini dapat diambil pelajaran bahwa:
- Kaum Muslimin tidak akan pernah mendapatkan keridhaan dari Yahudi dan Nasrani, kecuali mau kafir terhadap agama Islam dan mengikuti agama mereka yang batil. Hal ini tidak boleh dilakukan seorang Muslim, oleh karena itu meminta keridhaan Yahudi dan Nasrani hukumnya haram untuk selamanya.
- Tidak ada agama yang benar kecuali agama Islam. Maka tidak selayaknya untuk mencari agama selain Islam.
- Barangsiapa yang berwala’(berloyalitas) terhadap Yahudi dan Nasrani dengan mengikuti kebatilan mereka, akan kehilangan loyalitas dari Allah dan tidak akan mendapat pertolongan dari-Nya
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Sebab kedua munculnya Islamophobia adalah sebab internal dari dalam diri kaum muslimin itu sendiri. Segala hal yang buruk dan negatif yang muncul dalam kehidupan umat ini dijadikan pembenaran dan justifikasi untuk prasangka dan tuduhan bahwa ajaran Islam itu adalah agama inferior, tertutup dan dogmatis dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai yang dominan pada sebuah masyarakat khususnya masyarakat Barat. Masalah poligami yang tidak sesuai tuntunan syariat menyebabkan kehancuran rumah tangga diangkat dan dijadilan alasan bagi mereka untuk menuduh Islam adalah agama yang sewenang-wenang terhadap kaum wanita, kemiskinan dan kebodohan yang melanda sebagian umat Islam dijadikan dalil bahwa Islam itu agama primitif dan kuno, sikap konsisten dan taat beragama dikategorikan sebagai sikap intoleran dan radikal, banyaknya korupsi yang dilakukan pada pejabat yang beragama Islam dijadikan sebagai bukti bahwa ajaran Islam tidak mengajarkan etika dan peradaban, dan sebagainya.
Prasangka dan justifikasi seperti ini tidak relevan, salah dan keliru. Apa yang dilakukan oleh umat Islam dari perbagai perilaku buruk sesungguhnya tidak lah bisa dijadikan kesimpulan bahwa Islam itu adalah ajaran buruk, jahat dan tidak beradab. Harus dibedakan antara Dinul Islam sebagai ajaran hidup dan perilaku umatnya yang buruk. Pemahaman keduanya harus dibedakan karena Allah tidaklah sekali-kali mangajarkan keburukan, kejahatan dan kezaliman dalam agama-Nya ini. Maha Suci Allah dari apa yang mereka tuduhkan.
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Penetapan 15 Maret sebagai Hari Anti Islamophobia oleh Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) haruslah ditanggapi oleh kaum Muslimin seluruh dunia dengan sikap yang positif, mengingat hari-hari ini dunia dan berbagai negara baik di Barat atau Timur masih tetap kuat penyakit Islamophobia nya. Karena itu, selaku bagian dari umat ini, kita harus menunjukkan bahwa ajaran Islam bukanlah ancaman yang menakutkan bagi kehidupan masyarakat dunia. Kita berikan contoh-contoh konkritnya dengan kembali kepada ajaran Islam yang menyeluruh sebagai ajaran hidup dan mengambil contoh kepada kepribadian dan akhlak mulia Rasulullah saw.
Secara nama, bahasa dan symbol pun Islam adalah keselamatan dan kedamaian. Serta keberkahan. Islam berarti selamat. Simbol nya bisa kita artikan dari salam. Ucapan salam adalah symbol yang jelas berisikan doa untuk keselamatan, rahmat atau kasih sayang dan keberkahan. Dalam al-qur’an diterangkan;
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ
“dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam” (QS Al- anbiya : 107).
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Inilah saatnya kita menunjukkan kepada dunia bahwa ajaran Islam adalah rahmat bagi semesta alam dan kaum muslimin merupakan agen-agen penyebar kebaikan dan rahmat, Satu-satunya jalan untuk itu adalah kita mengaji dan mengkaji kembali agama kita secara benar dan menyeluruh. Selalu berusaha untuk tafaqquh fiddin secara konsisten dan sistematis. Tafaqquh fiddin adalah kewajiban seumur hidup yang harus dilakukan dan menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Firman Allah Ta’ala:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS at-Taubah: 122).
Dengan pemahaman agama yang tepat dan benar, maka seorang muslim tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kebaikan, apalagi melakukan perbuatan yang memberikan dampak phobia dan teror kepada orang lain. Bahkan sebaliknya, dia akan menjadi sumber kebaikan dan kebajikan bagi lingkungannya dimana dia berada. Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنهُ عن رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِهِمْ وَ أَمْوَالِهِمْ. (رواه النَّسَائِي)
“Dari Abu Hurayrah r.a, dari Rasulullah saw bersabda: “Muslim ialah orang yang semua orang Islam selamat dari kejahatan lisan dan tangannya dan mu’min ialah orang yang dipercayai manusia atas darah dan hartanya” (HR An-Nasai)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر