KHUTBAH IDUL ADHA 1446 H : PELAJARAN DARI BERKURBAN

KHUTBAH IEDUL ADHA1446 H

PELAJARAN DARI BERKURBAN

(KEPATUHAN, AKHLAK, DAN UKHUWAH)

Oleh

 (KH DR Surahman Hidayat MA) SCC Pusat

Mukadimah

الله أكْبر ٩× لاَ إله إلاَّ الله وَالله أكْبر. اللهُ أكبر وَلِلّهِ الْحَمْد.

 لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَغَلبَ حِزْبَه وَهَزَمَ الاَحْزَابَ

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ اِلَّا اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُون

أشْهَدُ انْ لاَ إله إلاَّ الله لَهُ الْمُلْكُ وَلَه الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئْ قَدِير وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

رَحْمَةً لِلْعَالَمِين. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْن عَبْد اللَّه وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاه إلَى يَوْمِ لِقَاءِ مَوْلاَه. أَمَّا بَعْدُ فاُوصِيكم وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ فِى السِّرّ وَالْعَلَن فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُون

Jamaah shalat Iedul adha rahimakumullah!

Pada hari yang mulia ini seluruh umat Islam di seluruh dunia memperingati hari raya Idul Adha atau hari raya qurban. Kita bertakbir membesarkan dan mengagungkan nama Allah karena hanya Dia yang layak diagungkan dan dibesarkan. Sementara kita kecil, lemah, dan tidak berdaya tanpa pertolongan-Nya.

 

Inilah hari raya besar (al-iedul kabir); hari raya haji, dan hari raya penyembelihan kurban (iedul adha wa iedil qurban). Di pagi ini kita mengagungkan syiar shalat iedul adha yang akan dilanjutkan dengan rangkaian pemotongan dan pembagian daging hewan kurban (bahimatil an’am) berupa unta, sapi, kerbau, kambing atau domba sesuai persyaratan udhiyah dan ketentuan waktunya. Yaitu dimulai dari usai shalat sunnah jama’ah iedil adha sampai dengan waktu asar hari tasyriq tanggal 13 Dzulhijjah.

 

Nabi saw sendiri selalu berkurban setiap tahun. Dari Anas bin Malik ra  bahwa beliau berkata,

ضحَّى رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ بكبشَيْنِ أقرنيْنِ أمْلَحَيْنِ أحَدِهمَا عَنْهُ وعَنْ أهْلِ بَيتِه وَالآخَرِ عَنهُ وَعَمَّن لَم يُضَحِّ من أمَّتِه

 

Rasulullah saw berkurban dengan dua domba gemuk yang bertanduk salah satunya untuk diri beliau dan keluarganya dan yang lain untuk orang-orang yang tidak berqurban dari umatnya” (HR Ibnu Majah)

 

Itulah yang beliau lakukan pada saat berada di hari raya iedul adha. Itu pula yang dilakukan oleh para sahabat dan salafunasalih. Karena memang Nabi saw bersabda,

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا (الترمذي)

 

“Tidak ada amalan yang dilakukan oleh manusia pada hari penyembelihan (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah selain daripada mengucurkan darah (hewan kurban) karena sesungguhnya, ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi. Maka, hendaknya kalian merasa nyaman dengan berkurban!” (HR at-Tirmidzi)

 

Bahkan dalam sebuah riwayat Nabi saw mengancam mereka yang tidak mau berkurban padahal memiliki kelapangan rezeki.,

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

 

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa mempunyai kelapangan rezeki sedang ia tak mau berkurban, maka jangan sekali-kali ia mendekati tempat shalat ied kami” (HR Ibnu Majah)

 

Mengapa berkurban demikian ditekankan? Tentu yang diinginkan bukan hanya sekedar menumpahkan darah dan menyembelihnya. Tetapi di balik itu ada sejumlah hikmah dan pelajaran besar yang bisa dijadikan sebagai bekal.

 

Allahu Akbar 3X Walillahil hamd.

Jamaah Shalat Iedul Adha yang berbahagia

 

Di antara sekian banyak hikmah dan pelajaran dari berkurban adalah:

 

Pelajaran ketaatan dan kepatuhan

Ibrahim telah berhasil lulus dalam ujian yang Allah berikan. Beliau telah mempersembahkan sesuatu yang paling dicintai, anaknya sendiri yang telah dinantikan sejak lama. Saat usia Ibrahim as 86 tahun, Ismail putranya lahir. Namun saat baru tumbuh besar, saat mulai kuat, dan saat bisa diajak berjalan bersamanya, datang perintah Allah. Sang anak yang dicintainya itu harus disembelih. Apakah beliau merasa ragu? Apakah beliau ingkar dan tak percaya? Apa beliau mencari takwil dan tafsiran yang lain karena hanya dalam bentuk mimpi? Ternyata tidak. Beliau mengerjakan perintah Allah tersebut dengan penuh ketundukan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt,

 

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

 

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya, “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab, “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (QS Ibrahim: 131)

 

Nabi Ibrahim as mengerjakan perintah Allah dengan penuh ketundukan. Dan apa hasilnya? Ternyata Allah memberikan kejutan.  Ibrahim as tidak pernah menduga bahwa sang putra, Ismail as, yang beliau sembelih berubah menjadi kambing kibasy sebagai hadiah dari Allah Swt.

