Pointer Khutbah Gerhana1442 H (Seri 49)
Penulis : KH. Iman Santoso, Lc, MEI.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ، أَحْمَدُهُ – جلَّ شأنه – خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ، وَكلٌّ فِي فَلَكٍ يُسْبَحُوْنَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ.والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah, untuk kesekian kalinya sepanjang usia kita diberi kesempatan hidup di dunia, Allah memperlihatkan kebesarannya dengan gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Kali ini kita saksikan gerhana bulan, di pertengahan bulan syawwal, pasca umat Islam menjalankan ibadah Ramadhan dan masih dalam suasana pandemi Covid-19. Dan juga di tengah kezhaliman zionisme Israel terhadap umat Islam di Palestina. Semoga gerhana ini benar-benar menyadarkan manusia yang masih lalai dalam kehidupannya akan kebesaran Allah, akan jati dirinya dan kehidupannya.
Banyak sebab yang membuat manusia lalai, diantaranya; kecintaan terhadap dunia yang berlebihan, kesibukan dengan urusan dunia, rutinitas kehidupan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan yang berakibat melalaikan kebesaran Allah. Dan diantara faktor terbesar yang membuat manusia lalai adalah lemahnya keyakinan terhadap kehidupan akherat bahkan tidak beriman sama sekali. Pola hidup materialis inilah yang mendominasi kehidupan umat manusia. Dan jika tidak waspada, umat Islam juga akan terbawa arus. Demikian banyak ayat-ayat atau tanda kebesaran Allah, tetapi jika manusia lalai, maka mereka akan berpaling dan tidak memberikan pelajaran yang berarti. Allah berfirman:
وَكَأَيِّنْ مِنْ آيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ
“Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya” (QS Yusuf 105)
Tiga Dimensi Pelajaran dari Gerhana
Gerhana baik bulan maupun matahari, memberikan pelajaran dan hikmah yang banyak bagi umat manusia secara umum dan umat Islam secara khusus. Sebagaimana langit dan bumi serta isinya, diciptakan untuk kepentingan manusia, maka terjadinya Gerhana juga untuk kebaikan dan kepentingan manusia, ada tiga dimensi pelajaran dari Gerhana
Pelajaran Keimanan (Darsun Imani)
Gerhana sejatinya harus memberi pelajaran keimanan bagi manusia dan umat Islam, bahwa langit dan bumi dengan segala isinya dan dengan segala keteraturannya tidak mungkin berjalan sendiri, tetapi ada yang menjalankanya. Allah Rabbul ‘alamin, Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta, di dalamnya ada bulan dan matahari, Allah Ta’ala mengatur peredaran matahari dan bulan dengan sangat cermat. Di antara pengaturan Allah, bahwa Allah menutup sinar matahari dan bulan ketika terjadi gerhana. Dan bagi Allah itu sangatlah mudah. Gerhana disebut ayat-ayat Allah atau tanda-tanda kebesaran Allah.
Selama kita hidup sudah banyak melewati gerhana ini, apakah terjadinya gerhana ini, kita semakin yakin akan kekuasaan Allah dan tanda-tanda kebesarannya, semakin mengokohkan keimanan kita kepada Allah, semakin menyadari kelemahan diri kita dan semakin berupaya untuk mendekat pada Allah ? Semoga ini yang terjadi pada kita semua.
Matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, dan keduanya mengalami gerhana, sehingga gerhana juga bagian dari kekuasaan Allah, bukan karena kematian seseorang atau kehidupannya. Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa membuat gerhana matahari dan bulan, Allah Ta’ala juga Maha Kuasa atas segalanya, Maha Kuasa membuat Tsunami di Asia yang menghancurkan sebagian wilayah di Asia. Allah Maha Kuasa membuat virus Covid-19 yang membuat takut dan menjadi salah satu penyebab kematian manusia.
Gerhana juga salah satu bukti bahwa alam semesta mengalami kerusakan dan ini menunjukkan bahwa dunia sudah tua dan sedang menuju kerusakannya. Bahkan diantara tanda terjadinya Kiamat Besar, sebagaimana disebutkan riwayat adalah adanya Gerhana di Barat, Timur dan Jazirah Arab.
Dan kerusakan yang terjadi di alam semesta ini, sebab utamanya karena tangan-tangan manusia, karena kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Allah Ta’ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) “(QS Ar-Ruum 41)
Rasulullah saw bersabda,
« إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا » ثُمَّ قَالَ: «يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ، يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا»
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang tidak juga karena kelahiran, jika melihat itu maka berdoalah kepada Allahtakbir dan sholat serta sedekah”. Kemudian Rasul melanjutkan,” wahai umat Muhammad, demi Allah ! tidak ada satupun yang lebih cemburu melebihi Allah, jika seseorang hamba lelaki atau perempuan berzina, wahai umat Muhammad ! Demi Allah kalau engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit tertawa dan bamyak menangis” (HR Bukhari)
Oleh karena ketika terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun matahari, adalah saat yang tepat untuk memperbanyak taubat dan istighfaar memohon ampun atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.
