Makna Memperingati Hari Pahlawan Nasional

Pointer Khutbah Juma’t 1444 H (Seri 121)

Tema : Makna Memperingati Hari Pahlawan Nasional

Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA

إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

KHUTBAH I

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah swt atas nikmat dan rahmat-Nya terutama nikmat Iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah ke keharibaan suri tauladan manusia, Baginda Nabi Muhammad saw. Kepada seluruh keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya hingga hari pertanggungjawaban tiba.

Jamaah Jum’at rahimakumullah!

Indonesia mencatatkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. Suatu hari untuk mengenang jasa para pahlawan dan pejuang bangsa dalam meraih kemerdekaan dari penjajah. Banyak pejuang dan pahlawan yang gugur dalam menjaga kedaulatan negeri ini. Mereka rela berkorban nyawa karena penjajahan tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri keadilan. Sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea pertama.

Jasa para pahlawan dan pejuang yang gugur dalam meraih kemerdekaan, membela kebenaran dan keadilan perlu untuk kita maknai dan kita ambil pelajaran; sebagai seorang warga negara Indonesia dan masyarakat dunia yang berdiri tegak dan tegas menolak terhadap setiap kemungkaran. Termasuk di dalamnya adalah penindasan dan penjajahan. Gugurnya para pendahulu kita adalah sebuah sikap patriotik yang berani. Dan di sinilah kita pada hari ini berada dalam suasana merdeka dan bahagia yang patut kita syukuri.

Jamaah Jum’at rahimakumullah!

Terdapat satu nilai luhur yang perlu kita ambil dari para pahlawan Indonesia. Yaitu sikap berpikir, merencanakan, dan berbuat tidak semata untuk diri sendiri. Akan tetapi berbuat demi kemaslahatan banyak orang dengan kalangan yang lebih luas dan jangka waktu yang panjang. Para pahlawan tentu tidak berpikir meraih kemerdekaan hanya untuk saat itu atau untuk mereka saja. Akan tetapi pasti untuk kita sebagai generasi berikutnya dan generasi kelak yang akan datang setelah kita. Kontribusi dan manfaat yang diberikan para pahlawan adalah untuk banyak manusia sesuai dengan sabda Nabi saw,

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lainnya). (HR ath-Thabrani)

Gelar kepahlawanan pun bukanlah sebuah title yang disematkan sendiri kepada diri mereka. Namun ia merupakan sebuah penghormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka yang telah gugur membela tanah air. Pada pekan ini pun pemerintah menganugerahkan gelar kepahlawanan kepada beberapa tokoh bangsa. Lima orang tokoh yang memiliki andil besar dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia. Kita perlu memberikan tahniah dan selamat kepada seluruhnya yakni kepada keluarga dan institusi lembaga yang membesarkan kelima pahlawan tersebut.

Kelima tokoh tersebut ialah Dr. dr. HR Soeharto. Beliau turut andil dalam berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sempat menjabat berbagai posisi menteri pemerintahan masa Presiden Soekarno. Tokoh selanjutnya adalah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) paku Alam VIII, yang merupakan wakil gubernur pada masa pasca proklamasi kemerdekaan bersama dengan Gubernur pertama Daerah Istimewa Yogyakarta Hamengku Buwono IX. Selanjutnya adalah Haji Salahudin bin Talibuddin, seorang tokoh perjuangan politik melawan Belanda melalui Sarekat Islam (SI) asal Maluku Utara. Yang keempat adalah Dokter Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat. Beliau merupakan seorang dokter dan pejuang perlawanan terhadap Belanda yang diusulkan menjadi pahlawan oleh Pemprov Kalimantan Barat bersama dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Yang berikutnya adalah KH. Ahmad Sanusi dari Jawa Barat, seorang kiai yang juga merupakan anggota dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). KH Ahmad Sanusi merupakan tokoh pendiri dari Persatuan Umat Islam (PUI). Pada masa penjajahan beliau sempat menjadi tahanan Belanda karena terlibat dalam upaya perlawanan terhadap penjajah.

Demikian hal tersebut menjadi bukti yang menegaskan bahwa rahim masyarakat Indonesia belum kering dari para putra putri yang melahirkan kepahlawanan. Selamat dan tahniah kepada seluruh keluarga dan keturunan mererka berikut organisasi yang bersangkutan dengan kelima tokoh pahlawan kita.

Jamaah Jum’at rahimakumullah!

Dua dari lima tokoh yang baru dianugerahi gelar pahlawan adalah seorang tokoh pemuka Agama Islam, seorang kiyai. Dan banyak lagi dari para pahlawan nasional Indonesia juga yang merupakan sosok alim ulama. Ini menjadi bukti bahwa secara spiritual, ke-kiayi-an lebih menyemangati untuk memposisikan orang pada kepahlawanan dengan kemaslahatan umum; jauh dari radikalisme dan eksklusifisme. Semakin benar kekiayian seseorang, akan semakin jauh dari sifat eksklusifitas dan radikalitas. Hal ini juga membuktikan bahwa ketika seseorang makin bagus secara spiritual dan moral hingga diakui sebagai seorang kiayi, maka ia akan semakin dekat dengan semangat pengorbanan.

Selanjutnya sebagai bentuk apresiasi dari Allah, para pahlawan yang telah gugur karena berjuang membela kebenaran dan mencari ridha-Nya, pada hakikatnya mereka tidak mati. Akan tetapi mereka hidup dengan mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki. (QS Ali Imran: 170).

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita hidayah taufiq-Nya agar kita bisa menjadikan para pahlawan bangsa ini sebagai bentuk keteladanan dalam membela kebenaran dan melawan kebatilan. Sehingga kita mampu dan bisa dengan izin-Nya menjaga negara yang kita cintai Indonesia. Dan semoga Allah SWT merahmati dan mengampuni para pahlawan yang telah gugur serta para pendahulu kita yang telah tiada.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً

اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Unduh File PDF