 

Hal yang sama juga terjadi pada nabi-nabi yang lain. Nuh as yang diperintah membuat kapal dan itu menjadi tertawaan kaumnya tidak pernah menduga bahwa kapal itulah yang akan menyelamatkan dirinya dari banjir besar. Musa as yang diperintah untuk memukul tongkat tidak pernah menduga bahwa hal itu bisa membelah lautan dengan ijin Allah dan menyelamatkannya dari kejaran Firaun.

Jadi intinya ketika manusia sudah tunduk dan patuh kepada Allah, bersiap-siaplah menerima kejutan dari Allah Swt. Bersiap-siaplah hadiah dan ganjaran besar dari-Nya, entah itu balasan di dunia, terlebih balasan di akhirat nanti.

 

Allahu Akbar 3X Walillahil hamd.

Jamaah Shalat Iedul Adha yang berbahagia

 

Pelajaran adab dan akhlak

Dari peristiwa pengorbanan Ibrahim as dan Ismail as kita juga mendapatkan pelajaran adab dan akhlak. Pelajaran adab dari ayah dan anak saat mereka melaksanakan perintah Allah. Mereka tidak hanya sekedar menunjukkan ketaatan dan ketundukan kepada Allah. Namun ketundukan tersebut dihiasi dengan ahlak yang mulia. Lihatlah bagaimana seorang Ibrahim as berbicara kepada anaknya dan lihatlah bagaimana jawaban Ismail as.

 

فلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى

قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

 

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Wahai ananda anakku aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Wahai ayahanda, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS ash-Shaffat: 102)

 

Betapa Ibrahim sangat mencintai anaknya dan sangat menghargainya dengan mengajaknya berbicara dan meminta pendapatnya. Beliau berbicara kepada anaknya dengan bahasa yang santun dan penuh adab. Sehingga ketika anak diajarkan adab, cara berbicara yang baik, kasih sayang, dan diajarkan untuk menghargai, maka hasilnya terlihat. Anak itupun menjadi anak yang berbakti dan demikian tawaduk. Anak yang dididik dengan akhlak akan menjadi anak yang berakhlak. Anak yang dididik dengan taat akan menjadi anak yang taat. Anak yang dididik dengan kekerasan akan menjadi nakal dst.

 

Allahu Akbar 3X Walillahil hamd.

Jamaah Shalat Iedul Adha yang berbahagia

 

Selanjutnya adalah pelajaran ukhuwah dan solidaritas

Di dalamnya tampak ukhuwah dan solidaritas antar sesama manusia. Islam mengajarkan kita untuk mencintai sesama manusia apalagi saudara seiman. Islam mengajarkan kita untuk tidak memiliki penyakit hati, tidak ego dan tidak memikirkan diri sendiri. Syiar yang diajarkan Islam adalah

 

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” (HR  ath-Thabrani)

 

Kalau ini dilakukan insya Allah kesenjangan tidak akan terjadi. Karena itu pembagian udhiyyah menurut fuqaha adalah untuk diri dan keluarga, lalu untuk karib kerabat dan fakir miskin.

فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

Maka makanlah sebahagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir (QS al-Hajj: 28)

 

Begitulah kehidupan seorang muslim. Ia tidak hanya hidup untuk diri dan keluarganya. Bukanlah ajaran Islam kalau seseorang makan sendiri, di mana meja makannya dipenuhi makanan nikmat dan minuman segar,  memakai pakaian baru, sementara tetangga, karib, atau sahabatnya kelaparan, tidak punya makanan. Dalam sebuah riwayat disebutkan,

مَا آمَنَ بِيْ مَنْ بَاتَ شَبْعَانً وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمْ بِهِ

 

“Tidak beriman kepadaku orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya kelaparan di sisinya, dan dia tahu.” (HR ath-Thabarani dan al-Bazzar)

 

Kalau itu yang dilakukan berarti kita telah menunaikan fungsi harta, fungsi hidup, fungsi keimanan dan keislaman kita sesuai dengan kemampan. Ini sekaligus menunjukkan loyalitas kita kepada Islam.

 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ وباَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 Disambung dengan doa

_________________________

Khutbah    II

(bagi yang mempraktekkan dua khutbah ied)

اللَّهُ أَكْبَرُ 7x   لاَ إلهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اَللّٰهُمَّ اكْشِفْ الغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْفَعَ الْبَلَاءَ عَنْ غَزَّةَ وَأَهْلِهَا، وَأَنْ تَنْصُرَهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ، وَأَنْ تَرْحَمَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنْ عِبَادِكَ، وَأَنْ تَكْشِفَ الْغُمَّةَ عَنْ أُمَّتِنَا. اَللّٰهُمَّ عَافِنَا وَالْطُفْ بِنَا وَاحْفَظْنَا وَانْصُرْنَا وَفَرِِّجْ عَنَّا وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اكْفِنَا وَإِيَّاهُمْ جَمِيْعًا شَرَّ مَصَائِبِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Unduh File PDF