Pelajaran Ilmiah (Darsun Ilmi)
Secara ilmu gerhana adalah fenomena alam atas kebesaran Allah yang bisa dipelajari secara ilmu pengetahuan. `Gerhana bulan terjadi karena posisi bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalang oleh bumi. Sehingga fenomena ini dapat menjadi sarana pembelajaran ilmiah bagi umat Islam dan bebas dari mitos dan keyakinan yang salah. Alam semesta sebagai laboratorium besar hendaknya menjadi sarana ilmiah bagi riset ilmu pengetahuan yang akan menguatkan nilai keimanan. Karena keimanan dan keilmuan dalam Islam adalah sejalan dan sinergis saling menguatkan. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran 190-191).
Dalam ayat ini sangat jelas bahwa sifat utama Ulul Albab (orang yang cerdas) adalah mereka yang senantiasa berdzikir dan berfikir. Dzikir sebagai bentuk keimanan yang kuat kepada Allah dan berfikir sebagai sarana untuk menguatkan ilmu sebagai pondasi iman dan amal. Sehingga iman, ilmu dan amal adalah trilogi bagi umat Islam untuk meraih kemajuan, kejayaan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Berfikir obyeknya adalah ayat-ayat Allah dan ciptaan Allah. Islam mendorong umat Islam untuk mendalami ilmu, melakukan riset dan penelitian terhadap fenomena alam, baik alam makro, mikro maupun terkait manusia itu sendiri. Islam tidak pernah mendikotomikan ilmu agama dan ilmu umum dan keimanan.
Terkait alam mikro (mikrokosmos) salah satunya adalah virus, maka umat Islam harus menguasai ilmu virus (virologi), apalagi virus yang menimbulkan pandemic seperti Covid-19 ini yang berdampak luas pada umat manusia secara umum dan umat Islam secara khusus. Pengentahuan tentang Covid-19 dan variannya sangat penting, untuk memberi solusi bagi umat manusia bagaimana cara menghentikan atau meminimalisasi penularannya. Dan hal yang terkait dengan virus, seperti obat untuk pencegahan, vaksin dan lainnya.
Pelajaran Amaliah (Darsun Amali)
Amal adalah buah dari keimanan dan ilmu, dan pelajaran amal yang pertama dari Rasulullah saw ketika umat Islam melihat gerhana untuk mendekatkan diri pada Allah dengan sholat dan berdoa. Rasulullah saw bersabda:
عن الْمُغِيرَةِ بْنَ شُعْبَةَ رضي الله عنه قَالَ انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ
Dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra, berkata, ”Terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah saw. saat kematian Ibrahim”. Rasulullah saw. bersabda, ”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, gerhana Matahari dan Bulan terjadi bukan karena kematian seseorang dan tidak karena kelahiran seseorang. Ketika kalian melihatnya, maka berdo’alah pada Allah dan shalatlah sampai selesai.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Amal berikutnya yang dianjurkan juga ketika terjadi gerhana, adalah sedekah, dan memperbanyak takbir. Amal-amal ini intinya sebagai refleksi dan buah dari keimanan kepada Allah. Semakin kokoh imannya, maka semakin berkualitas amalnya, karena dilandasi juga oleh ilmu. Realitas ini menunjukkan bahwa Islam adalah diin amali, agama aplikatif bukan agama teori. Islam menodorong umat Islam untuk melakukan amal sholeh di semua lapangan amal.
Aspek amal inilah problem utama umat Islam, amal umat Islam masih kalah dari amal non muslim. Sehingga umat Islam di dunia Islam masih dibawah kendali bangsa barat dan Timur. Oleh karenanya umat Islam harus didorong terus unuk beramal sholeh. Amal sholeh ini memberikan nilai beda dan memberikan keunggulan. Amal-amal sholeh yang harus dilakukan adalah aml sholeh yang komprehensif, seperti; amal ta’abudi (amal terkait ibadah kepada Allah), amal ‘aily (aktifitas keluarga), amal ijtima’i (aktifitas social), amal iqtishadi kasabi (aktifitas ekonomi mencari nafkah), amal siyasi (aktifitas politik) dan amal da’awi jihadi (aktifitas dakwah perjuangan). Jika umat Islam melakukan amal sholeh yang komprehensif tersebut, maka akan terjadi peningkatan kualitas dan keunggulan di semua bidang. Allah ta’ala berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” (QS Ali Imran 110).
Umat Islam disebut umat terbaik ketika melakukan aktifitas amal dakwah dan perjuangan.
وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”.
Arahan ayat ini sangat jelas, bahwa derajat seseorang atau suatu kaum ditentukan oleh amal yang dilakukan.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، أَيُّهَا النَاسُ، عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ،
اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَاجْمَعْ كَلِمَاتِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ
اللَّهُمَّ أَفْرِغْ فِي قُلٌوْبِهِمْ صَبْرًا، يَا إِلَهَ الْحَقُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
اللَّهُمَّ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، اللَّهُمَّ مَزِّقْ صُفُوْفَهُمْ، وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، وَمَزِّقْهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ، يَا عَزِيْزُ ذُو انْتِقَامٍ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اللَّهُمَّ ارْحَمْ نِسَائَهُمْ وَصِبْيَانَ هُمْ، اللَّهُمَّ ارْحَمْ ضُعَفَاءَ هُمْ، اللَّهُمَّ دَاوِ جَرْحَهُمْ وَاشْفِ مَرْضَاهُمْ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