Keharusan Jujur Dan Adil Dalam Pemilu

 

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Taala.

Pemungutan suara tinggal menghitung hari. Semua mata di negeri ini tertuju padanya, karena memang hal ini berkaitan dengan kepemimpinan yang tentunya akan sangat besar pengaruhnya bagi perjalanan bangsa kedepan. Tentu semua kita menginginkan  pemungutan suara berjalan lancar, aman dan sukses dan yang lebih penting lagi adalah menghasilkan kepemimpinan yang berkualitas dan Amanah sehingga dapat membawa bangsa ini menjadi negeri seperti yang Allah katakan ‘Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur’.

Kaum muslimin jamaah shalat jumat yang dimuliakan Allah taala

Ada dua kosa kata yang sangat akrab disebut dalam pemilu, bahkan dia ditetapkan sebagai asas pemilu di negara kita, yaitu jujur dan adil, dikenal dengan istilah jurdil. Menghadirkan pemilu sebagaimana yang kita harapkan sebelumnya sesungguhnya dapat dimulai dengan menegakkan prinsip jurdil bagi semua pihak yang terlibat dalam pemilu. Itu artinya, siapapun yang terlibat dalam pemilu, baik dia sebagai penyelenggara, kontestan maupun para pemilih, semua memiliki tanggungjawab yang sama untuk mewujudkan hal ini.

Jujur adalah sifat mulia yang seharusnya sudah menjadi karakter dasar seorang muslim. Lawan dari jujur adalah dusta. Maka, jika jujur sangat diperintahkan, dusta sangat dikecam dan karenanya harus dijauhi;

Rasulullah saw bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” (Muttafaq alaih)

Begitupun sifat adil, adalah sifat yang sangat mulia, dia pun menjadi salah satu standar ketakwaan seseorang. Karenanya kita diperintahkan untuk memiliki sifat ini. Lawannya adalah sifat zalim yang harus dijauhi, bahkan Allah memperingatkan dalam Al-Quran, janganlah kebencian kita pada satu pihak membuat kita tidak adil atau bersikap zalim.

وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ

“Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah..” (QS. Al Maidah: 8)

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Melalui mimbar Jumat yang mulia ini kami mengingatkan bahwa agenda pemilu yang akan kita selenggarakan adalah agenda besar yang sangat menentukan arah perjalanan bangsa kita kedepan. Karena itu, jika hal ini disikapi dengan niat yang Ikhlas mencari ridha Allah dan kemaslahatan bersama, lalu menghadirkan sikap terpuji, di antaranya adalah jujur dan adil, maka insyaAllah hal ini menjadi ladang pahala yang sangat besar. Namun jika sebaliknya, diapun menjadi kemunkaran yang sangat besar.

Kepada penyelenggara pemilu yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah, baik dari tingkat nasional sampai kelurahan hingga RT, tunaikan amanah ini sebaik-baiknya. Hadirkan sikap jujur dan adil, juga profesional dalam melaksanakan tugas, maka kebaikan yang besar akan anda dapatkan. Jangan sekali-kali tergiur dengan tawaran untuk berbuat curang, manipulasi, khianat dan zalim, betapapun besarnya tawaran tersebut. Karena jika hal itu anda lakukan, anda bukan hanya membuat kerusakan bagi diri anda sendiri, tapi anda ikut andil bagi akibat kerusakan yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sungguh tak sebanding dengan keuntungan sesaat yang anda dapatkan. Bahkan seandainya anda selamat dari jeratan hukum, yakinilah Allah tidak pernah lalai dari kezaliman yang dilakukan oleh orang-orang zalim

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ (سورة  إبراهيم: 42)

“Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang diperbuat orang-orang zalim.” (QS. Ibrahim: 42)

Demikian pula halnya kepada para kontestan pemilu, baik calon yang akan dipilih maupun para pengusungnya, harus menghadirkan sikap jujur dan adil. Rakyat akan menilai siapa yang jujur dan adil dalam hal ini dan akan memberikan simpati. Hadirkan niat yang kuat ingin berkhidmat kepada masyarakat bangsa dan negara melalui jalur politik. Maka pahala besar menanti.

Sebaliknya jangan sampai demi meraih suara sebanyak-banyaknya seseorang melakukan berbagai tindakan tercela; Dusta, janji palsu, manipulasi suara, kongkalikong dengan petugas pemilu dan lain-lain. Sadarilah, jabatan yang kita dapatkan dengan cara-cara kotor, dia hanya akan menjadi sumber penyesalan dan celaka bagi hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Rasulullah saw bersabda terkait jabatan dan kepemimpinan;

وإنَّهَا أَمَانَةُ، وإنَّهَا يَومَ القِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إلَّا مَن أَخَذَهَا بحَقِّهَا، وَأَدَّى الذي عليه فِيهَا.

“Dia adalah Amanah, dan dia di hari kiamat dapat menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali yang mendapatkannya dengan cara yang haq dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya.” (HR. Muslim)

Begitu pula bagi Masyarakat umum yang memberikan suara, pun mereka dituntut untuk jujur dan adil. Hendaknya pilihan mereka kepada calon pemimpin dan wakil rakyat lahir dari sikap jujur, obyektif dan rasional dan tentu saja harus dilandasi dengan nilai keimanan. Jangan sekali-kali pilihan ditentukan oleh seberapa besar keuntungan yang dia dapatkan atau karena pemberian yang telah dia terima, bukan pula oleh janji manis dan berbagai iming-iming. Masyarakat jangan hanya menginginkan pemimpin yang adil, jujur, amanah dan bertanggungjawab, namun mereka saat memilih pemimpinnya tidak adil, tidak jujur dan tidak bertanggungjawab. Sering kita saksikan orang-orang yang menyesali pilihannya dalam pemilu-pemilu sebelumnya, karena dahulu saat memilih tidak teliti dan tidak bertanggungjawab.

InsyaAllah, dengan menghadirkan asas jurdil bagi semua pihak, kita berharap pemilu akan berjalan dengan baik, aman dan menghasilakn pemimpin atau wakil rakyat yang berkualitas. Semoga Allah berkahi negeri kita dan jadikan sebagai negeri yang sejahteri dan mendapatkan ridha Allah; Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur.

Unduh File PDF