Khutbah Jum’at MA’RIFATUR RASUL; MANUSIA MEMBUTUHKAN KEBERADAAN RASUL

MAKRIFATUR RASUL:

MANUSIA MEMBUTUHKAN KEBERADAAN RASUL

oleh (KH DR Surahman Hidayat MA) SCC Pusat

No Seri: 211/09/2024

 

إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ الغُرِّ المُحَجَّلِينَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وأحْبَابِه وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ».

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

KHUTBAH I

Jamaah Jum’at rahimakumullah

 

Alhamduillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur hanya milik Allah Swt yang telah memberikan banyak nikmat dan rahmat-Nya kepada kita. Terutama nikmat Iman, Islam, dan Ihsan. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan umat manusia, baginda Nabi Muhammad saw, kepada seluruh keluarga, para sahabat, serta seluruh ummatnya hingga akhir zaman.

 

Manusia terlahir dalam kondisi fitrah. Itulah yang Nabi saw tegaskan dalam sabda beliau,

 

 ما مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ 

Tidak ada yang dilahirkan kecuali di atas fitrah.  Lalu kedua orang tuanya menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR Bukhari dan Muslim)

 

Selama manusia merawat dan memenuhi tuntutan fitrahnya dengan baik, niscaya ia akan selamat dan bahagia dunia dan akhirat. Karena itu, Allah Swt saat meminta manusia untuk tetap berada dalam landasan fitrah yang Allah gariskan, tidak menyimpang darinya. Allah befirman,

 

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ۝٣٠

 

Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS ar-Rum: 30)

 

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Fitrah itulah yang mengantarkan manusia secara sadar atau tidak, langsung ataupun tidak langsung untuk mengakui keberadaan Tuhan Sang Pencipta. Meskipun secara lahiriah lisannya tidak mengakui adanya Tuhan dan menyatakan diri sebagai atheis, tetap saja hati dan fitrahnya tidak bisa dibohongi. Dari lubuk hati yang paling dalam, ia pasti mengakui keberadaan Tuhan. Fitrah itu yang mengantarkan manusia untuk cenderung mencari, mengabdi, dan menghambakan diri kepada-Nya. Serta fitrah itu pula yang membuat manusia ingin hidup secara teratur dalam sebuah tatanan yang baik dan indah.

 

Namun kesadaran akan keberadaan Tuhan, kecenderungan untuk mengabdi kepada-Nya, serta keinginan untuk hidup teratur masih dalam wujud yang abstrak dan teoritis. Agar lebih aplikatif, jelas, dan konkret dibutuhkan kehadiran sosok manusia yang dapat menjelaskan, membimbing dan mencontohkan secara teknis. Karena itulah, Allah menghadirkan sosok nabi dan rasul sebagai guru, pembimbing, dan teladan bagi umat manusia.

 

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٣١

 

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali Imran: 31)

 

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Keberadaan sosok nabi dan rasul menjadi wasilah bagi manusia untuk dapat mengenal Tuhan secara jelas dan tepat sekaligus memperkenalkan kepada mereka tuntunan hidup yang menjadi jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Dari sanalah manusia baru bisa beribadah dan menyembah Allah secara benar; bukan berdasar asumsi dan hayalan belaka. Namun berdasar bimbingan sosok yang sengaja diutus oleh Allah untuk menjadi “penyelamat” mereka.

 

وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ ۝٢٥

 

Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku (QS al-Anbiya: 25)

 

Bayangkan bila kehidupan manusia jauh dari bimbingan para nabi dan rasul mulia tersebut. Dapat dipastikan kehidupan manusia akan menjadi sangat gelap, nista, dan seperti binatang. Bahkan lebih sesat daripada binatang.

 

Mereka akan menjadi manusia yang rakus terhadap dunia dengan menghalalkan segala cara. Mereka akan tega membunuh dan menumpahkan darah hanya karena alasan materi, kekuasaan, dan secuil dunia. Mereka juga akan menjadi hamba yang diperbudak oleh nafsu dan syahwat dengan memperturutkan nafsu biologis dan birahi secara liar seperti yang saat ini terjadi di berbagai tempat.

 

Dari sana dapat dipahami betapa kehadiran rasul dan ajarannya sangat dibutuhkan. Bahkan kebutuhan manusia  terhadap rasul melebihi dari kebutuhan manusia terhadap makan dan minum. Pasalnya, kebutuhan makan dan minum hanya untuk menjaga kehidupannya di dunia. Adapun kebutuhan terhadap rasul dan ajarannya adalah untuk kelangsungan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

 

Oleh sebab itu, kita harus bersyukur kepada Allah yang telah megutus sejumlah nabi dan rasul untuk membimbing umat manusia. Terlebih yang diutus untuk kita adalah rasul dan manusia terbaik, Nabi Muhammad saw. Sudah sepantasnya kita memperbanyak salawat kepada beliau. Sebab, beliau adalah pintu dan wasilah keselamatan.

 

Dalam riwayat disebutkan bahwa tatkala nabi Adam a.s menyesali perbuatannya yang telah terbujuk rayuan iblis, Nabi Adam as segera bertaubat kepada Allah Swt. Beliau meminta ampun dengan menyebut nama Nabi Muhammad saw sebagai wasilah. Singkatnya, Nabi Adam berhasil mendapat ampunan Allah Swt berkat tawasul yang ia lakukan kepada nabi Muhammad ini. Allah Swt membenarkan Nabi Adam dan menerima taubat beliau.

 

Riwayat tersebut selain disebutkan oleh Imam al-Hakim, ia juga diriwayatkan oleh beberapa ulama lain seperti Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Khashaish an-Nubuwwah, Imam al-Qashthalani dalam Syarh al-Mawahib ad-Diniyyah, dan Imam as-Subki dalam kitab Syifa’u as-Saqam.

 

Semoga salawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau.

 

Mudah-mudahan taufik dan inayah Allah membersamai kita semua.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH II

 

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وشَمَاتة الأعْداَء وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً،

اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Unduh File PDF