Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 98)
Tema : Landasan yang Kokoh untuk Mengarungi Kehidupan
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ المجاهدين سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وجنوده وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia. Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga hari akhir.
Ramadhan telah berlalu dengan segala kebaikan yang terdapat di dalamnya. Kehadiran Ramadhan harus menjadi energi dan kekuatan yang bisa menjadi bekal bagi setiap muslim untuk mengarungi kehidupan yang penuh dengan ujian dan tantangan. Syawwal dan bulan-bulan berikutnya menjadi ajang pembuktian.
Bila seorang muslim memiliki energi yang kuat dan landasan yang kokoh, niscaya ia akan bisa menghadapi setiap persoalan dengan baik, seberat apapun persoalan tersebut. Karena itu, menginternasalisasikan nilai dan energi Ramadhan menjadi sangat penting.
Syeikh Ahmad Rasyid dalam kitab al-Munthalaq menyebutkan bahwa dalam hidup ini manusia akan selalu dihadapkan pada dua tarikan: tarikan iman dan tarikan setan. Bila tarikan setan mengajak kepada cinta dunia sehingga membuat manusia lalai, berleha-leha, dan jauh dari agama, maka tarikan iman mengajak manusia untuk mendekat kepada Allah, dakwah, dan berorientasi akhirat. Inilah pijakan dan landasan yang kokoh dalam hidup. Karena itu, penguatan iman menjadi agenda utama para sahabat Nabi saw. Di antaranya dengan selalu menjaga kehidupan berjamaah dalam nuansa iman. Muadz bin Jabal ra misalnya berkata,
إجْلِس بِنَا نُؤمْنُ سَاعَة
Marilah kita duduk sejenak untuk menguatkan iman.
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Penguatan iman dalam nuansa berjamaah inilah yang didapat oleh hamba di bulan Ramadhan. Itu yang harus terus dijaga dan dirawat untuk memastikan selamat. Pasalnya iman manusia berada dalam kondisi fluktuatif. Kadang naik dan kadang turun.
الإِيْمَانُ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ، يَزِيْدُ بِالطَّاعَةِ وَيَنْقُصُ بِالمَعْصِيَةِ
Iman itu dinamis, dapat bertambah dan berkurang. Bertambah karena ketaatan kepada Allah dan berkurang karena kemaksiatan.
Konsisten dalam beribadah, menuntut ilmu, membaca sirah Nabi dan salaf yang saleh, serta menjaga lingkungan persahabatan adalah sejumlah cara yang sangat penting diperhatikan untuk merawat iman dan hati. Ini adalah bagian dari cara melembutkan hati (ar-raqa’iq).
Bila pondasi telah kuat dan hati telah terisi dengan iman, bukan berarti jalan menjadi lapang tidak lagi terjal. Sebaliknya, onak dan duri pasti akan tetap dihadapi karena memang demikian tabiat jalan kehidupan dunia ini. Apalagi bila ingin mendapatkan kenikmatan abadi di surga. Nabi saw bersabda,
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, dan neraka itu dikelilingi hal-hal yang menyenangkan. (HR Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad).
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Hal-hal yang tidak menyenangkan itulah yang kerapkali menjadi hambatan (al-awa’iq) dalam perjalanan. Karena itu, dalam kondisi demikian yang dibutuhkan adalah kesungguhan untuk memberikan perhatian dan komitmen terhadap rambu-rambu yang telah Allah tetapkan. Siapa yang berjalan dengan mematuhi rambu Allah ia akan selamat. Namun sebaliknya, siapa yang abai terhadap rambu tersebut lalu lebih mengikuti hawa nafsu dan keinginannya, ia akan celaka.
Selanjutnya terdapat tiga hal penting dalam menentukan arah perjalanan (al-masar): (1) kemampuan berinteraksi secara baik dengan lingkungan luar; (2) kemampuan menata kondisi internal; (3) kemampuan mengembangkan diri pribadi dengan nilai-nilai iman, akhlak, dan pengetahuan. Pasalnya, kesalehan menjadi satu keniscayaan untuk mendapatkan kemenangan. Abu Darda ra berkata,
أيُّهَا النَّاس عَمَلٌ صَالِح قَبْلَ الْغَزْو فَإنّمَا تُقَاتِلُونَ بأعْمَالِكُم
Wahai manusia, hendaknya kalian beramal saleh sebelum berperang. Sebab, kalian hanya bisa berjuang dengan amal kalian.
Tanpa ketaatan dan kesalehan, mustahil kemenangan dan pertolongan dapat diraih. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita agar konsisten dalam menjaga iman.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر