Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 103)
Tema : Mari Menabung untuk Kurban
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga hari akhir.
Saat ini kita berada di bulan mulia atau bulan haram. Lebih khusus lagi kita berada di hari-hari yang sangat istimewa. Yaitu sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah. Allah telah mengabadikan hari-hari istimewa ini dalam sumpahnya di Alquran,
وَالْفَجْرِ {1} وَلَيَالٍ عَشْرٍ {2} وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ {3} وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ
“Demi fajar. Demi malam yang sepuluh. Demi yang genap dan yang ganjil. Dan demi malam bila berlalu” (QS Al-Fajr 1-4)
Allah SWT. bersumpah dengan lima makhluk-Nya; bersumpah dengan waktu fajar, malam yang sepuluh, yang genap, yang ganjil dan malam ketika berlalu. Para ulama tafsir seperti Ibnu Abbas ra, Ibnu Zubair ra, Mujahid ra, As-Sudy ra, Al-Kalby ra menafsirkan maksud malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah bersumpah dengan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah karena keutamaan beribadah pada hari tersebut sebagaimana hadits Rasul saw,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنيِ أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tiada hari yang amal saleh di dalamnya lebih Allah cintai daripada hari-hari ini yaitu sepuluh hari Dzulhijjah. Para sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah? Rasulullah menjawab,” Tidak, tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali jika ia keluar dengan membawa jiwa dan hartanya tanpa ada yang kembali sedikitpun”. (HR al-Bukhari)
Amal saleh yang dimaksud oleh Nabi saw bersifat umum. Amal saleh apapun nilai dan pahalanya akan dilipatgandakan. Meskipun secara khusus terdapat amal saleh yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Di antaranya memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid, berpuasa sunnah khususnya puasa sunnah Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, shalat iedul adha pada tanggal 10 dzulhijjah, dan tentu saja berkurban.
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Terkait dengan berkurban, Nabi saw menyebutkan keutamaan dan keistimewaan ibadah kurban sebagai amal yang paling dicintai oleh Allah Swt.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّحْرِ عَمَلًا أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هِرَاقَةِ دَمٍ وَإِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَشْعَارِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ عَلَى الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
Dari Aisyah ra bahwa Nabi saw bersabda, “Tidak ada amal anak Adam di hari Nahr yang lebih dicintai Allah Azza wajalla daripada menumpahkan darah. Sesungguhnya kurban datang di hari kiamat dengan tanduk, kakinya dan bulunya. Dan sesungguhnya darah sampai kepada Allah Azza wajalla di suatu tempat sebelum jatuh ke tanah, maka hendaknya ia merasa nyaman dengannya.” (HR Ibnu Majah)
Bahkan rentang waktu untuk berkurban terbuka dan disunnahkan sampai hari-hari Tasyriq.
وكل أيام التشريق ذبح
“Seluruh hari Tasyriq adalah hari penyembelihan (kurban).” (HR Ahmad)
Di samping itu, beliau mewanti-wanti jangan termasuk kalangan yang beliau usir dari jamaah shalat umatnya karena keengganan berkurban.
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ، وَلَمْ يُضَحِّ، فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
“Barang siapa yang mempunyai keluasan rezeki dan tidak berkurban, maka jangan pernah mendekati tempat shalat kami.” (HR Ibnu Majah)
Untuk dapat menunaikan ibadah yang mulia ini (berkurban) tentu dibutuhkan niat yang mulia, usaha yang keras, tekad yang kuat, dan perencanaan yang baik. Tidak ada kata mustahil. Siapapun bisa menunaikan dan melakukannya. Barangkali kita masih ingat dengan kisah yang terjadi beberapa tahun lalu. Yaitu kisah Mbak Yati, seorang pemulung yang mampu berkurban dengan menyisihkan uangnya atau menabung selama tiga tahun.
Apa yang dilakukan Mbak Yati di atas yang menabung dan menyisihkan uangnya untuk kebaikan sejalan dengan contoh yang diberikan Nabi saw,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَبِيعُ نَخْلَ بَنِي النَّضِيرِ وَيَحْبِسُ لِأَهْلِهِ قُوتَ سَنَتِهِمْ
“Bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam menjual kurma Bani Nadlir dan menahan (menabung) makanan pokok untuk jatah keluarga beliau selama setahun.” (HR al-Bukhari, Abu Dawud, dan an-Nasai).
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Sungguh sebuah kisah yang dapat menjadi contoh dan motivasi bagi kita semua. Bila yang miskin saja mampu berkurban, apalagi yang kaya. Ternyata benar yang disebutkan oleh Nabi saw,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kaya itu bukanlah banyaknya harta. Namun kaya yang sebenarnya adalah kaya hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu apa yang didapat Mbak Yati setelah berkurban dari hasil tabungannya selama tiga tahun tersebut? Di samping apresiasi dan balasan di akhirat, iapun mendapat ganti di dunia. Menteri sosial saat itu, Dr Salim Segaf al-Jufri, tergugah dan terkesan dengan perbuatan Mbak Yati di mana meski hidup kekurangan, ia masih memiliki tekad untuk berbagi dengan orang lain dengan menyembelih hewan kurban. Beliau segera mendatangi Mbak Yati dan memberinya rumah di kampung halaman (Pasuruan). Benar sabda Nabi saw,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta,” (HR Muslim).
Karena itu, marilah menabung untuk berkurban. Niscaya niat tulus dan usaha yang mulia tersebut akan mendapat balasan terbaik di dunia dan akhirat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر