Pointer Khutbah Juma’t 1443 H (Seri 81)
Tema : Kesesatan yang Harus Ditolak
Penulis : KH. Dr. Surahman Hidayat, MA
إنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفرهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنُعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّه فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِل فَلاَ هَادِي لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إلَهَ إلاّ اللّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى حَبِيْبِنَا وَحَبِيْبِ رَبِّ العالمَيْنَ إمامِ المتقين وقَائدِ المجاهدين سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وأنصاره وجنوده وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمّا بَعْدُ».
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Khutbah I
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Alhamdulillah senantiasa kita ucapkan atas seluruh nikmat-Nya yang tercurah kepada kita. Khususnya nikmat iman dan hidayah sehingga kita dibimbing untuk keluar dari gelapnya kesesatan menuju terangnya cahaya Islam. Semoga Allah tetapkan kita dalam iman hingga akhir hayat.
Belakangan ini muncul sejumlah statemen atau pernyataan menyesatkan yang tersebar di masyarakat. Statemen yang mengarah kepada sikap lancang dan kurang adab. Terutama kepada Allah dan Rasulullah saw. Tentu saja statemen semacam itu sangat jauh dari nilai-nilai iman. Bahkan ia cenderung menyerang Islam melalui pelecehan dan penghinaan terhadap “Arab”.
Di antaranya, pernyataan bahwa “Allah bukan orang Arab.” Sungguh sangat memperihatinkan. Bagaimana mungkin Allah diposisikan seperti manusia dan dinisbatkan kepada sebuah bangsa. Padahal Dia yang menciptakan seluruh manusia dan seluruh bangsa. Sangat benar bunyi firman Allah,
وَمَا قَدَرُوا ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَٱلْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطْوِيَّٰتٌ بِيَمِينِهِۦ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS az-Zumar: 67).
Allah menutup ayat di atas dengan “Mahasuci Tuhan dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.” Artinya perbuatan yang melecehkan dan menghinakan Allah mengantar pelakunya kepada syirik. Kalau tidak bertobat, maka akan berada dalam bahaya besar. Na’udzu billah.
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Kesesatan lainnya adalah pernyataan yang berbunyi bahwa “bangsa Arab tidak memiliki peradaban dan tidak memiliki tokoh intelektual.” Pernyataan ini sebenarnya sama dengan mempertontonkan kebodohan penuturnya. Karena sangat bertentangan dengan fakta sejarah.
Tidak bisa disangkal bahwa penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa Alquran, bahasa ibadah, dan bahasa penduduk sorga menunjukkan kemuliaan dan ketinggiannya. Siapa yang memuliakannya, ia akan ikut mulia. Namun sebaliknya, siapa yang menghinakannya, maka ia juga hina. Sampai saat ini bahasa Arab pun diakui oleh dunia sebagai salah satu bahasa resmi PBB.
Di sisi lain dengan tegas Allah menyebutkan posisi bahasa Arab dalam Alquran. Allah befirman,
وَكَذَٰلِكَ أَنزَلْنَٰهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ ٱلْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا
Demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (QS Thaha: 113)
Jadi bahasa Arab dipilih oleh Allah sebagai bahasa Alquran dengan berbagai rahasia dan pelajaran yang terdapat di dalamnya dengan tujuan agar manusia menjadi orang bertakwa. Dengan kata lain, Alquran yang berbahasa Arab itu mengantar pada takwa. Maka, siapa yang melecehkan, ia jauh dari sifat takwa.
Dalam satu riwayat disebutkan,
أَحِبُّوا الْعَرَبَ لِثَلَاثٍ: لِأَنِّي عَرَبِيٌّ وَالْقُرْآنَ عَرَبِيٌّ وَكَلَامَ أَهْلِ الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ
“Cintailah orang Arab karena tiga hal; Karena aku adalah orang Arab, Al-Qur’an itu berbahasa Arab dan ucapan penduduk sorga adalah Bahasa Arab”. (HR. Hakim, Thabarani dan Baihaqi).
Maka, siapa yang memuliakan bahasa Arab berarti ia mengikuti sunnah dan tuntunan Nabi saw. Sedangkan siapa yang mengikuti tuntunan Nabi saw, insya Allah ia akan mendapatkan ridha dan syafaat beliau di hari kiamat. Tidak mungkin syafaat beliau diberikan kepada orang yang melecehkan dan menghinakan sunnah beliau dengan melecehkan bangsa Arab, Nabi saw dan Alquran.
Di samping itu, salam umat Islam seperti yang diajarkan Nabi saw juga memergunakan bahasa Arab. Yaitu salam yang intinya saling mendoakan keselamatan, rahmat, dan keberkahan. Ditegaskan oleh Alquran bahwa siapapun yang mengucapkan salam yang berbahasa Arab itu, ia layak dihormati dan dimuliakan.
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ اَلْقٰى اِلَيْكُمُ السَّلٰامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا
“Janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan ”salam” kepadamu, ‘Kamu bukan seorang yang beriman.’ (QS an-Nisa: 94).
Jamaah Jum’at rahimakumullah
Selanjutnya, sebagai muslim kita dituntut mempelajari dan memahami Alquran dan Sunnah. Untuk memahaminya tentu dengan bahasa Arab. Maka, menjadi salah bila ada yang mengatakan bahwa bukan zamannya menerjemahkan bahasa Arab. Sebab selama Alquran sebagai sumber ilmu dan landasan hukum Islam memergunakan bahasa Arab, maka membaca dan menerjemahkannya termasuk bagian dari ibadah yang mendapat pahala. Keperluan dan kebutuhan menerjemahkan Alquran dari bahasa aslinya (bahasa Arab) ke dalam bahasa lain menjadi sebuah keniscayaan.
Lalu bila dikatakan bahwa Islam yang asli bukan turun dan berkembang di Arab, maka di manakah ia turun dan berkembang? Fakta yang tidak bisa dibantah bahwa Alquran turun di Arab dengan bahasa Arab kepada orang Arab dan disebarkan oleh bangsa Arab. Merekalah yang selama berabad-abad menjaga asholah (orisinalitas) Islam; bukan Islam lokal yang bersumber dari fanatisme kedaerahan dan kesukuan.
Demikian sejumlah kemungkaran dan kesesatan yang harus diluruskan dan dihentikan. Dengan begitu kita bisa mengharap rahmat Allah dan syafaat Rasulullah saw.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ تِلاَوَتَه فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِين إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. واسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً،
اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ الْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر